Edoardo tertawa terbahak-bahak.
“Tentu saja aku bercanda saja, Viviana. Ada kok yang tidak hangus. Hahaha!”
Pria itu merasa begitu senang bisa mengerjai Viviana. Wajahnya sangat ceria membuatnya terlihat beberapa tahun lebih muda dari usia sebenarnya.
Lalu Edoardo meletakkan lagi satu piring berisi roti bakar yang bagus.
Aromanya begitu lezat tercium oleh Viviana. Rasa sebalnya pun lenyap seketika itu juga. padahal tadinya dia ingin menginjak kaki Edoardo, atau mencubit perutnya.
Pokoknya apapun yang bisa melenyapkan tawa menang Edoardo.
Tapi semua itu kalah dengan aroma yang begitu lezat. Apalagi setelah itu ada secangkir kopi capuccino latte yang disukainya.
Edoardo ternyata masih mengingatnya.
Viviana menatap Edoardo secara diam-diam dan merasa terpukau.
“Ayo makan. Sebelum aku memberimu yang gosong lagi,” ujar Edoardo sambil menahan senyum.
Viviana semakin cemberut.
Sementara itu, di rumahnya ... Signor Santino mendengar kabar tentang Trevor yang menolak Viviana.
Pria itu menggera