“Terima kasih atas kebaikanmu, Bara, maaf maksud saya Pak Bara.” Bintang mengatakan ini di kala mobil Bara sudah tiba di lobi perusahaan. Jam sudah menunjukkan jam kantor, maka dia harus kembali bicara dengan bahasa formal pada Bara. Meski sebenarnya, kejadian kemarin masih terus terngiang di benaknya.
“Simpan terima kasihmu.” Bara turun dari mobil, dia meminta satpam memarkirkan mobilnya, dan Bintang juga segera turun dari mobil, melangkah sedikit menjauh, tapi tetap saja meski menjauh tatapan semua orang di lobi teralih pada Bara dan Bintang.
Bintang mengatur napasnya, berusaha untuk tenang. Dia sedikit menunduk menghindari banyak mata yang melihat dirinya dan Bara. Dalam hati dia merasa tidak nyaman akan tatapan banyak orang ini padanya. Namun, apa boleh buat? Nasi sudah menjadi bubur. Orang sudah banyak yang melihat dirinya diantar oleh Bara ke kantor. Nanti, dia akan mencari alasan yang masuk akal jika ditanya oleh Wilona ataupun temannya yang lain.
Tiba-tiba ada sosok yang mu