/ Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 334. Kebangkitan Api Phoenix

공유

334. Kebangkitan Api Phoenix

작가: Zhu Phi
last update 최신 업데이트: 2025-06-24 23:55:25
Langit malam di atas Lembah Awan Hitam tidak hanya berguncang ... petir berkilat tanpa henti, mencabik-cabik pekatnya awan racun, mengubah malam menjadi neraka tak berujung. Bau logam bercampur belerang menggumpal dalam udara, menusuk tajam ke dalam paru-paru, membuat napas terasa seperti menghirup jarum halus satu per satu.

Namun di tengah kekacauan itu, Kevin berdiri tegak. Tubuhnya diam seperti tiang cahaya di antara badai spiritual. Tatapan matanya dingin, penuh fokus, seolah dunia di sekitarnya telah lenyap. Getaran dari tanah, semburan racun, bahkan ledakan qi dari medan pertempuran tak sanggup menggoyahkan pijakannya.

Liontin Phoenix yang tergantung di lehernya menyala—bukan hanya sebagai hiasan. Api keemasan di dalamnya berkedip seirama dengan detak jantung Kevin, namun kini, jantung itu berdetak dengan irama pertempuran surgawi. Energi dari liontin itu memancar, membentuk siluet burung phoenix di belakang punggung Kevin, sayapnya terentang dari api, paruhnya mengarah ke langit
Zhu Phi

Bab Utama : 3/3 Selesai. Bab Bonus Gems : 3/3 Selesai. Bab Extra Author : 2/2 Selesai. Bab Extra Author merupakan bab terakhir malam ini ... selamat beristirahat.

| 3
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   537. Melawan Waktu

    Ledakan demi ledakan mengguncang garis depan medan perang. Tanah retak, api menyala liar, mayat-mayat terbakar berserakan seperti patung arang yang dipahat dari mimpi buruk. Tulang-tulang mencuat dari tanah yang terbelah, menancap seperti monumen kematian. Bau darah, belerang, dan daging hangus bercampur jadi kabut tebal yang mencekik paru-paru siapa pun yang masih hidup.Namun—di tengah simfoni kehancuran itu, ada satu ruang yang berbeda. Sunyi.Sebuah kehampaan aneh membelah bising pertempuran.Axel Gods berdiri tegak di sana. Sosok berkerudungnya bagaikan pilar kegelapan yang tak tersentuh. Ia tak punya wajah—di tempat kepala seharusnya, hanya ada pusaran kehampaan berputar, seperti lubang hitam kecil yang menelan cahaya.Sekitar tubuhnya, waktu itu sendiri berputar aneh. Panah yang melesat berhenti seakan menggantung di udara. Tombak yang dilempar membeku, lalu retak dan berbalik arah, menghujam dada sekutu Kevin yang malang. Ledakan qi yang semestinya mengguncang tanah justru me

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   536. Ilusi vs Es Abadi

    Helena mengusap bibirnya, darah segar menetes. Wajahnya pucat, napasnya terengah, tapi matanya masih berkilat dengan api yang tak bisa dipadamkan. “Cih! Kau melebih-lebihkan dirimu, Axel! Kau hanyalah anjing penjaga Tian Long! Dan aku tahu, kalianlah dalang di balik kehancuran Paviliun Drakenis!”Ia berdiri goyah, dadanya naik turun, tapi tangannya tetap mengangkat pedang. Listrik biru menari di sekujur tubuhnya, menerangi sosoknya yang nyaris rubuh namun tidak mau jatuh.Senyum tipis terukir di wajahnya, senyum seorang pejuang yang tahu dirinya mungkin mati—tapi memilih melawan sampai akhir. “Sentuhan pertama itu hanya permulaan.” Helena mengangkat pedangnya lebih tinggi, kilau biru kembali merambat. “Sekarang… kau akan mengenal siapa Helena Caraxis yang sebenarnya.”***Sementara di sisi lain medan perang, hiruk-pikuk pertempuran berhenti sesaat seolah memberi ruang bagi sebuah duel yang lebih besar dari sekadar perang. Bayangan kabut hitam terbelah, memperlihatkan sosok wanita

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   535. Kemarahan Helena Caraxis

    Kematian Felix tidak menghentikan perang—justru membuatnya semakin menggila. Raungan pasukan sekte-sekte kecil semakin buas, darah mengalir seperti sungai, dan jeritan bercampur dengan denting logam yang tak ada henti. Desa Langit kini bukan lagi desa, melainkan lautan api dan darah.Di tengah kekacauan itu, tanah tiba-tiba bergetar seakan menolak keberadaan sesuatu yang terlalu asing. Rasa dingin yang menusuk sumsum tulang menyapu medan perang. Kabut hitam tipis merayap di permukaan tanah, menelan cahaya api dan spiritual sekitarnya.Dari balik kabut itu, berdirilah sosok berkerudung. Tubuhnya tegak, wajahnya tersembunyi di balik bayangan tudung gelap. Tak ada cahaya yang berani menyingkap siapa dirinya—hanya kehampaan. Dialah Axel Gods – Dewa Tanpa Wajah.Aura yang dipancarkannya begitu berat hingga dunia seolah melengkung di sekelilingnya. Waktu sendiri bergetar di sekitar tubuhnya—gerakan daun yang jatuh melambat, suara teriakan terdistorsi, bahkan detak jantung setiap makhluk tera

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   534. Akhir Kaisar Tanah Terlarang

    Langit seakan pecah bergaris-garis retakan hitam, tidak lagi mampu menahan benturan kekuatan dua monster itu. Kilatan cahaya dan kegelapan bertabrakan, menetes ke tanah terlarang bagai hujan bintang. Tanah bergetar, terbelah menjadi jurang-jurang menganga. Dari rekahan itu, lahar bercampur darah menyembur, meluap-luap hingga membentuk samudra merah yang menelan pasukan tanpa membedakan kawan atau lawan.Namun di tengah kekacauan itu, sorotan semua makhluk tetap terpaku pada dua sosok. Mereka bukan lagi manusia biasa. Mereka adalah dua raksasa, dua kutub yang benturannya jauh lebih dahsyat daripada perang ratusan ribu pasukan di sekitar mereka.Felix mengibaskan tangannya. Rantai kegelapan meledak dari udara, memanjang tanpa ujung. Rantai itu berputar seperti ular kosmik, melilit, menghancurkan, lalu menyedot energi spiritual di sekitarnya. Cahaya bintang, sinar api, bahkan jiwa-jiwa yang baru mati ikut terserap. Medan perang tiba-tiba gelap gulita, pekat seperti malam tanpa bulan.Kev

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   533. Kevin vs Felix

    Ribuan pasukan masih saling bertempur di medan perang. Jeritan, denting logam, dan ledakan Qi mengisi udara, namun di tengah lautan kekacauan itu, semua mata—kawan maupun lawan—terarah pada satu titik.Di sana, dua sosok berdiri saling berhadapan. Kevin Drakenis dengan tubuh penuh luka, dan Felix, Kaisar Tanah Terlarang, yang auranya membuat langit pun bergetar.Ledakan besar barusan, akibat hantaman Pedang Dewa Ilahi, tidak cukup untuk menggoyahkan Felix. Kabut asap perlahan buyar, memperlihatkan keduanya hanya berjarak belasan langkah. Tanah di sekitar mereka sudah tak lagi berbentuk tanah... kawah retak menganga, magma bercampur darah mendidih, menebarkan bau besi panas yang menusuk hidung.Pedang Dewa Ilahi di tangan Kevin bergetar liar. Cahaya emas-hitam memancar, menyilaukan, namun juga menakutkan, seakan pedang itu tidak lagi sepenuhnya tunduk pada pemiliknya. Nafas Kevin tersengal, tubuhnya bergetar, namun matanya masih menyala dengan bara yang sama—bara seorang raja yang tida

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   532. Pertempuran Berdarah - III

    Benturan jurus raksasa dari dua kubu membuat Desa Langit bukan lagi desa—melainkan medan pembantaian.Felix mengangkat kedua tangannya, aura emas-merahnya menyembur setinggi gunung. Di belakangnya, bayangan dua langit dan tiga neraka muncul... siluet dewa bercahaya bercampur iblis hitam, masing-masing memegang senjata yang menebarkan kiamat. Dalam sekejap, ratusan ribu tombak api jatuh dari langit, menghujam tanah seperti hujan meteor.“MATILAH SEMUA!” teriak Felix.Ribuan pasukan Kevin terpanggang hidup-hidup. Tubuh mereka meledak, isi perut dan darah memercik, jeritan mereka tak lagi terdengar karena tertutup suara ledakan api neraka.Namun Helena meraung, mengangkat pedangnya yang sudah berlumuran darah. Pedang itu bergetar, lalu mengeluarkan gelombang perak berbentuk naga. Naga perak itu melompat ke udara, menghantam ribuan tombak api sekaligus. Ledakan dahsyat terjadi di udara—percikan api dan cahaya perak menyelimuti seluruh medan perang, membutakan ribuan pasang mata.Sementara

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status