Chapter: END....Ia menunduk sejenak, menarik napas panjang. "Aku... sempat ingin menanyakan. Tapi kupikir... mungkin kamu yang nggak mau membahasnya," jawab Aldo akhirnya, suaranya rendah, nyaris seperti bisikan. Tasya tersenyum kecil, lalu mengangguk pelan. "Aku paham. Aku pun dulu menghindar, tapi bukan berarti aku lupa. Kak Nadia satu-satunya keluarga yang pernah melindungiku... meski kami sempat menjauh." Tasya berbicara pelan, namun suaranya jernih dan mantap. Kata demi kata mengalir, seperti aliran sungai yang akhirnya menemukan jalan keluar setelah lama tertahan oleh batu-batu luka dan penyesalan. Ia menceritakan semuanya tanpa disaring, tanpa dihias. Tentang dirinya yang dulu masih dipenuhi amarah dan iri. Tentang Nadia, kakaknya yang selalu melindungi namun akhirnya justru ia jauhi. Tentang perceraian, pengkhianatan, pelarian, dan keputusan besar untuk meninggalkan Indonesia. Aldo mendengarkan dengan saksama. Tak ada satu pun jeda yang ia potong. Matanya sesekali membesar, lalu k
Last Updated: 2025-07-04
Chapter: TERNYATA DUINIA SEMUNGIL INI YA..Sementara itu, jauh di belahan dunia lain… Taysa hidup dalam damai. Ia tak tahu bahwa saat ini, kakaknya sedang bertengkar hebat dengan perempuan yang merebut suaminya. Ia tak tahu bahwa Nadia membela dirinya mati-matian, bahkan sampai melupakan dirinya sendiri demi membela sang adik. Kalau Taysa tahu... Mungkin ia akan pulang. Ia akan memeluk kakaknya erat-erat, menangis di dadanya, dan berkata: “Terima kasih karena tidak pernah benar-benar meninggalkanku.” Tapi untuk saat ini, Taysa menikmati kedamaiannya di negeri asing yang kini ia sebut rumah Amerika. Beruntung, Arumi, putri sulungnya, begitu mudah beradaptasi. Di sekolah barunya, Arumi cepat akrab dengan teman-temannya. Ia fasih berbahasa Inggris dan sangat mandiri untuk seusianya. Sementara bayi mungilnya dititipkan pada seorang pengasuh tepercaya di rumah, Taysa sibuk menjalankan restoran kecil masakan khas Indonesia yang baru saja ia buka. Dan ternyata… sambutan orang-orang luar biasa. Restorannya rama
Last Updated: 2025-07-03
Chapter: KERIBUTAN DI CAFE “Udin dan Taysa… sudah bercerai,” ujar Dina akhirnya, suaranya bergetar. “Kami baru menikah kemarin. Setelah… setelah seminggu lalu Taysa mengusir Udin dan pergi entah ke mana…” Setiap katanya terdengar terbata, seperti menyusun kepingan kebenaran yang berserakan. Tapi nada suaranya tak sepenuhnya meyakinkan. Nadia menyipitkan mata. Ia merasakan ada yang janggal. Matanya menelusuri wajah Dina seperti mencari celah kebohongan yang mungkin tersembunyi. Sebelum sempat ia bicara lagi, suara David memotong udara. “Jangan berbohong. saya bisa saja memasukkan kalian ke penjara.” Seketika semua kepala menoleh ke arahnya termasuk Nadia. Suaranya datar. Pelan. Tapi ada sesuatu yang begitu dingin dalam nada itu. Serius. Mengancam. Wajah David kini berubah. Tidak lagi tenang seperti sebelumnya. Kali ini... datar. Kaku. Sorot matanya tajam, nyaris tak berkedip. Wajah yang biasanya hangat, kini seperti topeng tanpa emosi membeku, menakutkan. Nadia bahkan terdiam. Ia mengenal sisi ini.
Last Updated: 2025-07-03
Chapter: AMERIKAPagi di Amerika saat musim salju terasa seperti dunia yang baru saja terlahir kembali hening, bersih, dan membeku dalam waktu. Cahaya matahari masih malu-malu menembus langit kelabu, menciptakan semburat oranye pucat di balik awan dingin. Pepohonan berdiri kaku, ranting-rantingnya menggigil, dibalut es tipis seperti renda kristal alami. Jalanan sunyi, hanya suara gemerisik lembut salju yang jatuh dari atap atau suara jejak kaki pertama di trotoar yang mengganggu keheningan suci itu. Asap putih mengepul dari cerobong-cerobong rumah, naik perlahan dan lenyap di udara beku. Dari jendela-jendela rumah, lampu-lampu kuning masih menyala hangat, memantul lembut di kaca yang dilapisi embun beku. Aroma kayu terbakar dan kopi hangat menyelinap ke luar melalui celah pintu yang sebentar terbuka saat seseorang menyapa pagi. Taysa menghembuskan napas lega. Sudah seminggu sejak ia pindah ke Amerika, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa tenang. Damai. Tak ada lagi rasa taku
Last Updated: 2025-07-02
Chapter: MASA LALU YANG TAK PERNAH BERAKHIR "Mas, itu sudah sepuluh tahun yang lalu! Kenapa kamu masih mempermasalahkannya?!" seruku sambil menatap tajam ke arahnya. Aku benar-benar tak habis pikir. Bagaimana mungkin dia bisa mengucapkan itu semua? Apa tak ada alasan lain yang lebih manusiawi? Udin menggeleng pelan. Tatapannya menembus mataku, dalam... tapi dingin. Tak ada lagi sisa cinta. Tak ada kagum. Tak ada pengagungan seperti dulu. Aku mundur perlahan. Jujur saja, ini sangat menyakitkan. "Aku lelah, Tasya... Aku lelah," katanya akhirnya, suaranya nyaris berbisik namun menancap tajam. "Bertahun-tahun aku berjuang memperbaiki nama baikmu. Sampai aku lupa bagaimana caranya menjadi diriku sendiri. Aku terlalu sibuk memikirkan kamu... perasaanmu... dan pandangan orang-orang terhadapmu." Ia berhenti sejenak, menarik napas panjang. Seperti sedang membebaskan sesak yang ia simpan bertahun-tahun. Aku hanya diam. Menunggu... Kalimat berikutnya apa? Apalagi yang akan dia katakan? "Ini mungkin... balasan untukmu, Ta
Last Updated: 2025-07-02
Chapter: MASALALU MENJADI BOOMERANG"Mas... kau sungguh akan meninggalkanku?" Tasya bertanya dengan suara bergetar, tak menyangka bahwa Udin benar-benar mengucapkan kata-kata itu. Udin mengangguk pelan. Matanya mulai basah, namun ia menahan tangisnya. Sebenarnya, ia tidak ingin pergi tapi hatinya terlalu lelah dengan kehidupan yang harus selalu tampak sempurna. Ia rindu menjadi dirinya sendiri. "Aku lelah, Tasya..." Ucapnya lirih, napasnya tercekat. Tasya menunduk. Air matanya jatuh tanpa henti. "Mas... kita sudah tak lagi di kampung. Kita di sini berjuang bersama," katanya sambil mencoba menahan kepergian suaminya. Udin menggeleng lemah. Ia tahu itu. Tapi hatinya sudah terlalu dalam tertambat pada orang lain... pada Dina. "Lihat anak kita, Mas," lanjut Tasya. Suaranya bergetar, tak mampu lagi berpura-pura kuat. Tubuhnya gemetar saat membayangkan wajah kedua putri mereka. Ia telah berjuang mati-matian mempertahankan rumah tangga ini demi anak-anak. Tapi Udin... justru berselingkuh di belakangnya. "Ak
Last Updated: 2025-07-01
Chapter: CEMBURU BERLEBIHAN Flashback Tama berlari sekuat tenaga, air matanya menetes deras tanpa henti. Jantungnya berdegup kencang, seolah ingin meledak bersama rasa malu yang menyesakkan dada. Bruk! Pintu rumah terbuka dengan hentakan keras. Kedua orang tuanya sontak menoleh. Ali dan Vita saling bertatapan, terkejut sekaligus heran melihat wajah putri mereka yang pucat dan berantakan. Ali melangkah mendekat, pandangannya tajam penuh tanya. Namun sebelum sempat berkata banyak, tubuh Tama sudah merosot lemah ke lantai. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, bahunya berguncang menahan tangis. “Aku malu, Ayah…” suaranya parau, nyaris tak terdengar. “Semua hanya salah paham. Dia bukan selingkuhannya… dia adiknya.” Vita terbelalak, wajahnya berubah pucat. “Apa?” teriaknya tak percaya. Sang ibu menutup mulutnya dengan tangan, napasnya memburu. “Astaga… ini bencana, Tama.” Panik melanda. Vita mendekat, suaranya meninggi, “Kau harus segera kembali pada Riko. Minta maaflah. Aku yakin dia akan memaafka
Last Updated: 2025-08-28
Chapter: TAMA“Aku… aku tidak tahu kalau dia Nayla,” ucap Tama terbata, suaranya bergetar. Air matanya jatuh, seolah berharap Riko akan luluh. Namun tiba-tiba suara lemah terdengar memecah keheningan. “Kenapa… kamu tadi begitu lantang bicara bahasa Inggris?” sela Nayla dengan napas tersengal. Wajahnya pucat, dada terasa perih akibat tendangan brutal yang baru saja diterimanya. “Sekarang… kenapa beralih ke bahasa Indonesia?” Kata-kata itu membuat ruangan seolah membeku. Semua mata tertuju pada Tama. Tama tercekat. Tubuhnya gemetar, wajahnya memerah menahan malu. Perlahan kepalanya tertunduk, seakan tak sanggup menatap siapapun lagi. Sementara itu, semua orang di ruangan menatap dengan penuh keheranan. Bisik-bisik mulai terdengar di antara mereka, pasalnya tak satu pun dari mereka yang mengerti bahasa yang baru saja digunakan. “Bicara apa mereka?” tanya seorang pria berjas, dengan alis terangkat bingung. “Apa mereka sedang berbicara bahasa Indonesia?” sambung yang lain dalam bahasa Ingg
Last Updated: 2025-08-27
Chapter: DI HADAPAN SEMUA ORANG Restoran kantor malam itu dipenuhi cahaya hangat dan suara riuh. Para karyawan berkumpul, saling bercengkerama, menunggu acara inti dimulai. Hari ini memang istimewa — Riko baru saja meraih jabatan tinggi berkat kerja kerasnya yang luar biasa. Semua mata menunggu kedatangan nya, menanti sambutan dan juga… perkenalan orang-orang terdekatnya. Suasana semakin meriah ketika terdengar bisik-bisik, “Katanya Riko bakal bawa kekasihnya malam ini.” “Dan adiknya juga, ya? Dari Amerika, kan?” Beberapa orang bahkan sudah menyiapkan kamera ponsel, tak sabar mengabadikan momen tersebut. Di panggung kecil dekat podium, MC acara tersenyum sambil memegang mikrofon. “Malam ini bukan hanya perayaan promosi Pak Riko, tetapi juga perkenalan keluarga beliau. Mari kita nantikan kedatangannya!” Sorak sorai dan tepuk tangan pun terdengar. Namun di sisi lain kota, di sebuah mobil yang melaju menuju restoran itu, Nayla duduk dengan wajah pucat penuh luka. Tangannya masih terkunci oleh cengkeraman dua
Last Updated: 2025-08-26
Chapter: SAUDARA ATAU PELAKORKeempat perempuan itu masuk begitu saja tanpa aba-aba. Pintu ditutup keras, bahkan terkunci dari dalam. “Eh, apaan ini?! Kok dikunci?!” Nayla terperanjat, wajahnya berubah panik. “Kalian siapa sih? Gak sopan banget masuk rumah orang seenaknya!” Namun belum sempat Nayla mendekat, suara bentakan menggelegar. “Kamu yang siapa?! Beraninya masuk rumah orang, hah?!” Nayla terdiam, jantungnya berdegup keras. Tatapannya segera tertuju pada sosok gadis di depan — Tama. Ya, dialah Tama, yang datang bersama tiga temannya. Tama berdiri dengan wajah memerah karena marah. Matanya tajam menatap Nayla. Sejak menerima kabar dari ibunya beserta foto yang memperlihatkan pelukan Nayla dan Riko, Tama tak bisa lagi menahan diri. Ia langsung memutuskan untuk mendatangi rumah Riko, ingin membuktikan dengan matanya sendiri. Dan ternyata… apa yang ia lihat sekarang sama persis seperti yang ibunya katakan. Nayla yang baru saja datang, tinggal di rumah yang sama, bahkan terlihat begitu santai sea
Last Updated: 2025-08-26
Chapter: SALAH PAHAM YANG MEMATIKAN"Benarkah, Mas?" tanya Tama memastikan, terdengar antusias. "Iya, Sayang. Dia akan datang pukul empat sore. Tolong temani dulu ya sebelum aku pulang kerja," jawab Riko. "Iya, Sayang, tentu," balas Tama sambil mengangguk dan tersenyum lebar, seolah tak sabar. "Ya sudah, aku tutup ya, Sayang. Love you." Mendengar itu, Tama tersipu malu. Ia menggenggam ponselnya yang sudah mati. "Ada apa, Tam?" tanya sang ibu, memecah lamunan putrinya. Tama menoleh. "Ih, kepo!" ejeknya sambil menjulurkan lidah, lalu berlari kecil. Melihat itu, Vita tersenyum kecil dan menggeleng pelan. "Anak itu..." gumamnya. Di dalam kamar, Tama menatap bayangan dirinya di cermin. Pipi merahnya masih terlihat jelas, bahkan semakin memanas tiap kali mengingat suara Riko yang barusan pamit. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, lalu terjatuh ke atas ranjang sambil berguling-guling. “Jam empat sore… duh, masih lama banget!” gerutunya sambil menatap jam dinding. Jarum pendek masih setia menunjuk angka
Last Updated: 2025-08-25
Chapter: HONGKONG-AMERIKASetelah makan malam usai, suasana rumah mulai hening. Namun ketika Riko hendak pamit, suara berat ayah Tama menahannya. “Tunggu dulu, Nak. Ayah ingin bicara serius denganmu,” ucap Ali, nadanya penuh wibawa dan keseriusan. Riko menoleh, lalu mengangguk sopan. Dengan langkah mantap, ia duduk kembali di ruang tamu, berhadapan dengan Ali dan Vita. Meski aura sang ayah terasa tegas, Riko tetap tenang—sikap tampannya menambah wibawa yang ia miliki. “Apa kamu akan selamanya tinggal di Hong Kong?” tanya Ali, menatap lurus ke arah Riko. Dengan suara tegas, Riko menjawab, “Tidak, Ayah. Di sini saya hanya sementara. Saya sedang menjalankan pekerjaan dan misi. Jika sudah selesai, saya akan kembali ke Amerika.” Jawaban itu membuat dada Tama berdegup kencang. Duduk tak jauh dari sana, ia menggenggam tangannya sendiri erat-erat, hatinya dipenuhi rasa waswas. Apa artinya… Riko akan meninggalkanku? batinnya gelisah. Ali dan Vita saling pandang, kecemasan jelas tergambar di wajah mereka. Lalu, Vi
Last Updated: 2025-08-25