“Bagaimana, jika aku ternyata menyukaimu?”Pertanyaan tiba-tiba yang keluar dari mulut mungil istrinya membuat Yoshi mengembangkan senyuman tampan di wajah rupawannya.“Itu urusanmu, bukan urusanku!” sahut Yoshi datar.Mendadak perasaan berbunga sebelumnya, kembali tandus dalam jiwa Jessy saat ini.“Apa kamu lupa? Kita hanya sedang mengambil keuntungan dalam kontrak kerja sama kita!” Yoshi menggigit cuping telinga istrinya tanpa melukainya. Jessy melenguh perlahan dan sekuat tenaga menahan rintihan. “Aku cukup puas dengan pelayananmu sebagai istriku, sedangkan kamu— aku sudah membantumu mendapatkan Grup Wang-mu kembali!”“Jangan berharap lebih padaku, aku sudah mengatakan sebelumnya, bukan? Diantara kita— jangan pernah ada perasaan saling jatuh cinta!”Sakit rasanya mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut Yoshi saat ini. Lidah memang tidak bertulang. Tapi, ucapan yang keluar terasa seperti sembilu bagi Jessy. Dia tidak lagi ingin memperpanjang pembahasan.“Heh– aku lupa… Aku h
Hari ini Jessy dan Yoshi berangkat bekerja bersama, Jessy sempat mengeluh dan mengkhawatirkan rumor yang mungkin akan muncul setelah keduanya kedapatan datang bersama. Sayangnya, Yoshi tidak peduli, pria arogan itu tetap saja memaksa istrinya untuk pergi bersama. Semakin lama, sikap Yoshi semakin membuat Jessy dilema.“Uncle~”Yoshi mendongak cepat menatap ke arah asal suara. “Cheilla? Ngapain kamu kesini?”Saat tengah bekerja, Yoshi dikejutkan dengan kedatangan salah satu keponakan kesayangannya.“Issh, bukannya sambut aku, malah keliatan kayak gak suka aku kesini!”Keponakan Yoshi itu merutuk cepat dan tanpa basa-basi duduk di pangkuan Yoshi yang tengah berkutat dengan berkasnya.“Cheillaaa~” Yoshi berbalik protes pada keponakan kesayangannya.“Uncle jahaaat!”“Aku jahat gimana coba?” rutuk Yoshi setengah kesal. “Bagaimana bisa kamu seperti ini di kantor!” Yoshi mendadak risih dengan kelakuan manja keponakannya.“Uncle tidak biasanya menolakku!” Cheilla bersedekap tangan menunjukan
“Memangnya kenapa? Selama ini kita selalu saling membantu satu sama lain. Apa sekarang Uncle memiliki seseorang yang membuat Uncle takut untuk membantuku?”Yoshi mendadak diam, sekilas dia bisa melihat sekelebat refleksi wajah istrinya. “Tidak, Uncle hanya tidak suka berpura-pura dan bertingkah konyol hanya karena ingin memutuskan perjodohan kamu saja.”“Ya sudah– toh ini tidak akan lama, jika pria itu pintar, dia pasti mengerti dan dia tidak akan lagi menggangguku!” Cheilla mengembangkan senyuman dan bangkit dari kursinya. Gadis itu kini mulai berani kembali duduk di pangkuan paman kecilnya. “Satu hal lagi, Uncle tidak boleh memiliki wanita lain selain aku!”Mendadak Yoshi menelan ludahnya serat atas tindakan Cheilla yang makin kesini makin kesitu. Gadis itu merangkulkan kedua tangan di bahu pamannya, berkata lirih menunjukan sikap melebihi hubungan paman dan keponakan.“Oke… Oke… Sekarang, kesayangan Uncle– kamu turun dan duduk patuh di sofa ya… Uncle banyak kerjaan!” Yoshi segera m
Waktu bergulir dengan sangat cepat, tak terasa hari sudah menjelang malam. Di ruang Presdir KGTech, Cheilla merentangkan tangannya. Dia juga membawa pekerjaan dan menyelesaikannya disana. “Uncleee!”Gadis itu dengan cepat merengek dan mendekati pamannya. “Ayo kita pulang dan bersiap!”“Hm…” Yoshi masih tetap sibuk dengan laptop dan berkasnya, dia bahkan tidak sempat menatap keponakannya itu.“Uncle!!” Cheilla yang manja itu tidak suka mendapatkan perlakuan dingin dari keluarganya. Yoshi tersentak dan mendongak menatap Cheilla yang sudah berkacak pinggang di hadapannya. “Jangan pernah bersikap dingin di hadapanku!”Yoshi menundukan wajah dan terkekeh kemudian. “Kamu lagi datang bulan, ya?”Cheilla hanya mencebik lirih kemudian dia menatap ponselnya. “Malam ini kita akan pergi menuju Restoran xxx. Mami bilang pria itu ada disana!”“Haish!” Yoshi membuang nafas sangat panjang menunjukan dia begitu terpaksa saat ini. Cheilla begitu senang dan menjulurkan lidahnya, dengan cepat gadis itu m
Restoran xxx, pusat kota B.Jessy dan juga teman sekaligus asisten pribadinya sudah tiba di restoran yang mereka pilih sebelumnya. Tanpa Jessy duga, suaminya juga ternyata memilih resto yang sama.“Ck, aku sebenarnya tidak ingin mengatakan bahwa jodoh itu selalu bertemu!” cibir Karin pada Jessy setelah melihat keberadaan Yoshi dengan keponakannya. “Tapi– bagaimana bisa semua ini terlihat begitu kebetulan yang seolah terencana!”“Heh,” helaan nafas Jessy membuat Karin menatapnya dengan ekspresi kebingungan.“Apa perasaanmu sebagai istrinya, melihat suami bersama wanita lain dengan mesra seperti itu?” Karin tetaplah Karin, dia paling senang menggoda sahabatnya, terlepas apa godaannya itu menyakitkan atau tidak.“Biasa saja!” Jessy menyuap makanannya dengan susah payah agar tidak mencurigakan.“Hi ilih! Aku tahu kamu sedang berbohong! Hahaha…” Karin kembali tergelak dengan kebohongan Jessy yang jelas terbaca di netranya.“Sebal! Aku malas traktir jadinya!” rutuk Jessy mengancam sahabatny
Kedua pria dewasa itu saling berjabat tangan. Qi menatap lekat ke arah Yoshi, terlihat keduanya seolah tengah menabur api di lahan kering. Baik Qi juga Yoshi, mereka saling tatap dengan sorot mata yang tajam. Aura yang terasa di sekitar semakin membuat tengkuk leher dan punggung kita merinding saat ini juga. Memang benar, keduanya belum pernah bertatapan secara langsung seperti sekarang, wajar jika keduanya tidak saling mengenal dekat.Micheilla Kaviandra adalah putri kedua pasangan Keano Kaviandra dengan Fellycia Park, juga cucu kedua dari Tuan Besar Keenan. Dia memiliki saudara kembar yang tak lain kakaknya, Michell Kaviandra. Micheilla juga merupakan founder dari perusahaan besar MK. Ltd yang bergerak di bidang fashion. Selain itu, Cheilla juga diberi kuasa tambahan mengelola KGroup non teknologi atau lebih dikenal dengan sebutan KGrup Sektor K, dimana kawasan tersebut merupakan pusat manufacturing KGrup yang memonopoli pasar dari bahan baku hingga bahan jadi.Bo Qi Tan sendiri mer
Taman kota, Kota B.Jessy dan sahabatnya memang keluar restoran lebih dulu dari Yoshi. Tanpa diduga sebelumnya, Karin menerima panggilan dari kekasihnya. Itu alasannya saat ini Jessy berada di taman sendirian. Wanita itu tengah menikmati pemandangan yang gemerlap dengan lampu yang menerangi kota, biasnya terefleksi dengan indah di permukaan air sungai di hadapannya. Tanpa ingin melakukan apapun, Jessy hanya senang melihat pemandangan cantik di depan matanya.“Ternyata kamu disini!”Jessy menoleh segera ke arah suara yang sangat dikenalnya. “Sayang?”Wajahnya terlihat menjelaskan betapa terkejutnya dia atas kedatangan suaminya yang bak jelangkung itu.“Terkejut, hah?” Yoshi mendekat dengan wajah merah padamnya. “Mengapa kamu tidak bisa aku hubungi?!” Emosi Yoshi semakin menjadi, sedangkan istrinya dalam mode freeze dan kebingungan saat ini.“Oh, ya?” Jessy lekas tersadar dan memeriksa ponselnya. “Ah–” Jessy terlihat bodoh, dia menunjukan sederet gigi putih rapinya di depan Yoshi. “Pons
Kediaman Besar Adyatama Kedua.Di waktu yang sama, Qi yang tengah merasa sangat kesal, dia memekik memanggil seseorang di sebuah kediaman besar. “Lunaaa!”Seorang wanita yang sudah tidak muda, tapi tetap cantik paripurna keluar dari sarangnya. Wanita itu berkacak pinggang di depan kakak sepupunya. “Ngapain lu kesini? Berisik pula, gak sopan!!”“Kamu yang tidak memiliki kesopanan pada Kakakmu!” cibir Qi kesal menunggu adik sepupu kesayangannya di bawah tangga.“Makan cakue pake sambel tomat!”“Cakeeep!”“Gue bodo amat!”“Bangcaaad!”Qi menjitak kepala Luna, wanita itu terkekeh dan membawa tamunya ke ruang tengah.“Mana suamimu?”“Kamu datang cuma mau cari suamiku?”“Enggak juga sih– kamu tahu gak?”“Enggak!”Ingin rasanya Qi memasukkan Luna ke dalam karung dan menghanyutkannya ke Samudera Hindia dan hipotermia di lautan Antartika.“Barusan aku ketemu wanita dari Kaviandra Klan,” sambung Qi duduk di sofa setelah mereka sampai di ruang keluarga. “Uncle bilang dia ingin menggabungkan peru