Akibat kecelakaan, Rosea kehilangan sebagian ingatannya dan bangkrut. Untungnya, dia memiliki teman baik yang mau mempekerjakannya. Bahkan, Rosea diajak untuk menghadiri pesta pertunangan salah satu konglomerat di Prancis! Hanya saja, wanita itu terkejut kala menemukan bahwa calon tunangan pria di pesta itu adalah Leonardo Abraham, sang mantan kekasih. Sejak saat itu, hidup Rosea pun berubah! Leonardo tampaknya menginginkan wanita itu kembali ke sisinya! Tak peduli apa pun caranya
View More“Berhentilah bercermin, kamu sudah sangat cantik.”
Mendengar komentar temannya yang berdiri di ambang pintu, Rosea mendengus malas. “Diamlah!”
“Aku serius Sayang, semakin kamu mencari celah kekurangan yang sebenarnya tidak ada, kamu akan tidak percaya diri dan memikirkan hal sebenarnya membuang waktu.”“Sudah ceramahnya?”Sontak Jacob tertawa, pria itu membuang muka dan melenggang pergi untuk memberi ruang kepada Rosea yang sejak tadi terus berdiam diri di depan cermin, sibuk dengan dirinya sendiri.Suara hembusan napas yang kasar terdengar keluar dari mulut Rosea, wanita itu mencoba mengatur napasnya untuk mengurangi kegugupan.Ini untuk pertama kalinya Rosea kembali hadir di sebuah acara besar setelah satu tahun yang lalu mengalami kecelakaan.Satu tahun yang lalu, Rosea tergelincir jatuh saat bermain es skating, kecelakaan itu menyebabkan Rosea koma dalam waktu lama hingga dia kehilangan banyak ingatannya hingga dia melupakan banyak anggota keluarganya sendiri.Kecelakaan itu membuat Rosea sempat terpuruk, karena ingatannya yang hilang, dia kesulitan menjalani aktivitasnnya seperti biasa, bahkan Rosea tidak lagi bisa bekerja dan melanjutkan bisnis perhiasannya.Bisnis yang Rosea bangun sekian lama akhirnya terpuruk dan berada di jurang kebangkrutan.Kini Rosea memilih untuk menjadi assistant Jacob agar dia bisa kembali menata kemampuannya yang hilang.Malam ini, Rosea dan Jacob berada di Paris. Jacob mendapatkan sebuah undangan pesta pertunangan dari seorang pengusaha, Jacob sengaja mengajak Rosea sebagai partnernya karena mereka juga memiliki bisnis yang akan dibuka di Paris.“Sea, cepatlah,” panggil Jacob lagi.Rosea segera beranjak dan melangkah keluar. “Ayo.”Jacob merangkul pinggang Rosea dan membawanya pergi keluar dari kamar hotel tempat menginap.“Apa aku cantik?” tanya Rosea tiba-tiba.Jacob mendengus geli, pria itu melirik Rosea sekilas dan berkata, “Sangat cantik,” jawab Jacob meyakinkan.Di antara lorong dan kaca-kaca besar yang arsitektur, Rosea melihat pemandangan malam kota Paris yang memanjakan mata.Jacob dan Rosea baru sampai di Paris siang ini, ada banyak rencana yang akan dilakukan dan kemungkinan mereka akan tinggal dalam waktu yang lebih lama.“Kamu suka?” tanya Jacob.Rosea mengangguk. “Lain kali ajak aku lagi, aku merasa senang jika di ajak ke tempat baru.”
“Tergantung, jika kamu terus bersikap manis, aku sih tidak keberatan membawamu,” goda Jacob yang langsung disambut cemberutan Rosea.
Jacob menarik anak rambut yang bergerak menyapu pipi Rosea, menyampirkannya ke belakang telinga Rosea yang dihiasi anting kecil yang berkilau.
“Di pesta nanti ada banyak orang Indonesia, kamu tidak boleh mengumpat, jadilah anak baik, mengerti?”
Sontak Rosea tertawa malu, wanita itu mengangguk paham.
Ini untuk yang ke empat kalinya Jacob membawa Rosea pergi ke luar negeri, Rosea memiliki kebiasaan mengumpat ketika dia merasa tidak nyaman dengan suatu keadaan. Untuk orang asing, mungkin mereka tidak akan mengerti apa yang Rosea ucapkan, namun untuk sesama orang Indonesia, itu jelas akan menjadi masalah.
“Sepertinya pesta akan segera dimulai.” Jacob menarik pinggang Rosea, membawanya pergi ke arah tangga karena Rosea tidak bisa menggunakan lift.
***
Bayangan seorang pria duduk di kursi terlihat di jendela, dia terlihat menikmati ketenangannya dalam kesendirian yang ditemani segelas wine.
Wajah tampannya terlihat datar tidak berekspresi, matanya yang sebiru lautan menyapu pemandangan malam kota Paris.
Malam ini adalah pesta pertunangannya, namun tidak ada kebahagiaan sedikitpun yang terpancar di matanya, sorot matanya justru melukiskan banyak kemuakan.
Suara ketukan langkah terdengar mendekat, seorang wanita paruh baya bergaun putih masuk ke dalam ruangan. “Kamu akan duduk di sini sampai kapan?” tanya Berta.
“Pestanya beberapa menit lagi,” jawab Leonardo dengan tenang.
“Banyak tamu yang ingin bertemu denganmu, kamu adalah tuan rumah pesta, bersikap terhormatlah,” tegur Berta dengan penuh tekanan.
Leonardo meneguk winenya sekali lagi sebelum beranjak, pria itu mengambil jassnya dan segera mengenakannya. “Sejak awal aku sudah bilang, aku tidak butuh pesta apapun. Pesta ini dibuat oleh Ibu sendiri, itu artinya Ibu yang harus menjadi tuan rumah, bukan aku,” jawab Leonardon dengan tenang.
“Leonardo! Ibu tahu kamu tidak suka dengan rencana pertunangan ini, tapi kamu tidak bisa menunjukan rasa tidak suka itu di depan banyak orang. Suka tidak suka, kamu harus menerimanya, ini demi Prince.”“Berhenti mengatas namakan Prince dalam bisnis ini.”Berta mendengus kesal, wanita itu mendekat dan berdiri di hadapan Leonardo. “Bertahanlah selama beberapa bulan sampai hak asuh Prince bisa kita menangkan.”Wajah Leonardo terangkat, menatap kebohongan di mata Berta yang mudah dia baca. “Aku tidak pernah keberatan berkorban apapun demi Prince, yang tidak aku terima adalah rencana lain Ibu.”Wajah Berta memucat, tangannya terkepal kuat mencoba tetap berdiri tegak di hadapan putranya.“Berhenti membantah Leonardo, kamu sudah dewasa, pernikahan bisa terjadi meski tanpa cinta.” Berta membalikan badannya dan langsung pergi.Leonardo terdiam melihat bayangannya sendiri di jendela, wajah tampannya mengeras menahan amarah.Dia benci dengan aturan tidak masuk akal yang kembali membelitnya.Sudah satu tahun lebih Leonardo berhasil terlepas dari kekangan keluarga Abraham dan tidak terlibat dalam bisnis kedua orang tuanya, namun semuanya kembali berakhir tidak baik, semenjak hak asuh Prince jatuh ke tangan Mikhaila, mantan tunangannya.Dulu, Mikhaila dan Leonardo sempat di jodohkan, namun mereka putus tepat ketika Mikhaila mengandung Prince. Setelah melahirkan, Mikhaila menyerahkan Prince kepada Leonardo.Leonardo mengasuh Prince seorang diri tanpa kekurangan. Masalahnya, kini hak asuh jatuh ke tangan Mikhaila.Mikhaila menuntut untuk kembali melanjutkan perjodohan mereka yang dulu sempat berakhir, wanita itu mengancam akan membawa Prince pergi dan memisahkan Leonardo dari Prince jika Leonardo tidak menuruti keinginannya.“Ayah,” suara seorang anak kecil terdengar memanggil.Leonardo membalikan badannya, melihat seorang anak laki-laki yang kini sudah berpakaian formal.“Apa aku bisa bermain saja?” tanya Prince mendekat.Leonardo tersenyum samar, memperhatikan putranya yang tidak menunjukan antusias atas pertunangan kedua orang tua kandungnya. Leonardo tahu betul alasannya, Prince dan Mikhaila tidak dekat, mereka tidak lebih seperti dua orang asing yang terpaksa harus disatukan.“Kamu harus ada di ruangan pesta,” kata Leonardo.“Benarkah?” tanya Prince lagi terlihat kecewa.Leonardo mengusap rambut halus Prince. “Datanglah sebentar, setelahnya kamu bisa bermain.”Kesedihan di mata Prince menghilang dengan cepat, anak itu tersenyum lebar terlihat puas mendengar jawaban Leonardo.“Ayo, Prince.” Tangan Leonardo terulur mengajak bergandengan, keduanya pergi keluar dari penthouse yang sudah satu tahun lebih mereka tempati.To Be Continued...Angin berhembus kencang begitu yacht bergerak, langit cukup gelap pekat, berbanding balik dengan terangnya lampu-lampu bangunan rumah di pinggiran dermaga, cahanya menyebarkan pantulan terang di permukaan air laut.Rosea mengambil gelas anggur dan mencicipinya satu tegukan kecil, lalu meninggalkannya karena kini dia harus memikirkn kandungannya. Usapan lembut tangan Leonardo menyentuh permukaan perut Rosea. “Aku dengar, perempuan yang sedang hamil sering mengalami perubahan emosi karena hormonal. Kapan kamu akan mengalaminya?”Rosea langsung membuang muka sambil menutup mulutnya yang tidak dapat menahan senyuman malu. Leonardo tidak tahu saja, sejak beberapa hari terakhir ini justru Rosea merasa pikiran dan perasaannya lebih santai tanpa alasan yang bisa dia mengerti, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku.Lebih anehnya lagi, Rosea menjadi lebih sering merindukan Leonardo. Logika dan perasaannya bertentangan begitu jauh. Logika Rosea masih terbayang dengan ketakut
“Sea!” tangan Prince melambai di udara, anak itu berlari secepat yang dia bisa, menghampiri Rosea dan menghembur kedalam pelukannya dengan tawa riang.Banyak kejadian baik yang datang padanya akhir-akhir ini. Ibunya, neneknya, mereka semua menjadi lebih lembut dari biasanya, tidak lagi menekan Prince untuk terus belajar dan bertemu berbagai guru less sepanjang waktu.Prince bahagia, neneknya tidak lagi berbicara buruk tentang Rosea, neneknya justru mendukung Rosea untuk menjadi ibunya.Setelah penantian panjang, dia akan segera memiliki seorang ibu yang tinggal bersama dengannya sepanjang hari, mengantarnya pergi ke sekolah dan menemaninya pergi camping sekolah.Prince memejamkan matanya merasakan pelukan hangat Rosea yang melingkupi tubuhnya. Pelukan yang menenangkan dan selalu dia rindukan.“Mengapa Sea tidak pernah mengangkat teleponku akhir-akhir ini? Aku pikir Sea sedang marah,” ungkap Prince.“Dokter bilang, aku tidak boleh menggunakan handpone saat sakit,” jawab Rosea berbohong
“Saya Leonardo Abraham, saya datang ke sini ingin melamar Rosea Gabriella, putri Anda.”Tubuh Kartika menegak, menatap lekat sosok pria yang datang melamar putrinya malam ini. Pria itu duduk dengan tegap dan berbicara tanpa keraguan. Sejujurnya, Kartika masih ragu karena dia belum mengenal sosok Leonardo. Masih ada banyak hal yang ingin Kartika ketahui darinya, disisi lain Kartika juga harus percaya dengan pilihan putrinya.Rosea tidak mungkin melabuhkan hidupnya pada lelaki sembarangan setelah menolak lamaran dari banyak lelaki.“Apa Anda yakin?” tanya Kartika.Leonardo tersenyum lembut. “Keyakinan saya tidak pernah berubah untuk menikahi Rosea sejak satu tahun yang lalun.” “Nak Leonardo, Anda tahu kan pernikahan dijalankan seumur hidup. Setiap manusia itu memiliki sisi baik dan buruknya, dan itu berlaku pada putri saya Rosea, jika Anda menikah dengannya, maka Anda harus menerima segala kekurangan dan kelebihannya. Anda harus menerima Rosea apa adanya,” ucap Kartika.Leonardo menga
“Ayah, kita mau pergi kemana sebenarnya?” tanya Prince memperhatikan jalanan yang ramai. Sudah satu tahun lebih Prince meninggalkan Indonesia, dia merindukan suasanannya yang jauh berbeda dengan suasana eropa.Prince melihat ke belakang, memperhatian mobil Berta yang terus mengikutinya sejak tadi. Tidak seperti biasanya, neneknya ikut bepergian.Menyadari keterdiaman Leonardo, Prince bergeser memeluk lengan ayahnya, anak itu memperhatikan Leonardo yang terlihat gelisah tidak seperti biasanya. Sejak dari rumah Prince memperhatikan ayahnya yang bergerak kesana-kemari tanpa melakukan apapun. “Ayah kenapa? Ayah sakit?” tany Prince mengguncang lengan Leonardo.“Ayah tidak sakit, Prince,” jawab Leonardo.“Tapi wajah Ayah pucat.”Leonardo mendengus malu, sejujurnya, semenjak berpisah dengan Rosea di bandara, dia gugup setengah mati. Ini adalah pengalaman pertama Leonardo, segala keperluan ditangani oleh Adam dan Bety karena Berta sendiri tidak begitu tahu tentang budaya melamar di Indon
Hogan memijat batang hidungnya dengan kuat, lelaki paruh baya itu berpikir keras dengan ketidak mengertiannya, mengapa putrinya yang tidak suka menmiliki ik, kini secara tiba-tiba memutuskan untuk menikah.Hogan lebih tidak mengerti karena lelaki yang Rosea pilih adalah Leonardo Abraham. Padahal, ingatan Rosea telah kembali, seharusnya Rosea ingat jika selama ini dia selalu berusaha menghindar dari Leonardo karena sifat ibunya yang bermasalah.“Ya Tuhan..” Kartika menghembuskan napasnya dengan berat kesulitan berkata-kata.Beberapa kali Kartika mengatur napasnya agar bisa berpikir rasional, dilihatnya kembali Rosea yang duduk begitu tenang. Ketenangan yang Rosea tunjukan menyadarkan Katika bahwa putrinya tidak main-main dengan ucapannya.“Apa sebenarnya alasan yang membuat kamu memutuskan untuk menikah dengan Leonardo, Sea? Tidakkah kamu ingat apa yang telah dilakukan ibunya pada keluarga kita?” lirih Kartika bertanya.Hogan mengangguk setuju. “Ayah juga tidak begitu menyukainya Sea.
“Aku ingin mencantumkan dalam perjanjian pra-nikah kita, aku tidak menerima uang itu dalam bentuk apapun untuk anakku.”Kening Leonardo mengerut tidak mengerti. “Apa maksudmu Sea?”“Aku tulus menerima kamu Leonardo, dan aku tidak sudi dituduh hamil hanya untuk mendapatkan uang!”“Itu tidak bisa. Lagi pula, tidak ada yang pernah berpikiran seperti itu padamu.”“Ibumu yang mengatakannya tepat sehari sebelum aku tahu kehamilanku,” lirih Rosea menahan tangisan yang mendesaknya. “Aku tidak ingin memperpanjang masalah dengan siapapun. Aku hanya ingin anak yang akan aku lahirnya hidup dalam kedamaian tanpa menerima tuduhan buruk. Karena itu, cantumkan saja dalam perjanjian pra-nikah kita, jika harta kita akan tetap terpisah meski telah menikah dan anakku tidak akan menerima tunjangan masa depan. Aku masih mampu mempersiapkan tabungan masa depan anak kita.”Leonardo terpaku kaget hingga tidak mampu berkata-kata.Leonardo bisa memahami sakit hati Rosea, disisi lain dia tidak setuju dengan k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments