author-banner
Coklat Vanilla
Author

Novels by Coklat Vanilla

The Mafia's Deceptive Bride

The Mafia's Deceptive Bride

Seumur hidupnya, Alana Nareswari mengira ayahnya hanyalah seorang pensiunan diplomat pencinta seni. Dia salah besar. Satu panggilan telepon di tengah malam mengubah hidup Alana dari kurator galeri yang tenang menjadi buronan nomor satu dunia bawah tanah. Saat peluru mulai berterbangan, hanya satu pria yang berdiri di antara Alana dan kematian: Atlas. Atlas itu dingin, penuh perhitungan, mematikan, dan sangat menggoda. Dia menawarkan Alana perlindungan dan sebuah kesepakatan gila: menikah dengannya untuk bersembunyi di depan mata musuh, sambil merencanakan balas dendam atas kematian sang ayah. Semuanya terasa sempurna. Namun, Alana membuat kesalahan fatal.
Read
Chapter: BAB 10 - CERMIN RETAK
Suasana di dalam ruang kerja itu mendadak berubah menjadi kedap suara, seolah-olah dunia di luar sana telah berhenti berputar. Hanya ada deru napas Alana yang memburu dan denting kecil saat pisau pembuka surat di tangannya bergetar hebat."Kau adalah seorang Varma," bisik Alana lagi, kali ini dengan nada yang lebih tajam, seperti sembilu yang menyayat kesunyian. "Adhitama... itu hanya nama sampah yang kau karang untuk menipuku, bukan?"Atlas berdiri mematung. Cahaya dari lampu meja menyinari separuh wajahnya, menciptakan bayangan yang membuatnya tampak seperti patung marmer yang dingin. "Nama adalah alat, Alana. Dan di dunia ini, alat bisa diganti kapan saja.""Jangan beri aku filosofi murahanmu!" teriak Alana, langkahnya maju hingga ujung pisau itu menusuk kemeja mahal Atlas, tepat di atas jantungnya. "Kau membunuh ayahku. Kau menghancurkan satu-satunya orang yang kusayangi, lalu kau berpura-pura menjadi pahlawan yang menyelamatkanku dari hujan peluru? Berapa banyak kebohongan lagi,
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: BAB 9 - DINDING BERBISIK
Aroma cat minyak yang tajam menusuk hidung, namun Alana tidak lagi merasa terganggu. Baginya, bau itu adalah satu-satunya hal yang nyata di rumah besar yang terasa seperti simulasi ini. Kanvas di hadapannya penuh dengan goresan kasar warna merah tua dan biru pekat."Nyonya, Anda belum menyentuh teh Anda sejak satu jam yang lalu," suara lirih Bi Inah memecah keheningan studio.Alana tidak menoleh. Kuasnya masih menari liar. "Aku tidak lapar, Bi. Tehnya pasti sudah sedingin hatinya.""Maksud Anda Tuan Atlas?" Bi Inah mendekat, meletakkan nampan baru. "Tuan sedang pergi urusan bisnis. Biasanya beliau pergi tiga sampai empat hari."Alana berhenti mendadak. Ujung kuasnya meneteskan warna merah ke lantai marmer. "Bisnis apa, Bi? Bisnis membersihkan mayat atau bisnis menipu orang-orang sepertiku?"Bi Inah menunduk, matanya melirik ke arah pintu yang terbuka sedikit. "Saya hanya pelayan, Nyonya. Dinding di rumah ini punya telinga, dan mereka sangat suka berbisik kepada Tuan jika ada yang bica
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: BAB 8 - JANJI DI ATAS DARAH
Lantai kayu kapel tua di pinggiran Jakarta itu berderit setiap kali ada yang bergeser. Bau apek dari bangku-bangku gereja yang tak terpakai bercampur dengan aroma hujan yang baru saja turun di luar. Tidak ada nyanyian pujian, tidak ada sanak saudara yang menitikkan air mata bahagia. Hanya ada keheningan yang menyesakkan, diputus oleh suara napas pendek seorang pria paruh baya yang berkeringat dingin di depan altar."B-bisa kita mulai sekarang, Tuan Atlas?" tanya pria itu, tangannya gemetar saat memegang map dokumen. Dia adalah seorang notaris yang diseret dari tempat tidurnya dua jam yang lalu.Atlas tidak langsung menjawab. Dia merapikan lengan tuxedo hitamnya dengan ketenangan yang mengerikan. "Kau sudah memeriksa semua dokumennya, Pak Hendra? Pastikan tidak ada celah. Aku tidak suka kesalahan dalam kontrak.""S-sudah, Tuan. Semuanya sudah sesuai instruksi. Identitas Nona Alana telah... dihapus. Secara hukum, mulai hari ini, Alana Nareswari dianggap tidak pernah ada."Alana yang ber
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: BAB 7 - TAWARAN IBLIS
Cahaya matahari pagi yang pucat menembus jendela kaca raksasa penthouse Atlas, menyinari debu-debu yang beterbangan di udara yang dingin oleh AC sentral. Bagi dunia luar, hari ini adalah hari Rabu yang biasa. Namun bagi Alana Nareswari, dunia yang ia kenal telah berhenti berputar sejak jam dua dini hari tadi.Di dinding ruang tengah, sebuah televisi layar datar berukuran raksasa menyala tanpa suara, menampilkan tayangan berita breaking news. Alana berdiri terpaku di depan layar, jemarinya yang masih berbekas luka goresan mencengkeram pinggiran meja marmer hingga buku jarinya memutih.Gambar di layar itu adalah puing-puing hitam yang masih berasap. Galeri Nareswari. Tempat yang ia bangun dengan tetesan keringat dan cinta, tempat di mana aroma cat minyak biasanya memberikan kedamaian, kini hanya menyisakan kerangka beton yang menyedihkan. Garis polisi kuning melintang di depan fasad yang hancur.“...diduga akibat hubungan arus pendek listrik yang memicu ledakan di gudang penyimpanan bah
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: BAB 6 - PERLINDUNGAN DI BALIK BAJA
Lampu-lampu kota Jakarta tampak seperti aliran darah emas di bawah sana, dilihat dari jendela penthouse lantai 45 yang berdinding kaca setebal sepuluh sentimeter. Dari ketinggian ini, kemacetan yang hiruk-pikuk dan teriakan klakson yang memekakkan telinga berubah menjadi keheningan yang megah namun dingin. Alana Nareswari berdiri diam, memeluk tubuhnya sendiri seolah sedang menahan agar jiwanya tidak pecah menjadi serpihan kecil.Dia masih mengenakan gaun sutra yang ia pilih dengan penuh sukacita pagi tadi untuk pembukaan galerinya. Gaun yang tadinya melambangkan kemewahan dan kesuksesan, kini ternoda debu hitam dari gang sempit, percikan darah yang entah milik siapa, dan noda air mata yang telah mengering. Aroma cat minyak yang biasanya menenangkannya kini tertutup oleh bau mesiu yang menusuk dan bau apak kematian."Minum ini."Suara berat itu memecah keheningan. Atlas muncul di belakangnya, langkah kakinya nyaris tak terdengar di atas karpet Persia yang tebal. Ia menyodorkan sebuah
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: BAB 5 - KONTRAK DARAH
PRANG!GEDEBUG!Suara kaca pecah terdengar nyaring, disusul oleh gedebuk keras saat tubuh mereka mendarat di atas tumpukan kantong sampah di gang belakang yang sempit dan bau apak. Atlas menanggung sebagian besar benturan, mengerang tertahan sambil berguling melindungi Alana dengan tubuhnya."Kau tidak apa-apa?" tanya Atlas, napasnya memburu, segera bangkit dari tumpukan sampah lalu menarik Alana berdiri dengan gerakan cepat."Kurasa... kakiku..." Alana meringis, merasakan nyeri yang tajam di pergelangan kakinya, tapi naluri keselamatan diri membuatnya tidak menghiraukan rasa sakitnya. "Bagus, Alana! Lari!"Atlas mengandeng tangan Alana menjauhi gang sempit yang bau itu dengan setengah berlari. Melewati tumpukan sampah yang menggunung dan dinding bata yang lembap. Namun, langkah mereka terhenti mendadak. Di ujung gang, sebuah lampu sorot besar menyilaukan mata mereka, membutakan pandangan. Siluet seorang pria berseragam polisi taktis berdiri di sana, laras panjang senapannya mengara
Last Updated: 2025-12-20
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status