Udara di puncak Menara Kota Dewa menegang. Bukan karena suhu atau tekanan biasa, melainkan karena langit sendiri seolah menahan napasnya. Setiap helai awan menggulung lambat, memutar dalam formasi tak wajar seakan menanti sesuatu yang besar akan meledak dari tengah dunia.
Kevin Drakenis berdiri tegak.
Di tangannya, Pedang Dewa Ilahi terangkat tinggi, memantulkan kilau bulan dan percikan darah yang masih mengering di ujung bilahnya. Namun sorot matanya bukan tertuju pada pemandangan sekeliling, melainkan ke dalam dirinya sendiri—mencelup jauh ke inti qi terdalam yang tersembunyi di pusat raganya.
"Bawa aku... melampaui batas ini..."
bisiknya dalam hati.
Lalu perlahan, ia mencelupkan bilah pedang itu ke dalam pusaran Qi Petir Surgawi yang mendidih dari pusat tubuhnya. Seperti mencelup logam ke dalam lava, cahaya keperakan langsung menjalar dari pangkal hingga ke ujung pedang, membentuk alur petir yang menari-nari liar, menyetrum udara dengan suara mendesing tajam.
KRAAKK!
Satu kilatan m