Share

Bab 234. Tidak Gratis

Penulis: Silvania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 09:06:23

"Jangan hubungi aku seminggu ke depan, karena aku akan pergi keliling dunia. Dan ingat satu hal, apa pun yang terjadi, jangan pernah membawa namaku. Kau paham?" ujar Sarah dengan nada tegas, suara yang biasa lembut kini berubah menjadi dingin dan penuh peringatan.

"Ya, tenang saja. Asalkan rekeningku kau isi, aku akan menutup rapat mulutku." Suara Sisca terdengar datar, tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Panggilan berakhir. Siska membuang napas berat, lalu menyandarkan punggungnya ke jok mobil. Dia menatap kosong ke arah kemudi sesaat, lalu menyalakan mesin dan melajukan mobil menuju apartemennya. Malam masih muda, dan pikirannya sudah penuh dengan rencana baru.

"Aku harus mendekati Andreas," gumamnya, senyum licik mengembang di bibirnya. "Enak juga sepertinya kalau punya kekasih orang penting seperti Sarah."

Ia tertawa kecil, geli pada dirinya sendiri. Ia tahu ini gila, tapi sekaligus menarik. Permainan sudah dimulai.

Begitu sampai di apartemen, Siska langsung menuju kamar mandi. Ia me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 237. Mencoba Melenyapkannya Lagi

    Sementara itu, di dalam ruang perawatan Tuan William, Sisca tampak sedang melakukan sesuatu yang tak lazim. Gerakannya pelan namun mencurigakan. Ia mengenakan sesuatu yang nyaris tak terlihat jelas oleh kamera pengawas.Dari ruangan kontrol pemantauan, Arnold memperhatikan layar dengan wajah tegang. Ia menyipitkan matanya, mencoba memperjelas penglihatannya.“Apa itu?” tanyanya curiga.“Terlihat seperti sarung tangan plastik, Tuan,” jawab Robert, yang berdiri di sebelahnya sambil menatap monitor dengan ekspresi serius.Mata Arnold melebar, rahangnya mengeras. Tanpa pikir panjang, ia berteriak, “Siagakan petugas!”Di monitor, terlihat Sisca berdiri di samping tempat tidur Tuan William. Tubuhnya tegak, tangannya bertolak pinggang. Tatapannya menusuk ke arah pria tua yang masih dalam kondisi setengah sadar.Tubuh Nyonya Ruby yang juga ikut menyaksikan dari ruang monitor terlihat gemetar hebat. Air matanya tumpah tak tertahankan. Ia menggenggam tangan Arnold erat-erat.“Arnold, lindungi p

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 236. Sebentar Lagi

    Sisca melepaskan pelukannya perlahan, seolah enggan namun tetap anggun. Ia lalu naik ke atas tempat tidur king size yang didominasi warna kelabu lembut. Tubuhnya bersandar santai pada headboard berlapis kulit, lalu menarik selimut hingga menutupi sebatas pinggang.“Semari, biar lebih santai,” ucapnya sambil mengulurkan tangan, jemarinya lentik dan dihiasi cat kuku merah marun.Andreas mendekat, langkahnya tenang namun matanya penuh perhitungan. Ia duduk di sisi ranjang, tak begitu dekat, namun cukup untuk mendengar detak napas Sisca.“Ayo mulai,” katanya, suaranya berat dan dingin seperti biasa.“Emily, wanita yang aku laporkan… dia merebut suami kakak sepupuku, dan aku dimintai tolong untuk membalaskan dendamnya,” ucap Sisca datar, namun sorot matanya menyimpan kebanggaan terselubung.“Jadi, kau sebenarnya tidak punya masalah dengannya?” tanya Andreas, alisnya sedikit terangkat, penasaran dengan sisi lain dari cerita ini.“Bisa dikatakan begitu,” jawab Sisca santai sambil menyandarka

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 235. Masuk Jebakan

    Andreas tersenyum tipis. Sudah terlalu sering ia menerima godaan dari wanita-wanita yang berusaha menarik perhatiannya, menawarkan pesona dan rayuan dengan berbagai cara, bahkan dengan tubuhnya seperti yang dilakukan Sisca barusan."Aku rasa terlalu mahal kalau kau membayar dengan tubuhmu, Nona," goda Andreas, sengaja melontarkan kalimat yang bisa memancing reaksi lebih liar dari wanita di hadapannya itu.Sisca tersenyum manis, matanya menatap Andreas penuh percaya diri. “Tentu saja ini sebanding. Bahkan aku rela kalau kau menjadikanku kekasihmu.”“Kekasih?” Andreas menaikkan satu alisnya. “Boleh juga. Tapi tentu saja harus saling terbuka kalau sudah terikat.”Sisca tak menjawab, hanya tertawa kecil lalu menggamit tangan Andreas. Dengan penuh percaya diri, ia mengajaknya keluar dari restoran menuju arah lobi.“Apa yang ingin kau tahu dariku?” tanyanya, suaranya lembut namun menyimpan tantangan.“Semuanya,” jawab Andreas datar, tetapi tatapannya menusuk, penuh siasat.Sisca tertawa kec

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 234. Tidak Gratis

    "Jangan hubungi aku seminggu ke depan, karena aku akan pergi keliling dunia. Dan ingat satu hal, apa pun yang terjadi, jangan pernah membawa namaku. Kau paham?" ujar Sarah dengan nada tegas, suara yang biasa lembut kini berubah menjadi dingin dan penuh peringatan."Ya, tenang saja. Asalkan rekeningku kau isi, aku akan menutup rapat mulutku." Suara Sisca terdengar datar, tanpa rasa bersalah sedikit pun.Panggilan berakhir. Siska membuang napas berat, lalu menyandarkan punggungnya ke jok mobil. Dia menatap kosong ke arah kemudi sesaat, lalu menyalakan mesin dan melajukan mobil menuju apartemennya. Malam masih muda, dan pikirannya sudah penuh dengan rencana baru."Aku harus mendekati Andreas," gumamnya, senyum licik mengembang di bibirnya. "Enak juga sepertinya kalau punya kekasih orang penting seperti Sarah."Ia tertawa kecil, geli pada dirinya sendiri. Ia tahu ini gila, tapi sekaligus menarik. Permainan sudah dimulai.Begitu sampai di apartemen, Siska langsung menuju kamar mandi. Ia me

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 233. Peringatan Sarah

    Nyonya Ruby bergeming. Dia tidak ingin kehilangan semuanya—suami, menantu, dan cucu. Dadanya terasa sesak, tetapi dia tahu keputusan harus segera diambil."Apa tidak ada jalan lain, Arnold?" tanyanya lirih, suaranya hampir tak terdengar seperti rintihan yang ditelan kekhawatiran."Hanya itu, Ma." Arnold menatap ibunya dalam-dalam, mencoba menyampaikan keyakinan dari matanya yang lelah. "Arnold mohon Mama mengizinkan Arnold menjalankan rencana ini demi kita semua. Demi keadilan untuk Papa dan juga demi Emily dan calon cucu Mama."Semuanya membuat Ruby kembali duduk. Pundaknya lunglai seperti kehilangan daya topang, dan tangannya terangkat memegangi kepalanya yang terasa berdenyut hebat."Baiklah..." ucapnya akhirnya dengan napas berat, "lakukan saja. Tapi pastikan papamu mendapat pengamanan ekstra. Mama tidak mau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Arnold mengangguk cepat. "Terima kasih, Ma," katanya sambil mendekap ibunya erat, seakan memindahkan sebagian beban di pundaknya

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 232. Menjebak Sisca

    "Maafkan saya, Tuan. Seharusnya Emily mendapat keringanan karena kondisinya yang sedang hamil. Namun petugas penyidik tampaknya tidak mengetahui, sehingga mereka memperlakukannya selayaknya terlapor biasa," ucap Andreas, nada suaranya tulus menyesal.Arnold menghela napas keras, hampir seperti desahan amarah yang ditahan. Rahangnya mengencang, dan matanya menatap lurus ke arah Andreas dengan sorot tajam. Ingin rasanya ia kembali meluapkan kemarahan, tapi ia tahu ini bukan sepenuhnya salah Andreas. Bahkan pria itu justru menunjukkan itikad baik."Tolong pastikan tidak ada lagi penyidikan kepada Emily setelah ini. Semua yang dikatakannya benar dan aku menjaminnya," ujar Arnold dengan nada tegas. "Kami juga sedang mengumpulkan bukti untuk menjerat pelapor.""Tentu saja, aku yang akan memantau langsung kasusnya," sahut Andreas. Tatapannya serius, penuh tanggung jawab. "Aku sangat percaya kepada Emily.""Baiklah. Aku pegang kata-katamu. Semoga keadilan berpihak pada yang benar."Arnold men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status