Beranda / Romansa / Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+ / 40. Dicum-bui Dokter Sialan Itu Lagi

Share

40. Dicum-bui Dokter Sialan Itu Lagi

Penulis: Callista_ Ivan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 20:33:44

“Nada, kamu sudah siap?”

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan Daffa yang masuk ke dalam kamar dengan tubuh yang sudah terbalut pakaian teramat rapi.

Nada yang semula masih asyik menatap pantulan dirinya di depan cermin, kini refleks menoleh. Ia terpana, melihat Daffa yang sangat tampan dan segar sore ini. Sungguh jauh berbeda dengan sosok Daffa yang dulu pertama kali dilihatnya saat sedang sakit.

“Sudah, Tuan.” Nada mengangguk pelan, karena ia memang sudah siap. Ia juga sudah mengenakan pakaian yang tadi diberikan oleh Daffa untuknya.

“Astaga, kenapa panggil Tuan lagi? Bukankah aku sudah menyuruh kamu untuk memanggil nama saja?” Daffa berjalan mendekat. Pria itu berdiri di hadapan Nada dengan melipat kedua tangan di depan dada, sembari alis matanya terangkat naik.

“Masih mau manggil tuan lagi?” tanya Daffa dengan suara datar, Nadanya sangat dingin.

“Ah, ma … maaf, Tuan. Ehh, Daffa.” Nada gugup dan buru-buru meralat ucapannya.

“Hmm, ya sudah. Sekarang ayo kita berangkat ke rumah sakit.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   55. Cairan Itu Membuatku Marah

    Daffa duduk berjongkok di hadapan Nada, memandangi wajah gadis itu yang tampak damai namun lelah. Kedamaian itu palsu, pikirnya. Kedamaian yang terpaksa. Tangannya gemetar saat perlahan ia menyibakkan rambut panjang Nada yang menutupi sebagian wajahnya."Nada..." bisiknya, suaranya serak, hampir tak keluar.Daffa merasakan bara amarah di dalam dirinya perlahan digantikan oleh rasa bersalah. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mampu melindungi gadis itu sebelumnya.“Kamu aman sekarang. Aku di sini," katanya pelan, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Nada yang masih tak sadarkan diri.Pandangan Daffa kemudian tertuju pada kedua payudara Nada yang terbuka. Terlihat sangat besar dan bebas, menggantung begitu saja tanpa ada yang menutupi atau menyangga nya. Puting nya juga tampak keras, membuat Daffa tau bahwa tadi payudara dan puting gadis itu sudah dijamah dan disedot dengan liar oleh Gio.“Gio brengsek!” geram Daffa yang kembali dibuat kesal, membayangkan apa yang tadi

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   54. Mengganggu Orang Lagi Nyusu Saja

    Brakk!Suara gebrakan keras memecah keheningan yang mencekam di rumah tua itu. Gio yang sebelumnya sibuk menyusu dari payudara jumbo Nada dan sedang asyik menggesek gesek memew Nada dari balik celana dalam gadis itu, kini langsung terkejut ketika telinganya mendengar suara yang sangat mengganggu tersebut.Refleks ia pun segera mengangkat wajahnya dari toket jumbo Nada, dan menarik tangan dari celah memew gadis itu yang kini hanya terlindung dari balik kain segitiga tipis yang masih mencetak jelas keindahan meki tembam milik Nada.“Sial! Suara apa itu?” geram Gio bersungut-sungut.Pria itu pun segera bangkit dari sofa aneh tersebut dengan napasnya yang tersengal-sengal. Tangannya pun buru-buru mematikan rekaman ponselnya dengan gemetar. Tatapannya liar, mencoba mencari sumber suara itu.“Astaga! Siapa itu?” gumamnya, suaranya penuh kecemasan.Merasa penasaran, Gio pun cepat-cepat keluar untuk melihat apa yang terjadi. Namun, Gio baru saja melangkahkan kaki menuju pintu kamar tua itu ke

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   53. Pingsan Pun Masih Menggairahkan

    Merasa geram, Gio pun lantas menampar wajah Nada dengan sangat keras. Hingga telapak tangannya kini bahkan terasa memanas dan sedikit berdenyut akibat aksinya tadi.Bruk!Nada yang merasa kesakitan setelah tamparan dari Gio, kini merasakan dunianya gelap. Gadis itu pun jatuh pingsan tepat di lantai, di bawah tubuh Gio.“Astaga! Apa yang sudah aku lakukan?”Melihat itu, Gio pun mendadak panik. Ia tak menyangka jika tamparannya tadi akan membuat Nada sampai jatuh pingsan seperti ini. Pria itu panik dan buru-buru bangkit dari tubuh Nada. Ia berdecak kesal, seraya mengacak-acak rambut nya yang berantakan.“Sialan! Kenapa dia malah pingsan? Bagaimana aku bisa enak-enak kalau dia nggak sadarkan diri?” Gio meremas rambutnya dengan kesal.Ia pun segera mendekati Nada dan duduk berlutut di samping tubuh gadis itu. Ditepuknya pipi Nada perlahan, lalu dia buka kedua kelopak mata Nada secara bergantian.“Nada bangun, hey! Jangan pingsan di sini! Ayo puaskan aku dulu!” ujar Gio seraya menepuk-nepu

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   52. Puaskan Gurumu Ini

    “Pak Gio, lepaskan saya! Jauh jauh dari saya!” Tubuh Nada meronta-ronta. Kakinya menendang-nendang, dan tangannya berusaha untuk memukuli pria itu, karena kini Pak Gio terus berusaha memeluknya dengan erat.“Kamu teriak saja sesuka hati kamu, Nada. Aku justru suka mendengar teriakan kamu ini. Terdengar sangat merdu seperti desahan cewek-cewek jalang di telinga. Persis seperti cewek-cewek binal yang lagi merengek minta digenjot, minta di ewe. Hahaha!” Gio tertawa puas dan seolah penuh kemenangan. Kata-katanya terdengar sangat meremehkan Nada.“Apa sebenarnya kamu memang sedang ingin di ewe, Nada? Tapi kamu pasti hanya malu untuk mengatakannya kan? Haha, nggak usah malu begitu. Rileks aja kalau sama aku. Aku akan memuaskan mu, dan kamu juga akan memuaskan aku. Kita akan sama-sama saling memuaskan oke?” Gio hendak mengulurkan tangannya untuk meremas payudara Nada yang menggemaskan. Rasanya ia ingin sekali meremas benda bulat kenyal yang besar itu, tapi Nada segera menepisnya dengan cepat

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   51. Disekap Untuk Memuaskan

    Nada membeku. Guru yang tadi siang ia lihat bersama Bu Nila kini ada di hadapannya, menatapnya dengan senyum tipis yang sulit diterjemahkan. Wajah Nada pun kian memucat, teringat waktu itu Pak Gio pernah meremas remas tetek nya di ruang guru dan nyaris memperkosanya. Bahkan ketika tadi Pak Gio memegang tangan dan pundaknya, perasaan Nada sudah semakin tak tenang.“Biar saya antar kamu pulang. Udah sore, nggak aman di sini sendirian,” ujar Pak Gio dengan Nada ramah, namun ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Nada merasa tidak nyaman.“Nggak usah, Pak. Terima kasih. Saya bisa pulang sendiri,” jawab Nada cepat dengan suaranya yang bergetar. Gadis itu pun beranjak bangkit dari tempat duduknya.“Kamu yakin? Jalan kaki itu bahaya. Banyak kejadian yang nggak diinginkan, apalagi buat perempuan sendirian.” Pak Gio menaikkan alisnya, menatapnya tajam.Nada mencoba tersenyum, meski jelas terlihat kaku. “Nggak apa-apa, Pak. Sebentar lagi Daffa pasti datang jemput. Terima kasih sekali lagi

  • Pemuas Nafsu Tuan Muda 21+   50. Terbayang-Bayang

    Kring! Kring! Kring!Bel berbunyi nyaring, menandakan jam istirahat telah usai. Nada menarik napas panjang sebelum melangkah masuk ke dalam kelas. Keringat dingin membasahi pelipisnya, dan dadanya terasa sesak. Ia terus berdoa dalam hati agar kali ini bukan Pak Gio yang akan masuk dan mengajar di kelas. Pikiran tentang apa yang ia lihat tadi di kantor guru masih menghantui.Langkah kakinya terasa berat saat melintasi pintu kelas. Suasana kelas mulai tenang, teman-temannya sudah kembali ke tempat masing-masing. Nada menunduk, berusaha menghindari kontak mata dengan siapa pun. Ia melangkah ke tempat duduknya di barisan depan, di samping Ayu, sahabatnya.“Nada, kamu kenapa? Dari tadi kayak pucat gitu,” tanya Ayu dengan Nada khawatir. Ia menyenggol lengan Nada pelan.Nada menggeleng sambil tersenyum tipis. “Nggak apa-apa, cuma capek aja.”“Serius? Kalau ada apa-apa cerita ke aku, ya.” Ayu memandang Nada lekat-lekat, namun Nada hanya mengangguk pelan.Nada mencoba fokus, tapi pikirannya be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status