author-banner
Izumi chouka
Izumi chouka
Author

Novels by Izumi chouka

PERNIKAHAN TANPA NAMA

PERNIKAHAN TANPA NAMA

Pernikahan ini hanyalah kesepakatan bisnis—tanpa cinta, tanpa harapan. Rin menikah dengan Reihan, pria yang dulu begitu hangat di masa kecil, namun kini dingin dan membenci kehadirannya. Selama tiga tahun, Rin bertahan meski setiap hari diperlakukan seperti orang asing. Ia menutupi luka-lukanya demi keluarga, demi harga diri, dan... demi cinta yang hanya ia sendiri rasakan. Namun ketika Reihan mengajukan cerai karena wanita yang sebenarnya ia cintai kembali, sebuah kecelakaan mengubah segalanya. Rin kehilangan ingatannya. Tapi yang kembali… bukan Rin yang dulu. Ia bangkit sebagai sosok baru: tegas, bebas, dan tak lagi terikat oleh masa lalu. Reihan bingung, terluka, dan untuk pertama kalinya—takut kehilangan Rin. Ketika cinta datang terlambat, apakah sebuah pernikahan tanpa nama bisa berubah menjadi kisah yang layak diperjuangkan?
Read
Chapter: Bab 19
Dengan senyum lebar yang belum pernah Fadel lihat sebelumnya, Reihan melangkah keluar dari sebuah gedung tinggi. Fadel hanya bisa menatap punggung sahabatnya dengan alis berkerut, tak habis pikir apa yang sebenarnya terjadi. Tak lama, sebuah sedan hitam berhenti di hadapan mereka. Supir langsung turun, membukakan pintu. Reihan masuk lebih dulu, diikuti Fadel yang masih sibuk menata rasa penasarannya. Di dalam mobil, suasana sempat hening. Fadel akhirnya tak tahan. “Re, bukankah lu agak berlebihan pakai jasa Richard? Dia itu pengacara top, kasus lu kan cuma perceraian,” tanya Fadel heran, menatap sahabatnya yang terlihat santai. Reihan menoleh, hanya membalas dengan senyum tipis. “Lagi pula, yang gugat kan Rin. Harusnya ini bisa cepat kelar, kalian berdua sama-sama mau pisah. Buat apa lu repot-repot?” lanjut Fadel, suaranya terdengar setengah protes. Reihan menatap keluar jendela, seolah menikmati lalu lintas siang itu, sebelum akhirnya menjawab dengan nada pelan tapi penuh
Last Updated: 2025-07-16
Chapter: BAB 18
Sabtu yang biasa menjadi hari istirahat bagi Reihan, kali ini terganggu oleh rengekan Karina yang terus memaksanya untuk menemaninya ke pesta kuliner yang tengah diselenggarakan di pusat kota. Karina tampak bahagia di tengah keramaian, matanya berbinar saat mencicipi makanan dan memotret suasana. Tapi tidak dengan Reihan yang justru merasa asing, seperti orang yang tersesat di tengah kerumunan.Hingga pandangannya tertuju pada sosok yang sangat familiar.Rin.Spontan, langkah Reihan bergerak tanpa sadar. Ia hendak menghampiri, namun langkahnya terhenti saat melihat pemandangan yang membuat darahnya mendidih. Rin tertawa , terlihat begitu bahagia bersama seorang laki-laki. Dan pemandangan itu semakin menusuk ketika pria itu membelai rambut Rin dengan lembut.Tanpa pikir panjang, Reihan melangkah cepat dan langsung menarik lengan Rin dengan kasar.Rin terkejut dan meringis kesakitan. "Reihan! Sakit!" serunya."Oh, jadi ini alasan kamu pergi dari rumah? Supaya bisa bebas pacaran sama lak
Last Updated: 2025-07-16
Chapter: BAB 17
Seminggu sudah berlalu sejak Rin meninggalkan rumah. Namun, ketegangan antara Reihan dan sang nenek, Ny. Atika, belum juga mereda. Suasana makan malam keluarga malam itu pun tak jauh berbeda, datar, canggung, dan penuh dengan percikan emosi yang tersembunyi.Ny. Atika meletakkan sendok dengan pelan, namun tajamnya sorot mata dan nada sarkastisnya lebih menusuk daripada dentingan peraknya di piring. "Sudah seminggu istrimu pergi, dan kamu masih bisa makan dengan wajah setenang itu, Reihan? Jangan-jangan kamu memang bersyukur dia pergi.”Reihan tak menunjukkan perubahan ekspresi. Ia tetap duduk tenang, menyuap makanannya seolah tak ada yang salah. “Dia pergi atas keinginannya sendiri, Nek. Bukan karena aku usir. Kalau masalah perceraian yang nenek maksud, tenang saja, aku akan mengurusnya secepat mungkin.”Ucapan itu sontak menyulut bara. Ny. Atika membentak sambil memukul meja dengan telapak tangannya. “Tidak! Kamu tidak bisa menceraikannya! Kalau kamu tetap memaksa, itu sama saja k
Last Updated: 2025-05-26
Chapter: BAB 16
Reihan tengah memeriksa tumpukan dokumen di atas mejanya. Garis kelelahan tampak jelas di wajahnya, namun ia tetap memaksa diri untuk fokus. Ketika suasana mulai sedikit tenang, pintu ruangannya tiba-tiba terbuka. Fadel masuk begitu saja tanpa mengetuk, seolah ruangan itu adalah miliknya sendiri.Reihan langsung mendongak dan menatap sahabatnya itu dengan tatapan tidak senang. “Setidaknya, ketuk pintu dulu sebelum masuk,” tegurnya. “Kita memang sahabat, tapi sekarang masih jam kerja.”Fadel hanya terkekeh sambil menjatuhkan diri di sofa dengan santai. “Lucu ya. Yang ngomong soal sopan santun kerja ini adalah orang yang semalam ganggu waktu istirahat orang lain gara-gara mabuk berat dan nggak bisa pulang sendiri.”Reihan mendesah, lalu menutup dokumen yang tengah ia baca. “Kalau lo datang ke sini cuma buat ngeledek soal semalam, maaf, gue sedang sibuk. Tapi kalau lo mau bahas urusan bisnis, kita bisa atur jadwal ulang.”Alih-alih tersinggung, Fadel justru tersenyum lebar dengan sorot m
Last Updated: 2025-05-25
Chapter: BAB 15
Jam hampir menunjukkan pukul satu dini hari ketika ponsel Fadel berdering di atas nakas. Dengan mata yang masih terpejam, tangannya meraba-raba mencari sumber suara. Setelah berhasil meraihnya, ia menjawab panggilan itu dengan suara serak."Halo?"Suara musik yang keras langsung terdengar dari seberang, disusul suara seorang pria asing yang terdengar tergesa."Halo, ini kerabat pemilik ponsel ini? Orangnya sedang mabuk berat. Bisa tolong jemput sekarang? Soalnya dia sudah mulai membuat tamu lain merasa tidak nyaman."Sekejap, rasa kantuk Fadel menguap. Ia langsung terduduk di atas ranjang dan mengumpat pelan.“Sialan... Reihan.”
Last Updated: 2025-05-25
Chapter: BAB 14
Karina berdiri di depan etalase sebuah toko tas mewah. Matanya menyisir satu per satu koleksi terbaru yang dipajang rapi, sementara jemarinya menunjuk tas-tas yang menarik perhatiannya. Sesekali, tawanya terdengar renyah saat ia berbicara dengan pelayan toko, ringan, penuh percaya diri, seperti dunia hanya berputar untuknya.Di sampingnya, Reihan berdiri diam. Wajahnya datar, pandangannya kosong. Jelas pikirannya tidak berada di tempat itu."Yang ini lucu ya, Han?" Karina menoleh, menunjukkan sebuah tas berwarna merah marun yang mencolok. Namun Reihan hanya melirik sekilas dan tidak menjawab. Karina mendengus pelan, tak puas dengan respons hambar itu.Tiba-tiba, suara langkah cepat terdengar dari belakang, dan dalam hitungan detik....Plak!Sebuah tamparan mendarat keras di pipi Reihan.Karina terkejut, begitu pula para pegawai toko yang menyaksikan kejadian itu. Reihan hanya diam, refleks menyentuh pipinya yang memerah. Di hadapannya berdiri Ny. Atika, neneknya, dengan wajah murka da
Last Updated: 2025-05-24
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status