Senin pagi – Kantor
Kirana datang seperti biasa. Rambut diikat rapi, blazer netral, wajah tanpa ekspresi.
Tidak ada sisa-sisa jejak Sabtu malam di matanya. Tidak ada mata panda atau mata beler.
Setidaknya tidak terlihat… oleh orang biasa.
Tapi Ares bukan lagi orang biasa.
Buat dia, Kirana sekarang seperti lapisan baru yang belum selesai dibuka.
Dari caranya menyusun to-do list di papan kerja bersama,
dari cara dia merapikan kabel laptop sebelum meeting,
dari suara pelan saat menyapa OB kantor yang lewat…
Hari ini tidak ada yang terlewat di perhatikan oleh Ares, entah kenapa semuanya terlihat menarik.
Semua itu jadi terasa beda. Lebih halus. Lebih penuh makna.
Ares hanya mengamati. Diam. Tapi kali ini dia tidak sekadar mengamati karena kerjaan.
> "Dia kayak puzzle... yang makin lo deketin, makin lo sadar kalau potongannya nggak sesimpel itu dan makin lo tau setiap potongannya makin lo mau nyelesein puzzelnya."
Ares menghela nafas berkali kali, kesabarannya, keingintahuan, emosionalnya