“Bagaimana, jika aku ternyata menyukaimu?”
Pertanyaan tiba-tiba yang keluar dari mulut mungil istrinya membuat Yoshi mengembangkan senyuman tampan di wajah rupawannya.
“Itu urusanmu, bukan urusanku!” sahut Yoshi datar.
Mendadak perasaan berbunga sebelumnya, kembali tandus dalam jiwa Jessy saat ini.
“Apa kamu lupa? Kita hanya sedang mengambil keuntungan dalam kontrak kerja sama kita!” Yoshi menggigit cuping telinga istrinya tanpa melukainya. Jessy melenguh perlahan dan sekuat tenaga menahan rintihan. “Aku cukup puas dengan pelayananmu sebagai istriku, sedangkan kamu— aku sudah membantumu mendapatkan Grup Wang-mu kembali!”
“Jangan berharap lebih padaku, aku sudah mengatakan sebelumnya, bukan? Diantara kita— jangan pernah ada perasaan saling jatuh cinta!”
Sakit rasanya mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut Yoshi saat ini. Lidah memang tidak bertulang. Tapi, ucapan yang keluar terasa seperti sembilu bagi Jessy. Dia tidak lagi ingin memperpanjang pembahasan.
“Heh– aku lupa… Aku h