Qiana mendesah kasar dan membuang ponsel ke sembarang arah. Hari ini dia cukup bosan karena terus di rumah. James melarangnya untuk keluar rumah. Sebenarnya tidak melarang juga, tetapi pria itu mengatakan harus membawa pengawal yang membuat Qiana memutuskan untuk tidak keluar sama sekali. Memangnya dia apa sampai keluar pun harus membawa pengawal?
Qiana kembali menarik napas dalam dan membuang lirih. Dia harus bisa mengendalikan emosi yang terkadang siap meledak. Dia tidak ingin kalau nantinya hal itu mengganggu kandungannya. Bukan hanya itu, Qiana juga tidak ingin kalau setelah anaknya lahir, kepribadiannya menjadi seperti dirinya. Suka marah-marah.
“Terus sekarang mau ngapain?” tanya Qiana dengan diri sendiri. Dia tidak memiliki hobi apa pun yang bisa dikembamgkan untuk saat ini.
Memasak? Jelas Qiana tidak ahli. Membuat kue, dia juga bukan jagonya. Selama ini dia hanya tahu makan dan bekerja saja. Dia tidak pernah mengetahui prosesnya sama sekali. Hingga d