Kakak Cantik, Jadi Mamiku!

Kakak Cantik, Jadi Mamiku!

Oleh:  Aililea (din din)  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
21 Peringkat
190Bab
12.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Ya, kamu memang tidak baik untukku. Kamu memang brengsek. Bodohnya aku dulu menyukaimu!” Setelah enam tahun berusaha lari dari masa lalu yang menyakitkan. Aruna Eldar Abimand malah kembali dipertemukan dengan mantan kekasihnya—Ansel Emery Abimanyu, pria yang sudah mematahkan hatinya karena memilih menikahi wanita lain enam tahun lalu. Pertemuan tak terduganya dengan Ansel karena menolong anak kecil tersesat, membuat Aruna berusaha tak peduli meski Ansel berusaha meminta maaf atas perbuatannya di masa lalu. Lantas, bagaimana kisah Aruna akan berakhir?

Lihat lebih banyak
Kakak Cantik, Jadi Mamiku! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Aililea (din din)
Halo, teman-teman. Buku ini insyaallah up 5 bab sehari ya, 2 bab pagi hari, 3 bab siang. Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, beri ulasan dan bintang 5 kalau kalian suka kisah ini. Terima kasih.
2024-04-18 11:44:58
0
user avatar
Tomy Prakoso
gak ada bonus bab di hari raya.. zzzzzzz
2024-04-11 16:40:01
1
user avatar
Tomy Prakoso
arrgh hari raya gak ada bonus bab.. ...
2024-04-10 08:20:02
1
user avatar
Surya Suwita
ceritanya bagus dong..
2024-04-08 20:06:48
1
user avatar
Tomy Prakoso
mantap kak . jangan lupa bonusin bab saat hari raya nanti ya kak biat lebih wow ......
2024-04-08 10:42:49
1
user avatar
wardah
kisah cinta lama yg blm kelar semoga nanti berujung bahagia ya , si ans sama runa ada emi yg menjadi jalan semoga mereka bersatu
2024-04-06 20:07:06
1
user avatar
Titin Susiyana
Aruna semoga celebekan lagi sama babang Ansel hehehehe
2024-03-26 13:28:42
1
user avatar
qiana Nurnaira
favorit kak bacaan yang gak boleh di tinggalkan AQ tunggu cerita cerita selanjutnya
2024-03-23 13:27:39
1
user avatar
Wida
bacaan yg wajib ada di rak favorit kalian nich...️
2024-03-20 10:29:15
1
user avatar
Siti Nur janah
cus baca kisah Aruna dan ansel yang belum selesai enam tahun lalu......
2024-03-19 17:03:17
1
user avatar
Siti Nur janah
cus baca kisah Aruna sana Ansel yang belum selesai enam tahun lalu.........
2024-03-19 16:59:00
1
user avatar
aniek mardiana
Kakak aku hadir lagii 🫶🏻🫶🏻
2024-03-18 12:12:55
1
user avatar
Margaretha Indrayani
sedih banget bacanya............
2024-03-15 17:34:31
1
user avatar
Devi Pramita
hadir Hadir hadir
2024-03-15 09:53:17
1
user avatar
Adeena
akhir'y louncing jg tp kok deg degan ya mau baca'y.......
2024-03-15 00:34:30
1
  • 1
  • 2
190 Bab
Pertemuan dengan Gadis Kecil
“Kondisi Mommy sudah seperti ini. Dia selalu sakit saat memikirkanmu, apa kamu masih tetap kekeh tinggal di luar negeri? Apa kamu tidak kasihan ke Daddy yang harus mengurus perusahaan sendirian?” Aruna Eldar Abimand menarik napas panjang lantas mengembuskan kasar setelah mengingat cecaran kalimat yang dilontarkan sang kakak saat dia baru saja menginjakkan kaki lagi di negara itu.Wanita berumur 26 tahun itu memiliki rambut panjang sebahu dengan tubuh semampai hingga membuatnya terlihat anggun dan memesona. Sorot matanya yang teduh, dengan binar penuh kasih sayang yang membalut kecemasan dalam tiap tatapan, membuat siapa pun akan jatuh hati ke wanita itu.Aruna baru saja kembali dari luar negeri setelah mendapat kabar jika penyakit ibunya kambuh sampai masuk rumah sakit karena memikirkannya hingga membuatnya merasa bersalah. “Kamu di mana, Runa?” Suara sang kakak terdengar dari seberang panggilan saat Aruna menjawab panggilan.“Aku ke mall sebentar, Kak. Aku ingin membelikan sesuatu
Baca selengkapnya
Seperti Kenal
“Papi!” Emily berlari lantas melompat ke gendongan sang ayah yang menghampirinya.Ansel Emery Abimanyu, pria berumur 29 tahun dengan tubuh tegap dan memiliki rahang yang tegas itu langsung menangkap tubuh putrinya yang melompat ke dalam gendongan.“Ya Tuhan, Emi. Kenapa kamu pergi tidak bilang papi?” Ansel sangat cemas karena sempat berpikir kehilangan putrinya itu. Dia menggendong sambil memeluk erat karena cemas dan takut tadi kehilangan putrinya itu.“Aku bosan, jadi jalan-jalan. Tapi pas nyari Papi, aku malah kehilangan Papi. Untung ada Kakak Cantik tadi yang nemenin aku nyari Papi,” celoteh Emily.“Kakak Cantik? Mana?” tanya Ansel karena putrinya sendirian. Dia menoleh ke kanan dan kiri tapi tak melihat siapa pun selain pengunjung yang sedang berlalu lalang.Emily menoleh ke arah Aruna tadi pergi, lantas menunjuk ke seorang wanita yang buru-buru turun menggunakan lift.“Itu, Papi. Itu Kakak Cantik yang tadi nemenin nyari Papi,” jawab Emily sambil terus menunjuk ke wanita yang tad
Baca selengkapnya
Ingin Mami Baru
“Papi, boleh tidak minta mami seperti Kakak Cantik? Dia baik, lembut, bahkan perhatian. Kalau bisa, minta Kakak Cantik jadi mamiku, ya. Ya, Papi.” Emily membujuk sambil mengedip-ngedipkan kelopak mata.Ansel langsung tersedak ludah mendengar ucapan Emily. Bagaimana bisa putrinya menginginkan wanita asing menjadi ibu.“Kok Papi diam? Papi tidak mau ya kasih mami buat aku?” tanya Emily sambil memasang wajah sedih.Ansel terkejut mendengar ucapan Emily. Dia pun berusaha untuk menjelaskan.“Emi, ingin punya mami bukan berarti bisa tinggal pilih seperti beli balon atau es krim. Papi tidak bisa menjadikan wanita sembarangan sebagai mamimu,” ujar Ansel menjelaskan.“Kenapa?” tanya Emily penasaran.“Ya, pokoknya tidak bisa,” jawab Ansel bingung cara menjawab pertanyaan Emily.“Iya, kenapa ga bisa, Papi? Temen-temenku punya mami semua, kenapa aku tidak punya? Aku selalu diejek ga punya mami, katanya aku lahir dari batu. Ada yang bilang aku bukan anak Papi makanya ga punya mami,” cerocos Emily
Baca selengkapnya
Akhirnya Bertemu
“Runa, kamu sudah siap?” Aruna menoleh ke pintu saat mendengar suara sang kakak. Dia dan keluarganya malam itu hendak pergi ke restoran untuk merayakan ulang tahunnya.“Iya.” Aruna mengangguk, lantas berjalan keluar dari kamar.Aruna dan keluarganya pun berangkat bersama, mereka pergi ke restoran yang sudah dipesan sebelumnya.“Mommy seharusnya tak usah merayakan ulang tahunku. Aku sudah besar, Mom.” Aruna merengek karena Bintang memesan kue dengan inisial namanya ke pelayan yang baru saja keluar dari ruangan itu.“Tidak apa, sekali-kali. Mommy juga tidak tahu kapan bisa merayakan ulang tahunmu lagi, mumpung kamu tidak kabur lagi, ya sudah rayakan saja,” kekeh Bintang tak mau menerima penolakan.Aruna menoleh ayah, kakak, dan kakak iparnya, mereka hanya mengedikkan bahu tak mau membantah perintah Bintang.“Mom, aku ke kamar kecil sebentar,” kata Aruna karena tiba-tiba ingin buang air kecil.Bintang mengangguk mendengar perkataan Aruna. Aruna juga pamit ke kakaknya, lantas pergi menuj
Baca selengkapnya
Masih Membenci
Aruna panik melihat mantan kekasihnya itu dari dekat, jantungnya mendadak berdegup dengan cepat karena tak menyangka akan bertemu pria itu di sana. Dia sampai memalingkan wajah karena tak sudi melihat pria itu.Ansel pun sama dengan Aruna. Dia terkejut juga terlihat gelagapan saat melihat wanita yang dicampakkannya dan menghilang enam tahun lalu, kini berada di hadapannya.“Kenapa kalian diam? Tidak kenalan? Papi bilang mau ketemu Kakak Cantik, ini orangnya. Kok malah diam saja?” tanya Emily bingung sambil menatap Ansel dan Aruna bergantian.Aruna langsung memalingkan wajah saat melihat pria yang sangat tak ingin dilihatnya ketika kembali ke negara itu. Namun, di sana ada Emily, tak mungkin dia bersikap kasar di depan anak kecil.Ansel ingin menyapa Aruna, tapi niatnya diurungkan saat melihat wanita itu memalingkan wajah darinya.“Emily, kakak harus pergi. Takutnya keluarga kakak nyariin. Kita ngobrol kalau ketemu lagi, ya.” Aruna bicara dengan lembut ke Emily, kemudian buru-buru perg
Baca selengkapnya
Sudah Menikah?
Aruna mengembuskan napas kasar setelah berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum resign. Dia juga sudah melakukan video call dengan managernya untuk meyakinkan jika memang akan berhenti bekerja.Aruna meregangkan kedua tangan ke atas, mencoba melenturkan otot yang kaku karena fokus di depan laptop hampir 18 jam dalam satu hari selama seminggu terakhir.“Akhirnya.”Aruna begitu lega sudah menyelesaikan tanggung jawabnya. Menyibukkan diri selama seminggu ini ternyata ada manfaat baginya agar bisa sedikit melupakan pertemuannya dengan Ansel yang membuat Aruna sempat tak tenang.Aruna keluar dari kamar, hingga melihat Bintang yang sedang menemani Archie main seperti biasa.“Pekerjaanmu sudah selesai?” tanya Bintang saat melihat Aruna baru saja sampai di ruang keluarga.“Iya. Aku juga sudah pamit ke managerku, jadi sekarang sudah tak ada tanggung jawab lagi,” jawab Aruna, “aku juga sudah meminta temanku untuk mengemas barang-barang yang penting dan mengirimkan ke sini,” ucap Aruna
Baca selengkapnya
Jadi Pebinor?
Wanita yang menghampiri Ansel langsung merangkul lengan pria itu. Hingga tatapan wanita itu tertuju ke Aruna.“Dia siapa?” tanya wanita itu ke Ansel.Aruna terkejut mendengar pertanyaan wanita itu. Dia sejak tadi tak menyadari jika terlalu fokus memperhatikan wanita yang baru saja datang itu.Tanpa kata, Aruna memilih meninggalkan Ansel. Dia tidak ingin semakin tambah sakit hati melihat Ansel bermesraan dengan wanita itu.Ansel ingin mencegah Aruna pergi, tapi memaksa Aruna sama saja akan membuat mantannya itu semakin membenci sikapnya.Ansel menoleh wanita yang sedang merangkul lengannya, hingga dia menghembuskan napas kasar.“Dia siapa? Gebetanmu? Kok sudah punya anak?” tanya wanita itu sambil memandang Ansel yang terlihat kesal.“Kamu mau apa datang-datang merangkul begini?” Ansel bicara sambil melepas pegangan tangan wanita itu dari lengannya.Ansel pun memilih berjalan meninggalkan tempat itu karena Aruna sudah pergi.“Kamu belum menjawab pertanyaanku. Siapa wanita itu? Jangan bi
Baca selengkapnya
Tantrum
“Non, makan ya.” Baby sitter membujuk agar Emily mau makan. “Ga, mau!” Emily menyembunyikan wajahnya di balik bantal sofa yang ada di pangkuannya. “Ada apa, Bi?” tanya Ayana saat melihat pelayannya itu membujuk Emily agar mau makan. “Itu, Nyah. Non Emi tidak mau makan sejak siang tadi,” jawab baby sitter sambil melirik ke Emily. Ayana langsung duduk di samping Emily, lantas mengusap lembut rambut gadis kecil itu. “Emi kenapa tidak mau makan?” tanya Ayana. “Aku ga mau makan,” jawab Emily masih sambil menyembunyikan wajah di balik bantal. Ayana pun bingung karena Emily merajuk sampai seperti itu. Dia menoleh baby sitter lantas bertanya, “Apa ada masalah di sekolah?” “Tidak ada, Nyonya. Sebenarnya masalahnya bukan di sekolah, tapi ….” Baby sitter itu bingung menjelaskannya. “Tapi apa?” tanya Ayana. “Beberapa hari ini Non Emi selalu pergi ke mall itu, tapi tiap pulang pasti sedih,” jawab baby sitter hati-hati dan dengan suara pelan. “Mall? Beli apaan?” tanya Ayana bingung. Ba
Baca selengkapnya
Di Mana Ibunya?
Ansel menggendong Emily keluar dari mobil. Dia membawa putrinya itu ke rumah sakit tanpa memberitahu kedua orang tuanya. Saat masuk IGD, perawat langsung menghampiri. “Apa yang terjadi, Pak?” tanya perawat sambil mengarahkan Ansel untuk membawa Emily ke ranjang pesakitan. “Dia tiba-tiba panas tinggi, bahkan mencapai 38 derajat,” jawab Ansel karena sebelumnya sudah mengecek lebih dulu suhu tubuh Emily. Perawat itu terkejut, lantas memanggil dokter jaga. Ansel membaringkan perlahan tubuh Emily di atas ranjang, lantas mengusap lembut kening Emily yang terasa panas karena putrinya itu seperti kesakitan. “Apa keluhannya?” Suara dokter membuat Ansel menoleh, hingga sangat terkejut ketika melihat dokter yang akan memeriksa putrinya. Sashi pun sama terkejutnya ketika melihat Ansel. Wanita itu tentunya mengenal dan tahu dengan jelas, siapa pria yang ada di hadapannya sekarang. “Apa keluhannya?” tanya Sashi mengabaikan keterkejutannya karena berusaha bersikap profesional sebagai seorang
Baca selengkapnya
Mau Kakak Cantik
Aruna baru bangun tidur saat sang kakak datang ke rumah untuk melihat Archie setelah shift malam. Dia melihat Sashi yang baru saja meletakkan tas di sofa. “Kamu baru pulang,” ucap Aruna lantas menutup mulut karena menguap. “Iya,” balas Sashi sambil menatap sang adik yang masih berpenampilan acak-acakan. “Run.” Sashi memanggil nama adiknya itu. Aruna menghentikan langkah. Dia menoleh sang kakak yang memanggil. “Ada apa?” tanya Aruna sambil menggaruk kepala hingga rambutnya semakin berantakan. Sashi seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi malah menggelengkan kepala. “Tidak ada,” jawab Sashi, “aku nyari Archie dulu,” ucap Sashi lantas pergi meninggalkan Aruna. Aruna pun mengabaikan sang kakak yang tidak jadi bicara. Dia ke dapur karena ingin mengambil air minum. ** Di rumah sakit. Ansel kini menunggu Emily yang harus dirawat karena kekurangan cairan dengan suhu tubuh masih tinggi. “Bagaimana kondisinya?” tanya Ayana yang akhirnya menemui Ansel. “Masih panas,” jawab Ansel sambil
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status