Jumat, 22.02 – Velvet Room
Kirana menyesap wine-nya pelan, memperhatikan orang-orang di sekitarnya sambil sesekali menyahut obrolan temannya. Tapi pikirannya tidak sepenuhnya di sana.
Sejak tadi...
Dia merasa diperhatikan. Dan dia tahu siapa orangnya. Bahkan teman temannya pun sudah menyadari kehadirannya.
“Terlalu familiar,” batinnya.
“Gaya pandang yang sama. Jarak yang sama. Tapi tetap tidak menyentuh.”
Dia menoleh sekilas ke kiri, lalu ke kanan—mengambil napas pelan. Lalu kembali ke gelasnya. Tetap dengan emosi yang stabil.
Beberapa menit kemudian, seorang waitress datang ke mejanya.
“Permisi, ada yang mengirimkan ini untuk Anda,” katanya dengan sopan sambil menyodorkan satu gelas cocktail yang belum pernah Kirana pesan sebelumnya.
Kirana menatap minuman itu sejenak. Lalu ke kertas kecil yang diselipkan di bawah gelas. Kertas yang dilipat rapi, bukan dari blok note biasa. Isinya hanya satu kalimat:
“You wear power like perfume. Can’t see it. But I can’t unfeel it.”
Kirana terdiam