Setelah kelahiran anak kedua mereka, seorang bayi perempuan yang diberi nama Aruna Kirana Gumilar, suasana rumah Kaisar dan Narumi seolah dipenuhi dengan berkah baru. Kaisar yang semakin protektif, Narumi yang kini lebih tenang dan dewasa dalam menyikapi peran ibu, serta sang kakak pertama Aditya yang baru berusia 3 tahun, mulai mengenal dunia sebagai sang kakak sulung.
Namun, di balik kelucuan bayi, pelukan hangat di ruang tengah, dan aroma susu di dapur yang tidak pernah absen, sebuah bayangan diam-diam tumbuh di luar jangkauan. Diam. Tapi menunggu. Mengintai dengan sabar.
Semuanya dimulai dari email anonim.
Narumi awalnya mengira itu spam. Namun isi pesannya langsung menggigilkan kulit belakang lehernya:
“Selamat atas kelahiran putri kecil kalian. Aku tidak pernah lupa wajah bahagia itu. Tapi aku juga tidak lupa darah yang menetes karena pengkhianatan kalian. Aku akan datang — untuk mengembalikan keseimbangan. Kali ini, bayi kalian ya