Di taman belakang, Vivi sedang bermain sendiri. Ia duduk di atas rerumputan sambil mengobrol dengan bonekanya, mengekspresikan kebahagiaan yang memenuhi hatinya.
“Aku nggak akan kesepian lagi... Soalnya aku bakal punya adik!” bisiknya pada bonekanya, matanya berbinar ceria.
Tak jauh dari sana, Raka yang kebetulan lewat, memperhatikan bocah itu dengan tatapan penuh rencana. Senyum miring perlahan muncul di sudut bibirnya. Ia mendapatkan ide gila.
Dengan langkah pelan, ia mendekati Vivi.
“Wah, Non Vivi lagi ngapain, nih?” sapa Raka dengan suara dibuat-dibuat seperti anak kecil.
Vivi yang mendengarnya langsung tertawa kecil.
“Ih, Om Diki suaranya jelek! Kayak anak kecil banget!” ejeknya polos.
Raka ikut terkekeh, meski dalam hati ia punya niat tersembunyi. Ia tahu Vivi sudah cukup dekat dengannya, menganggapnya sahabat.
“Kayaknya lagi senang banget, nih. Om Diki boleh tahu nggak kenapa?”
Raka duduk di samping Vivi, menempatkan diri di atas rumput yang memang sudah bersi