author-banner
Purple
Purple
Author

Novels by Purple

Malam yang panas

Malam yang panas

Di sebuah kota yang jarang tidur, Nadia, seorang wanita karier berusia 28 tahun, menjalani hidupnya dengan ambisi besar. Namun, di balik pencapaiannya, ada kehampaan yang tak bisa ia pahami. Hingga suatu malam, ia bertemu dengan Reza—seorang pria penuh misteri dengan tatapan yang sulit diabaikan. Percakapan mereka yang awalnya biasa perlahan berubah menjadi permainan penuh godaan. Malam semakin larut, dan batas antara logika serta hasrat mulai memudar. Nadia terhanyut dalam pengalaman yang mengguncang tubuh dan pikirannya. Namun, di balik keintiman itu, ada rahasia besar yang disembunyikan Reza. Apakah pertemuan mereka hanya sekadar pelampiasan, ataukah malam itu menjadi awal dari sesuatu yang lebih dalam? Novel ini bukan hanya menghadirkan kisah penuh gairah, tetapi juga menyelami perjalanan psikologis tokoh dalam memahami kebebasan, hasrat, dan arti keintiman yang sesungguhnya.
Read
Chapter: Bab 68 - Retakan yang Tak Terlihat
Pagi itu, hujan turun rintik-rintik di Jakarta. Awan kelabu menggantung rendah di langit, seolah menandai suasana hati Nadia yang terasa ganjil sejak malam sebelumnya. Reza tampak gelisah, meskipun ia berusaha menutupi dengan senyum dan obrolan ringan. Tapi Nadia tahu. Ia tahu ada sesuatu yang sedang disembunyikan.Di meja makan hotel, mereka menikmati sarapan dalam diam. Sesekali Reza menyuapkan roti ke mulutnya, namun tatapannya kosong, pikirannya entah ke mana. Nadia memperhatikan, menimbang kata-kata."Reza," ucapnya akhirnya, pelan. "Kamu pasti nggak akan cerita, ya?"Reza menoleh, kaget. "Cerita apa?"Nadia menatapnya lurus. "Semalam kamu pergi. Kamu kira aku nggak tahu? Kamu pikir aku nggak bisa baca dari cara kamu peluk aku? Dari sorot mata kamu?"Reza terdiam. Jemarinya meremas sendok di tangan. Ia tahu ia tak bisa terus menyembunyikan."Clarissa menghubungiku," akhirnya ia berkata. "Dia... mengancam akan menyebarkan video masa lalu itu. Aku harus menemuinya."Nadia memalingk
Last Updated: 2025-06-19
Chapter: Bab 67 - Bara Dalam Diam
Pagi itu, angin laut berhembus pelan menyingkap tirai jendela kamar hotel tempat Nadia dan Reza menginap. Sinar matahari menelusup masuk, menyinari wajah Nadia yang masih terlelap di pelukan Reza. Suara ombak menjadi nyanyian alami yang mendamaikan, seolah ingin menenangkan segala badai yang semalam menggelora di hati mereka.Reza membuka mata perlahan, memandangi wajah Nadia yang tampak tenang dalam tidurnya. Dalam keheningan, ia merasakan rasa syukur yang begitu besar—setelah sekian lama, ia bisa kembali merasakan kedekatan ini, menyentuh kulitnya, mencium harum rambutnya, dan mendengar helaan napasnya begitu dekat.Namun di balik ketenangan pagi itu, ada kegelisahan yang tak bisa ia abaikan. Kata-kata Clarissa semalam masih menggema dalam benaknya. Ancaman yang terselubung manis, namun menyimpan racun yang siap melumpuhkan semuanya."Aku tidak akan tinggal diam kalau kau terus bersama Nadia, Reza," kata Clarissa semalam, sebelum ia meninggalkan restoran tempat mereka bertemu diam-d
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 66: Tembok-Tembok yang Runtuh
Sore itu, langit Jakarta berwarna jingga keemasan. Gedung-gedung pencakar langit memantulkan cahaya senja, menciptakan bayangan panjang yang menari di jalanan. Di balik jendela kaca sebuah apartemen mewah, Nadia berdiri membisu. Tubuhnya bersandar di kusen jendela, mata menatap langit yang perlahan kehilangan cahayanya. Pikirannya penuh. Tentang Reza. Tentang masa lalu. Tentang keputusan yang kini menuntut keberanian."Nadia," suara lembut Reza menyentaknya dari lamunannya.Ia menoleh pelan. Reza berdiri di ambang pintu dengan secangkir teh di tangannya. Lelaki itu tampak letih, tapi tatapannya hangat. Seolah tahu, bahwa hari ini bukan hari yang biasa bagi keduanya."Kamu nggak minum dari tadi pagi," ucap Reza sambil menyodorkan teh.Nadia menerima cangkir itu, jari-jarinya menyentuh jari Reza sejenak. Ada aliran hangat yang menyusup lewat sentuhan kecil itu. Ia menarik napas dalam."Reza, aku... ingin bicara."Reza mengangguk. Ia duduk di sofa, dan Nadia mengikuti, duduk di sampingny
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: Bab 64 -Dalam Kabut Rindu
Nadia berdiri di depan jendela kamarnya, menatap langit senja yang mulai diselimuti kabut tipis. Udara dingin sore itu menusuk kulitnya, tetapi yang membuatnya menggigil bukan hanya suhu udara, melainkan gemuruh rindu yang tak terbendung dalam dadanya. Sudah beberapa hari sejak pertengkaran terakhirnya dengan Reza, dan meskipun amarah masih menyisakan bara, hatinya meronta karena kehilangan.Telepon genggam di tangannya masih menampilkan pesan terakhir dari Reza. Ia belum membalas. Bukan karena tak ingin, tapi karena takut pada kejujuran hatinya sendiri. Hatinya yang sudah terlalu hancur, terlalu lelah berharap, tapi juga terlalu mencintai untuk benar-benar meninggalkan.Pintu kamarnya terbuka pelan. Farah, sahabat sekaligus sepupunya, masuk dengan membawa secangkir teh."Kamu belum makan apa pun hari ini, Nad," ucap Farah lembut sambil meletakkan cangkir di meja.Nadia hanya menoleh sejenak dan kembali menatap jendela. "Aku nggak lapar."
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: Bab 63 -Luka yang Masih Terbuka
Langit sore mulai menguning saat Reza berdiri di teras rumah Nadia, memandang jalan yang perlahan sepi. Suara kendaraan yang sesekali melintas seperti gema dari dunia luar yang tak ingin ia hadapi. Tangannya masih memegang kotak kecil berisi sesuatu yang sangat berarti baginya—sebuah liontin yang dulu pernah ia berikan pada Nadia.Ia tahu, langkah yang ia ambil kali ini akan mengubah segalanya. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk Nadia. Hatinya masih bergejolak, penuh keraguan dan keinginan yang saling bertentangan. Apakah ia cukup kuat untuk menghadapi masa lalu, atau sebaiknya ia menyerah saja dan membiarkannya terkubur bersama kenangan?"Reza?" suara lembut itu menghentikan pikirannya. Nadia berdiri di belakangnya, mengenakan dress sederhana berwarna biru pucat yang membuatnya tampak rapuh namun tetap memesona. Tatapannya penuh tanya, namun juga ada ketegasan di sana.Reza menoleh, bibirnya sedikit bergetar. "Aku... cuma ingin mengembalikan ini,"
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: Bab 62 -Pelarian yang Menyesakkan
Pagi di Jakarta selalu datang dengan hiruk pikuk yang sama. Tapi pagi ini berbeda. Udara terasa lebih pekat, seperti menampung sisa-sisa amarah dan luka semalam. Nadia berdiri mematung di balik tirai hotel tempat ia bermalam. Matanya sayu, memandang jauh ke jalanan yang sudah mulai dipenuhi kendaraan. Namun, pikirannya bukan di sana."Kenapa aku masih di sini?" bisiknya lirih.Semalaman ia tak tidur. Bayang-bayang Reza terus menghantuinya. Pelukan terakhir pria itu sebelum mereka bertengkar terasa begitu nyata di kulitnya. Tapi yang lebih menusuk adalah sorot mata Reza—penuh luka dan kecewa.Nadia memeluk dirinya sendiri. Dingin. Bukan karena suhu ruangan, tapi karena kesepian yang perlahan merambat ke tulangnya. Ia telah mengambil keputusan besar, tapi apakah itu benar?Ponselnya terus berbunyi. Pesan dari Reza masuk bertubi-tubi semalam. Semuanya belum dibuka. Tangannya sempat tergerak, ingin membaca satu per satu, tapi hatinya belum cukup kuat.Saat ia akhirnya duduk di pinggir ran
Last Updated: 2025-06-14
You may also like
Alice
Alice
Romansa · Puspita
4.9K views
Penyesalan Kakak Angkat
Penyesalan Kakak Angkat
Romansa · Vita Zhao
4.9K views
Delia (Gadis Pengagum Senja)
Delia (Gadis Pengagum Senja)
Romansa · Lina Hakim
4.9K views
Marriage Agreement
Marriage Agreement
Romansa · Sofia Grace
4.9K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status