Tak jauh dari sana, di ujung lembah yang retak dan terbelah oleh medan spiritual, Kevin berdiri diam, tubuhnya seperti terpatri oleh kekuatan besar. Tatapannya tak beranjak dari sosok Alastair Nyxen, yang kini tampak seperti perwujudan iblis dalam tubuh dewa. Tongkat Iblis Mata Naga di tangannya bergetar hebat, dan mata naga di ujungnya menyala menyala merah darah—berdenyut seperti jantung yang marah.
Tanah di sekeliling mereka tidak lagi stabil. Retakan-retakan hitam memanjang ke segala arah, dan potongan batu mulai mengambang di udara, seolah gravitasi telah menyerah pada kekuatan qi yang tak terkendali.
"Akhirnya kita bertemu, anak dari Elenia Dragonia," ucap Alastair. Suaranya bergema dalam dimensi lembah itu, berat dan dingin, seperti mantra yang menyeru kiamat. "Kau pikir luka ibumu... bisa ditebus dengan darahmu sendiri?"
Kevin tak menjawab. Ia menanggalkan jubah atasnya yang sudah compang-camping. Luka-luka masih terbuka di dadanya, mengalirkan darah hangat. Namun dari punggung