“Enggak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi Bu Lisa. Tapi tetap saja enggak bisa dianggap enteng. Untuk sementara waktu, Bu Lisa sebaiknya istirahat yang cukup dan perhatikan asupan makannya.”
Aku merespons dengan anggukan kecil, berbeda dengan suamiku yang sejak tadi tampak khawatir. Entah khawatir secara tulus atau berupaya menutupi banyak hal yang ingin dia sembunyikan. Aku memilih mengikuti permainan mereka sebelum menyiram bensin di atas bara yang dihidupkan secara sengaja.
“Terima kasih, Dokter. Akan saya pastikan jika istri saya mendapatkan istirahat dan perawatan terbaik,” kata Mas Hanung dengan penuh perhatian. Baik dokter juga perawat yang datang berkunjung memeriksa keadaanku, tampaknya ada sorot kagum jatuh pada sosok pria yang duduk di sampingku ini. Yang menggenggam tanganku dengan eratnya seolah keadaanku sangat membuatnya khawatir.
Mereka percaya begitu saja, seakan-akan ... Mas Hanung adalah suami yang sangat mencin