Hati Bintang tidak tenang, memikirkan sosok yang seharusnya tak dia pikirkan. Mendengar dari Andi tentang Bara yang kurang sehat, membuat perasaannya menjadi cemas tak menentu. Harusnya dia ingat pasti Bara akan menjaga diri, tapi entah kenapa kecemasan terus membentang dalam hati.
“Bintang, ayo fokus. Banyak laporan yang harus kamu kerjakan.” Bintang memberikan semangat pada dirinya sendiri, agar bisa fokus. Wanita itu wajib mengirimkan laporan pada Andi, asisten pribadi Bara.
Saat Bintang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya, tiba-tiba saja dia merasa dirinya membutuhkan secangkir kopi guna menjernihkan pikirannya. Detik itu juga dia bangkit berdiri, dan melangkah menuju pantry, tetapi tanpa disengaja dia menabrak seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari lift.
“Maaf, Bu,” ucap Bintang buru-buru, pada sosok wanita paruh baya itu.
“Gunakan matamu dengan baik!” seru wanita paruh baya itu, dan seketika tatapannya menatap terkejut melihat sosok Bintang. “Kamu—” Aura wa