Chapter: [6] Pulang Sampai Malam“Simon, kamu mau apa?”Olivia yang melihat Simon melangkah mendekatinya pun langsung perlahan mundur. Dia menatap lekat, tidak mengalihkan pandangan sama sekali. Olivia takut, kalau dia berpaling, pria itu akan menangkapnya.“Menurutmu, aku mau apa, Olivia?” Simon malah balik bertanya. Dia mulai melepas jas dan melempar asal.Olivia menelan saliva pelan ketika melihat hal itu. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Simon, tetapi dia yakin kalau itu bukanlah hal yang baik. Alarm bahaya dalam otaknya langsung memperingatkan secara alami. Hingga Olivia yang hendak menabrak tembok langsung menyingkir. Dia berharap bisa lepas dari kejaran Simon. Sayangnya, baru saja Olivia terlepas, Simon kembali meraih tubuhnya dan mengurung dengan kedua tangan.“Simon, jangan macam-macam,” kata Olivia memperingatkan.“Aku gak macam-macam, Olivia. Aku hanya ingin melihatmu saja,” sahut Simon. Sebelah tangannya terulur, mengusap bibir Olivia pelan. Dia melakukan gerakan yang membuat Olivia menjadi salah ti
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: [5] Hari Pertama Bekerja“Silahkan, Nona. Tuan Simon sudah menunggu anda.”Olivia yang baru saja datang ke perusahaan Simon dibuat terpana dengan bangunan tersebut. Semua tersusun dengan rapi dan gaya yang elegan. Baru masuk saja, Olivia sudah disuguhkan dengan desain perusahaan yang berbeda dari perusahaan kebanyakan. Dia menatap sekitar dan menganggukkan kepala.‘Pantas saja dia sombong. Ternyata memang lebih kaya dari keluarga Sean,’ batin Olivia.“Nona, saya harap anda lebih berhati-hati dan jangan melakukan kesalahan. Tuan Simon tidak suka kalau sekretarisnya ceroboh dan tidak bisa menjaga emosi. Jadi, saya harap apapun yang terjadi nanti, anda bisa mengendalikan emosi,” ucap pria yang membimbing Olivia.Olivia hanya bergumam pelan dan menganggukkan kepala. Seberapa emosian Simon, dia jauh lebih mengerti daripada semua karyawan di perusahaan. Olivia bahkan salud ketika mendengar banyak yang berminat bekerja di perusahaan Simon. Dia pikir, bos jahat tidak akan pernah diperebutkan.“Nona, sudah sampai,” ka
Last Updated: 2025-10-03
Chapter: [4] Tidak Akan Membiarkan Dia Memikirkanmu“Pa, kenapa Papa malah mendukung Olivia kerja di perusahaan Simon? Papa tahu kan dia itu seperti apa? Dia tidak pernah menyukai keluarga kita.”Sean yang kesal karena sang papa mendukung keinginan Simon pun langsung melayangkan protes. Sejak tadi dia sudah menahan karena sang papa yang memberikan isyarat, tetapi nyatanya, papanya tetap tidak mengatakan apa pun. Bahkan, papanya tampak mendukung sepenuhnya.“Pa, Olivia itu istriku. Dia anggota keluarga kita. Kalau dia bekerja dengan Simon dan menjadi sekretarisnya, dia bisa saja menyiksanya. Selain itu, keluarga kita juga bisa malu karena keluarga kita bekerja dengan orang lain,” kata Sean.Charles yang sejak tadi diam pun menatap ke arah putranya berada. Dia menarik napas dalam dan membuang secara perlahan. Simon dan Sean memang putranya, tetapi keduanya memiliki sifat berbeda. Simon jauh lebih diam dan tenang, tetapi dibalik itu semua, putranya sangatlah mematikan. Sedangkan Sean sendiri sosok yang tidak sabaran dan keras kepala. Hal
Last Updated: 2025-10-03
Chapter: [3] Tidak Akan Melepaskan“Kamu harus tenang, Olivia. Jangan kamu pikirkan. Anggap tidak pernah terjadi apa pun. Kamu harus terus bersikap biasa.”Olivia yang sejak tadi merasa salah tingkah mulai memberikan sugesti untuk diri sendiri. Meski dia sudah mengatakan tidak akan mengungkitnya, tetap saja kenangan itu terlintas dalam benaknya. Apalagi saat dia mandi dan mendapati banyak bekas di tubuhnya, membuat Olivia kembali merasa tidak enak hati. Dai juga takut kalau kejadian semalam diketahui keluarga besarnya.“Olivia, kamu pasti bisa. Lagi pula, Simon pasti sudah pulang. Dia kan gak pernah betah di rumah ini,” ucap Olivia dengan diri sendiri. Dia ingat, Simon paling malas kalau datang ke rumah keluarga Sean. Meski keduanya memiliki ayah yang sama, tetapi sikap keduanya berbeda.Olivia menarik napas dalam dan membuang perlahan. Dia melakukan hal yang sama berulang kali. Hingga merasa dirinya sudah membaik, membuatnya keluar kamar dan menuruni satu per satu anak tangga. Olivia langsung menuju ke arah ruang maka
Last Updated: 2025-10-02
Chapter: [2] Menghabiskan Malam Panas (21+)“Kamu mabuk, Olivia. Jadi, jangan berbuat aneh-aneh. Masuk kamarmu saja,” jawab pria itu. “Aku gak mabuk, Simon. Aku bahkan tahu kalau itu kamu,” kata Olivia. Charles Simon. Pria dengan tubuh tinggi itu hanya diam dan tidak menganggap ucapan Olivia. Dia malah melangkahkan kaki, berniat meninggalkan Olivia. Namun, di waktu yang sama, Olivia malah menarik tangan pria itu. Dia bahkan dengan nekad mengapit kepala Simon dan menempelkan bibir. Olivia langsung melumat kasar. Hingga Simon menjauhkan tubuh wanita itu. Napasnya terdengar berat dengan tatapan tajam. “Olivia, kamu sadar sama apa yang kamu lakukan?” tanya Simon dengan suara berat. “Sadar. Aku mau kamu menemaniku di ranjang,” jawab Olivia dengan senyum manis. Simon sudah mencoba bertahan, tetapi Olivia terus menggodanya. Wanita itu mulai berani menyentuh bagian bawahnya, membuat Simon semakin tidak bisa bertahan. Hingga dia merasa sudah sampai batas kesabaran, membuatnya meraih tangan Olivia dan menggenggam erat. “Kamu yang
Last Updated: 2025-10-02
Chapter: [1] Tidur Denganku“Terima kasih sudah datang ke acara ulang tahun pernikahan kami yang kedua. Saya harap, semoga kami bisa menjadi pasangan yang semakin baik dan pernikahan ini berjalan langgeng.” Semua tamu undangan yang hadir pun langsung bertepuk tangan dan mendoakan pasangan yang saat ini berada di hadapan mereka. Semua orang tampak bahagia. Pasangan yang selalu terlihat mesra itu, benar-benar mendapat berkat dari semua orang. Namun, hal berbeda tampak ditunjukkan sang bintang utama, Olivia Chandra. Wanita dengan rambut sepunggung itu hanya terdiam dan mengulas senyum tipis. Meski sebelah tangannya menggandeng sang suami, pandangannya tampak kosong. “Sean, selamat. Kalian memang pasangan yang serasi. Yang satu cantik, satunya tampak. Benar-benar paket sempurna.” Olivia yang mendengar hal itu pun mengalihkan pandangan. Dia menatap ke arah pria yang bersama sang suami dan melempar senyum tipis. Itu adalah sahabat Sean. “Aku doakan kalian segera memiliki momongan,” kata Brian—salah satu sahabat S
Last Updated: 2025-10-01
Wanita Simpanan CEO
Melalui malam panas dengan seorang pria tidak dikenal membuat Qiana berada dalam sebuah masalah besar. Dia yang saat itu mabuk tidak menyangka jika melakukan hubungan dengan pria asing. Tapi, siapa sangka jika pria itu merupakan atasan barunya, Jack James yang terkenal begitu angkuh dan penuh dengan kesombongan. Saat itu, Qiana berusaha untuk menjauh dari Jack, tapi siapa sangka, nasib berkehendak lain. Dia harus terikat bersama Jack dalam hubungan yang begitu rumit.
"Aku benar-benar tidak ingin bersamamu, Jack. Jadi, lepaskan aku."
"Sayangnya, kamu tidak memiliki hak untuk berdiskusi denganku, Qiana. Kamu hanya akan tetap di sisiku. Selamanya."
Read
Chapter: [78] Mendapatkan Hatinya (End)“Maka dengan ini, kami memutuskan bahwa James dan Deolinda resmi bercerai.”Ketukan hakim membuat Deolinda langsung memejamkan mata, membuat air matanya mengalir dengan sendirinya. Rasa sakit dan penyesalan langsung menyelimuti dirinya. Dia mencintai James sepenuh hati, tetapi dia juga selalu melakukan hal gila dengan menjebak Qiana berulang kali.‘Kalau saja aku tidak melakukannya. Pasti James mash bersama denganku, kan?’ batin Deolinda. Mulutnya tertutup rapat dengan tubuh bergetar. Dia benar-benar merasakan kesedihan yang mendalam.“Sudah, De. Kamu tidak perlu menangisinya. Kamu bisa mencari pria lain yang lebih dari James.”Deolinda yang melihat sahabatnya di sana pun hanya terdiam dan menganggukkan kepala. Dia akui, Deolinda sangat mencintai James. Kalau harus mencari pria lain, dia sendiri tidak yakin. Hanya saja, rasa cintanya malah semakin membuatnya nekad dan bodoh. Deolinda tidak bisa berpikir dengan baik.“Sekarang kita pulang saja,” kata Sherly dan langsung mendapat angguk
Last Updated: 2025-10-08
Chapter: [77] Melakukan Pemeriksaan“Bayi dalam kandunganmu baik-baik saja, Qiana. Dia juga sehat dan tumbuh dengan baik.”Qiana yang mendengar ucapan sang dokter pun tersenyum lebar. Dia merasa bahagia dengan kabar yang diterimanya. Harapannya supaya yang anak tumbuh di rahimnya dengan baik pun seakan terwujud. Dia yang bahagia membuat bayi dalam kandungannya bisa berkembang dengan cukup baik.“Aku akan berikan resep obat buat kamu,” ucap sang dokter kembali.Qiana hanya menganggukkan kepala. Bibirnya masih tersenyum lebar, menatap ke arah gambar janin di depannya. Sudah terbentuk kepala dan bagian tubuh yang lain. Beratnya juga sudah tampak. Terlihat di sana bayinya mulai bergerak, membuat Qiana yang begitu menantikan semakin tidak sabar. Padahal dia tahu setelah ini dia akan berpisah dengan James.Namun, Qiana seakan tidak peduli sama sekali. Dia tetap mengharapkan anaknya segera lahir. Rasanya tidak sabar untuk menggendong bocah mungil yang saat ini hanya bisa melihatnya melalui monitor USG. Hingga sang dokter membe
Last Updated: 2025-01-07
Chapter: [76] Membuat CemburuQiana mengenakan dress panjang semata kaki dan mengatur rambutnya. Dia menatap beberapa kali, takut kalau sampai ada yang salah dengan penampilannya. Make up tipis membuatnya tampak semakin menawan. Entah kenapa, Qiana merasa kalau setelah kehamilan ini, dia terasa jauh lebih cantik dari sebelumnya.Qiana mulai melangkahkan kaki setelah merasa sudah puas dengan penampilannya. Dia menuju ke arah pintu dan keluar. Kakinya menuruni satu per satu anak tangga. Sebelah tangannya memegang pembatas tangga, takut kalau dia kenapa-kenapa. Perutnya sudah lebih besar dari sebelumnya, tetapi masih bisa untuk melihat kakinya melangkah. Hingga Qiana yang sudah sampai di bawah pun segera menuju ke arah pintu depan.“Qiana, kamu mau kemana?” tanya Siska dengan tatapan lekat.Qiana pun berhenti dan menjawab, “Aku mau periksa kandungan, Ma. Hari ini memang sudah jadwalnya.”“Loh, kok gak bilang sama James,” ucap Siska.Qiana yang ditanya pun diam. Dia memang sengaja tidak mengatakan hal ini dengan James
Last Updated: 2025-01-05
Chapter: [75] Siasat Deolinda“Diminum dulu, Jessica.”Jessica yang mendengar hal itu pun terdiam. Dia menatap ke arah Qiana dan Emily yang ada di depannya. Ada perasaan canggung saat melihat keduanya yang sudah menolong dirinya. Padahal jelas kalau dia sudah berbuat buruk dengan Qiana. Hingga dia menelan saliva pelan dan mengambil gelas di depannya. Jessica mulai meneguk pelan, berusaha menghilangkan ketakutan dan perasaan canggung yang tiba-tiba muncul.“Bagaimana kamu bisa berurusan dengan mereka, Jes? Kamu memiliki masalah atau memiliki hutang?” tanya Emily.Jessica baru saja selesai menghabiskan minuman yang ditawarkan Emily. Dia mulai meletakkan gelas di meja dan balik bertanya, “Bukannya itu orang suruhan kalian?” Sebenarnya Jessica tahu kalau tidak mungkin mereka menyuruh orang untuk menyakitinya, tetapi Jessica sudah terlanjur malu. Dia enggan mengakui kesalahannya yang sudah berbuat jahat dengan Qiana. Mendengar itu, emosi Emily pun langsung meningkat. Dengan tegas dia berkata, “Jaga omonganmu, Jessica.
Last Updated: 2025-01-01
Chapter: [74] Jalan-jalan PagiQiana membuang napas lirih. Pagi ini dia memilih berjalan-jalan di taman yang jauh dari rumahnya. Tidak lupa Qiana mengenakan masker, takut kalau ada yang mengenali dirinya. Dia takut kalau kejadian beberapa hari yang lalu membuat banyak orang mengenal dirinya. Ditambah dengan perutnya sudah sedikit lebih membesar, membuat Qiana mau tidak mau harus lebih giat dalam melakukan aktivitas. Padahal kalau dulu dia hanya akan berbaring cantik dan tidak melakukan apa pun.Qiana yang sudah berjalan beberapa putaran pun membuang napas lirih. Dia memilih untuk duduk di tanah dan menyelonjorkan kedua kaki. Manik matanya menatap sekitar. Ada beberapa ibu hamil juga yang tengah berjalan-jalan seperti dirinya. Bedanya, mereka ditemani suami. Sedangkan Qiana harus berjalan-jalan sendiri. Ada rasa iri setiap kali melihat pasangan yang begitu bahagia. Qiana juga menginginkan hal yang sama.Namun, Qiana harus cukup sadar diri. Dia tidak mungkin mendapatkan hal semacam itu. Kalau sampai dia mendapatkanny
Last Updated: 2024-12-14
Chapter: [73] Peringatan AwalHening. Alvan dan James hanya diam. Keduanya duduk saling berhadapan, tetapi tidak ada yang membuka suara sama sekali. Keduanya seperti tengah asyik menikmati pikiran masing-masing. Hingga Alvan yang tidak sabar menunggu pun membuang napas lirih. Dia mendongakkan kepala, menatap ke arah James dan bertanya, “Kenapa kamu kesini, James?”James yang awalnya dia pun langsung mendongak. Sebenarnya dia tidak bermaksud untuk diam. Dia juga tidak takut dengan Alvan. Hanya saja, sejak tadi dia diam tengah memikirkan kalimat yang pas untuk melarang Alvan selain karena Qiana adalah istrinya. Dia ingin membuat Alvan takut dan menurut dengannya.“Tidak biasanya kamu datang ke rumahku,” imbuh Alvan karena tidak juga mendapat jawaban.James membuang napas lirih dan berkata, “Aku kesini karena aku melihat kamu bersama dengan Qiana beberapa hari yang lalu, Alvan.”Mendengar itu, Alvan terdiam sejenak. Dia merasa bahagia karena James yang ternyata terpancing dengan rencananya. Dia yakin, James pasti ten
Last Updated: 2024-12-10
Chapter: [44] Membangun Hubungan Kembali“Rapat selesai. Kalian bisa istirahat. Kita akan lanjut setelah makan siang.”Noah yang hari ini memimpin rapat pun menutupnya. Semua yang ada di ruangan pun langsung keluar, mengikuti instruksi yang baru saja Noah katakan. Mereka hanya memiliki waktu satu jam untuk istirahat. Jadi, mereka harus memanfaatkan dengan baik. Meski Noah terlihat baik dan ramah, tetapi masalah pekerjaan, pria itu tidak main-main.Sedangkan Ivana masih sibuk mengemasi barang bawaannya. Dia tampak serius dan tidak memperhatikan sekitar. Hingga dia mendengar seseorang menarik kursi di sebelahnya, membuat pandangannya beralih.“Ivana, ayo makan siang,” ajak Noah.“Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan, Noah. Jadi, aku tidak bisa. Kamu makan siang sendiri saja,” ucap Ivana.Noah yang mendengar berdecak kecil dan memutar bola mata pelan. Dengan nada menahan kesal dia berkata, “Ivana, aku menyuruhmu bekerja di sini bukan untuk menekan dan tidak memberimu istirahat. Aku tidak sejahat itu, Ivana.”Ivana t
Last Updated: 2025-10-20
Chapter: [43] Bertanggungjawab dengan Cara Berbeda“Hari ini aku tidak mengantarmu, Ivana. Tapi akan ada sopir yang mengantarmu.”Ivana yang baru saja menyiapkan makanannya pun langsung berhenti. Dia menatap ke arah Arga berada dan menganggukkan kepala. Beberapa hari selalu diantar Arga, membuatnya merasakan suasana yang berbeda.Namun, Ivana hanya diam dan melanjutkan makan. Sesekali dia menatap ke arah Arga yang sedang menghabiskan makannya. Ivana ingin bertanya, tapi dia ragu. Dia merasa, apakah dia masih memiliki hak bertanya?“Ada urusan yang harus aku selesaikan. Jadi, aku berangkat dulu,” kata Arga setelah selesai makan.Lagi-lagi, Ivana hanya bisa menganggukkan kepala dengan mulut tertutup rapat. Dia tidak berani menatap ke arah Arga. Meski dia penasaran, tetapi Ivana lebih memilih menyembunyikannya. Hingga tiba-tiba Aarga berhenti di depannya, membuat Ivana mengalihkan pandangan.“Kenapa?” tanya Ivana ketika Arga menatapnya lekat.Tidak ada jawaban, tetapi Arga menundukkan kepala dan memberikan kecupan di kening Ivana. Dia me
Last Updated: 2025-10-19
Chapter: [42] Tidak Akan Membiarkanmu Pergi“Masuk.”Arga yang masih sibuk dengan tugasnya hanya mengizinkan tamunya untuk masuk, tidak melihat dulu siapa yang datang. Arga bahkan tidak menatap ke arah sang pelaku ketika pintu terbuka. Beberapa hari hanya menemani Ivana membuat pekerjaannya menumpuk. Itu sebabnya, dia harus menyelesaikannya. Hingga seseorang di depannya meletakkan dokumen, membuat Arga mengalihkan pandangan.“Apa kamu begitu sibuk, Arga?” tanya Saka yang sudah duduk di hadapan Arga.“Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan,” jawab Arga dan kembali fokus.Saka hanya menganggukkan kepala. Hal wajar kalau Arga sibuk hari ini. Beberapa hari meninggalkan pekerjaan dan hanya menemani sang istri, jelas banyak yang harus diselesaikan.‘Tapi sangat disayangkan, hati istrinya sudah diambil orang setengahnya,’ batin Saka sembari memainkan pajangan di meja Arga.“Bagaimana pertemuanmu kali ini, Saka?” tanya Arga.“Cukup baik. Mereka juga memberikan keuntungan yang besar,” jawan Saka.Arga kembali diam. Dia yakin d
Last Updated: 2025-10-18
Chapter: [41] Benar-benar Akan Kehilangan“Ivana, akhirnya kamu sudah mulai kerja lagi.”Ivana yang baru saja datang langsung menghentikan langkah, menatap ke arah Noah yang ada di depannya. Bibirnya tersenyum lebar, merasa bahagia karena dirinya yang diterima dengan tangan terbuka. Dia juga merasa bersyukur karena rekan-rekan kerjanya adalah orang yang baik.“Terimakasih sudah memberiku izin beberapa hari ini, Noah,” kata Ivana.“Tidak masalah. Kamu pegawai di sini dan kamu sakit. Jadi, wajar kalau mendapat izin untuk tidak masuk,” sahut Noah, “terus, bagaimana keadaanmu sekarang?”“Lumayan. Hanya terkilir dan Arga sudah merawatku selama beberapa hari ini. Jadi, sudah tidak apa-apa,” jawab Noah.“Arga?” Noah mengulang dengan alis dinaikkan. Cukup terkejut karena ternyata Arga masih peduli dengan Ivana.Ivana yang ditanya pun menganggukkan kepala. Dia tidak merasa asing dengan hal itu karena menurut Ivana, itu sudah seharusnya. Arga masih suaminya, meski sering menyakiti hatinya. Jadi, jika peduli tidak masalah, kan?“Ada mas
Last Updated: 2025-10-17
Chapter: [40] Lepaskan Saja“Apa yang mau kamu katakan, Gwen?”Arga yang baru saja datang langsung duduk dan bertanya. Wajahnya tampak serius, memperhatikan wanita di depannya. Meski dia datang, tetapi hatinya masih terpaut dengan Ivana. Dia takut terjadi hal buruk dengan sang istri. Pasalnya kaki Ivana sakit dan wanita itu tidak bisa berjalan dengan baik. Di saat perutnya mulai membuncit, Ivana tidak mungkin bisa berjalan dengan satu kaki saja.Sedangkan Gwen yang melihat kedatangan Arga langsung tersenyum tipis dan berkatnya, “Minum dulu,Arga. Kamu baru datang.”Arga membuang napas kasar. Dia mengambil minuman di depannya dan meneguk pelan. Dia memang cukup haus.“Arga, kamu mau pesan makan aa?” tanya Gwen sembari membuka buku menu.“Tidak perlu, Gwen. Aku harus segera pergi. Jadi katakan apa yang sebenarnya mau kamu katakan,” jawab Arga.Mendengar itu, Gwen cukup sedih. Tidak biasanya Arga terlihat buru-buru seperti sekarang. Biasana pria itu memesan makanan dan menghabiskan waktu lebih dulu dengannya. Sesibu
Last Updated: 2025-10-16
Chapter: [39] Apa Masih Orang yang Sama?“Sial!”Gwen yang baru sampai rumah langsung membanting tas di sofa. Wajahnya menunjukkan ekspresi kesal karena mendapat penolakan Arga hari ini. Sebelumnya, dia tidak pernah mendapat penolakan. Bahkan Arga selalu memperlakukannya dengan baik, tetapi pria itu sekarang lebih mementingkan Ivana dibandingkan dirinya.“Kamu tidak bisa memperlakukanku begini, Arga. Aku gak terima kamu lebih mementingkan dia ketimbang aku,” gumam Gwen dengan napas memburu. Tangannya mengepal dengan rahang mengeras. Mengingat seperti apa Ivana yang menatapnya saat dia diusir, Gwen menjadi semakin kesal.‘Aku pastikan kebahagiaanmu tidak bertahan lama, Ivana. Aku akan rebut Arga dari tanganmu lagi. Aku gak akan biarkan kalian bersama,’ batin Gwen.Dentin bel terdengar. Gwen yang awalnya kesal, kali ini langsung mengalihkan pandangan. Dia terdiam sejenak dengan wajah berpikir. Hingga perlahan, kedua sudut bibirnya tertarik, membentuk senyum sinis dan bangkit.“Baru juga aku bilang, dia sudah datang,” gumam Gwe
Last Updated: 2025-10-15