Tanpa mendengarkan rintihan Nada, Dokter Candra tiba-tiba saja langsung membungkam mulut Nada dengan bibirnya. Dilumat nya bibir kenyal dan lembut berwarna merah alami milik Nada, disesapnya, lalu dia jilati seluruh permukaan bibir Nada dan juga menjilati seluruh rongga mulut gadis itu yang paling dalam.
“Mmpphh, le … lepas!” Nada meronta tertahan, berusaha sebisa mungkin supaya Dokter Candra mau melepaskan ciumannya, tapi pria itu tetap bersikeras menciumi bibir Nada dengan penuh nafsu.
Sluurpp! Cckk! Cckk!
Suara sesapan dan decakan khas orang berciuman terdengar sangat jelas memenuhi ruangan yang sepi tersebut. Nada terus memberontak, membuang wajahnya dari Dokter Candra. Namun, pria itu terus nekat menciumi bibir Nada, bahkan dia juga mencengkeram kedua pipi Nada dengan sangat kuat.
“Aku nggak akan pernah melepaskan kamu, Nada. Aku sudah lama menunggu momen ini.” Dokter Candra tertawa menakutkan.
“Lepas, ahhh!” Nada meraup oksigen sebanyak mungkin, ketika Dokter Candra melepaskan c