Hari Minggu seharusnya menjadi waktu istirahat. Tapi pagi itu, Ayuna mendapat pesan dari pengurus yayasan tempat Hana ikut kelas keterampilan akhir pekan:
“Halo, Mbak Ayuna. Hana tadi dijemput oleh tamu yang mengaku teman kerja Mbak—Bu Nabila. Katanya sudah izin. Mohon konfirmasi.”
Ayuna langsung panik. Ia tidak pernah memberi izin siapa pun menjemput Hana. Apalagi Nabila.
Ia menelepon nomor yayasan, dan setelah beberapa menit tegang, barulah ia mendapat informasi bahwa Hana dibawa ke kafe dekat taman kota, “hanya untuk ngobrol dan main sebentar.”
Ayuna langsung meluncur ke lokasi dengan ojek online, detak jantungnya nyaris tidak terkendali. Begitu sampai, matanya menangkap pemandangan yang membuat darahnya naik ke kepala.
Nabila duduk di bangku luar, mengenakan dress putih elegan, dengan senyum manis menghadap Hana yang sedang memakan es krim. Seolah... mereka adalah keluarga.
“Nabila?” Ayuna mendekat, suaranya nyaris menggigit.
“Oh, Ayuna! Aku tahu kamu pasti datang,” sapa Nabila sa