Malam hari, pukul tujuh malam. Bryan bersiap-siap hendak ke rumah sakit. Kini gilirannya malam ini untuk menjaga Nina di rumah sakit, menggantikan mertuanya yang sudah menginap kemarin malam.
Saat Bryan hendak meninggalkan rumah, Brianna yang melihat dari ruang tengah langsung berlari menghampiri sang ayah dan menahannya untuk tidak pergi.
“Papa mau ke mana?” tanya Brianna.
Bryan menoleh. “Papa… Papa mau jalan sebentar.”
Brianna memeluk perut Bryan, menahan agar ayahnya itu tidak pergi. “Jangan pergi, Pa. Kita kan belum makan malam bareng.”
Bryan memasang senyum tipisnya kemudian menundukkan badan agar sejajar dengan Brianna. “Kamu makan bareng sama adik-adik kamu saja ya,” ujar Bryan seraya mengelus pipi anak pertamanya itu. “Pergi ke dapur sana. Bi Ilis sudah buatin makan malam untuk kalian.”
Brianna memasang wajah cemberutn