Rey ragu, apakah langsung ‘menyerang’ dan lakukan tugasnya, ataukah menunggu? Angela terlihat belum ingin memulai ritual melepaskan hasratnya, walaupun wajahnya menunjukan ketidak sabaran, ingin menikmati kehebatan rudal sang gigolo istimewa ini.
“Apakah anda masih kuliah…Mas Rey?” suara Angela tetap lembut, ini bikin Rey makin terkagum-kagum dengan attitude klien jelita nya ini.
Rey terdiam, walaupun ini adalah kali ke 3 dia jadi pria shif malam, tapi baru kali ini dia seakan di ‘manusiakan’ dengan pertanyaan ini.
Angela ternyata tidak langsung main sergap, tapi mengajaknya berbincang santai. Ini jadi pengalaman baru baginya.
“Ma-masih Tante Angela..!”
“Hmm…jangan panggil tante, usiaku belum terlalu tua, langsung panggil nama saja, okay?”
Angela makin senyum manis, sambil perbaiki pakaian tipisnya yang tak kenakan apa-apa lagi di dalamnya. Walaupun gigolo, tapi Rey juga manusia biasa, hanya laki-laki bodoh yang tak tergiur dengan kemolekan Angela, pikirnya.
Rey makin betah saja meliha