Ziva masih diam menunggu Miko selesai menerima telepon dari Rio. Tak lama juga pesanan bakso urat itu datang dan disajikan langsung dua porsi di atas meja. Kepulan asap dari dalam mangkok mampu mengeluarkan aroma yang membuat Ziva ingin langsung menyantapnya.
Mata Ziva masih menatap bulatan bakso yang sudah diincarnya, namun ucapan Miko membuatnya sedikit tersentak.
“Si Rio sekarang aneh banget deh,” tuturnya. Tangannya langsung menaruh ponsel di atas meja. Tangan satunya meraih sendok dan garpu kemudian mengambil tisu untuk mengelap sendok garpu sebelum digunakan.
“Aneh gimana?” tanya Ziva, penasaran.
“Sekarang jadi suka telepon tanya lagi di mana gitu. Kayak orang pacaran aja tanya posisi terus,” gerutu Miko. Tangannya menaruh sendok dan garpu yang sudah selesai dielap untuk diletakkan di mangkok milik Ziva. Ia kemudian mengambil garpu dan sendok beserta tisu untuk mengulangi seperti tadi.
“Dia suka kali