Andreas tersenyum tipis. Sudah terlalu sering ia menerima godaan dari wanita-wanita yang berusaha menarik perhatiannya, menawarkan pesona dan rayuan dengan berbagai cara, bahkan dengan tubuhnya seperti yang dilakukan Sisca barusan.
"Aku rasa terlalu mahal kalau kau membayar dengan tubuhmu, Nona," goda Andreas, sengaja melontarkan kalimat yang bisa memancing reaksi lebih liar dari wanita di hadapannya itu.
Sisca tersenyum manis, matanya menatap Andreas penuh percaya diri. “Tentu saja ini sebanding. Bahkan aku rela kalau kau menjadikanku kekasihmu.”
“Kekasih?” Andreas menaikkan satu alisnya. “Boleh juga. Tapi tentu saja harus saling terbuka kalau sudah terikat.”
Sisca tak menjawab, hanya tertawa kecil lalu menggamit tangan Andreas. Dengan penuh percaya diri, ia mengajaknya keluar dari restoran menuju arah lobi.
“Apa yang ingin kau tahu dariku?” tanyanya, suaranya lembut namun menyimpan tantangan.
“Semuanya,” jawab Andreas datar, tetapi tatapannya menusuk, penuh siasat.
Sisca tertawa kec