Seorang perempuan duduk sendirian di sebuah kafe. Ia memainkan ponselnya, lalu menekan sebuah nomor untuk menelepon seseorang.
Lama ia menunggu, tapi tak kunjung mendapat jawaban. Hingga akhirnya, panggilannya tersambung.
“Kenapa lama sekali?!” kesalnya, dengan suara sedikit meninggi, membuat si penerima telepon spontan menjauhkan ponsel dari telinganya.
“Sabar! Aku di sini menyamar sebagai pekerja. Kau kira aku datang sebagai tamu? Diam, bersantai? Tidak, aku bekerja!” balasnya tak kalah sengit.
Perempuan itu terdiam, tak menunjukkan rasa tersinggung.
“Baiklah... baiklah,” ucapnya, mencoba mengalah. “Tapi, bagaimana? Kapan kamu melakukan rencanamu? Sudah dua minggu tak ada pergerakan atau kabar baik sama sekali,” sambungnya tak sabar.
“Kau pikir ini gampang? Yang kita hadapi itu CEO, bukan orang sembarangan. Ini butuh waktu. Bukan sehari dua hari!”
Hana berdecak kesal. Ia merasa sudah tidak sanggup lagi menunggu, tapi kenyataannya, semua butuh proses. Dengan perasaan je