Chapter: Part 59 Semangat Seorang Istri "Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh, Bu Yudha!" Ceklek!Rian tersentak kaget. Ia tak menduga jika sosok yang akan membukakan pintu rumah dinas ini adalah orang lain. Gadis cantik blush coklat muda dengan motif bunga kecil dipadukan dengan rok span putih selutut. Pinggangnya yang ramping dibalut belt rajut berwarna coklat tua. Di tangan kanannya ada sebuah tas hitam dengan logo brand yang cukup terkenal. Sementara di tangan kirinya ada sepasang alas kaki dengan hak setinggi 7 cm berwarna coklat mocca. Penampilannya khas seorang pekerja kantoran. "Waalaikumusalam salam," sahut Kayla singkat.Sertu Rian mengangguk lalu mundur selangkah. Sengaja memberi ruang untuk gadis itu lewat. ""Bu Yudha?" Rian menyebut nama panggilan Tari seakan menanyakan keberadaannya."Udah siap, tapi masih dapur. Lagi packing makanan buat Kak Yudha," ujar Kayla. Sertu Rian mengangguk lalu memilih duduk di kursi beton yang mengelilingi tepi samping rumah dinas Yudha. Kayla diam-diam melirik junior d
Terakhir Diperbarui: 2025-08-13
Chapter: Part 58 Taklukkan Dia Sekali Lagi Tari kembali mengusap air matanya sesaat setelah Arbian menekan saklar lampu. Setelah ruangan itu terang benderang, Tari dapat melihat Arbian dan Kayla menatapnya prihatin. "Duduk dulu, Mas, Kay! Aku ambilin minum dulu," ucap Tari. "Tidak perlu, Tari," sergah Arbian. Pria itu justru melirik kursi ruang tamu. Sementara Kayla yang memang haus, beranjak ke dapur. Tujuannya tidak lain adalah kulkas. Perasaan Kayla mencelos kala membuka kulkas. Yang ada hanya air botol mineral dan rempah dapur yang sudah mengering. Apa sejak kakaknya dibawa pulang dan dirawat di ICU, Tari tidak memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri? Saat ia menoleh ke meja makan, ada beberapa kantong plastik berisi buah, cemilan ibu hamil dan beberapa kotak susu khusus ibu hamil. Kayla menebak jika semua itu, Sertu Rian yang menyiapkan. Setelah membawa tiga botol air mineral, Kayla ikut duduk di samping Arbian yang sedang bicara pada seseorang dengan ponselnya. Raut wajah kakaknya terlihat serius. Dari obrol
Terakhir Diperbarui: 2025-08-13
Chapter: Part 57 Tidak Butuh"Saya pamit ke barak, Bu. Kalau ada apa-apa, atau butuh sesuatu, hubungi saya kapan saja," ucap Sertu Rian. Tari mengangguk pelan dan turun dari mobil. Sertu Rian pun memarkir mobil putih itu di halaman samping rumah dinas Yudha. Sementara Tari masuk ke dalam tanpa mengatakan apa-apa lagi. Begitu pintu rumah tertutup dan terkunci rapat, tubuh Tari merosot. Tubuh kecilnya bersandar di pintu dan merasakan keheningan yang mencekam. Sekedar beranjak menekan saklar saja ia merasa tidak sanggup.Kata-kata Yudha tadi, seakan membuatnya seketika menjadi seperti orang asing. Harapan untuk memeluk dan menumpahkan tangis dalam dekapan pria itu sirna begitu saja. Flashback on"Dia siapa, Mas?" ulang Yudha karena kakaknya itu justru membisu dengan mata membelalak. "Kapten lagi mencoba melucu, ya?" tanya Rian mengambil kembali pisau yang baru saja ia jatuhkan.Yudha mengernyit. "Bercanda? Sejak kapan saya suka ada wanita yang dekat-dekat dan mau cari muka sama saya? Bukannya mencegah dia masuk,
Terakhir Diperbarui: 2025-08-11
Chapter: Part 56 Lebih Banyak DiamLift berdenting dan membuyarkan lamunan Kayla. Entah kenapa hari ini ia sulit berkonsentrasi untuk bekerja. Sesulit mengubah huruf A menjadi V. Saat ini ia masih terjebak rasa bersalah karena diamnya, bertolak belakang dengan nalurinya. Kayla sudah mengerti masalah yang ada dihadapannya. Hanya saja mudah baginya mengambil sikap. Jujur saja, tatapan Sertu Rian pagi tadi tidak bisa membuatnya tenang. Begitu juga dengan ucapan Arbian yang meminta sebuah file pada laki-laki berseragam loreng itu. "Apa file yang dimaksud Kak Arbian, video yang kemarin aku lihat di ponselnya Sertu Rian? Kalau iya, tapi kenapa Kak Arbian masih diam aja?" batin Kayla yang sebelumnya menduga kakak sulungnya pasti tidak akan diam jika mengetahui hal yang dilakukan mamanya.Dua karyawan dari bagian peliputan beranjak masuk dan menekan tombol lantai unit kerja mereka berada. Salah seorang di antara kedua tiba-tiba berjongkok mencengkram rambutnya frustasi. "Kamu kenapa? Cerita sama aku," bujuk rekannya."Kaka
Terakhir Diperbarui: 2025-08-10
Chapter: Part 55 Orang AsingYudha merasa sekujur tubuhnya lemas dan kram di beberapa titik. Kepalanya juga tidak berhenti berdenyut perih. Meski begitu, ia masih bisa menahan rasa sakitnya. "Akhirnya kamu siuman juga. Jantung saya hampir copot dengar kabar kamu kritis," komentar atasan Yudha yang memiliki beberapa luka di wajahnya. "Papi, Kapten Yudha jangan diomelin dulu, dong!" sergah sang istri melotot. Wanita itu tahu bagaimana paniknya sang suami saat mendengar kabar murid kesayangannya terluka parah. Tapi disaat seperti ini, harusnya Yudha diberi perhatian, bukan sindiran. Perwira tinggi AD itu terkekeh. "Ini pertama kalinya kamu sampai lengah begini. Sepertinya lawan kamu kali ini punya dendam kesumat sama kamu, Yudha."Yudha tersenyum tipis lalu berkata, "Bukan sama Komandan, tapi sama almarhum Kapten Dani. Dia membuat saya lengah karena mengungkit kejadian beberapa tahun lalu."Dua petinggi AD itu terdiam sejenak. Mereka sama-sama tahu bagaimana seorang Kapten Dani dalam menjalankan tugas. Termasuk
Terakhir Diperbarui: 2025-08-09
Chapter: Part 54 Bukan Sekedar Ajudan Sekujur tubuh Arbian bergetar. Setelah ia bertanya pada Rian apa yang hendak laki-laki itu bahas, Rian justru diam. Sampai kemudian ajudan adiknya itu mengulurkan ponselnya. Detik demi detik terasa mencekik bagi Arbian. Selama video singkat itu terputar, napas Arbian tercekat. Ia sulit menerima hal ini. Bagaimana bisa? Apakah ia sedang berhalusinasi? "I-ini ...." Arbian kehilangan kata-katanya. "Awalnya saya menunjukkannya pada adik Anda. Saya memintanya untuk memberitahu Anda. Tapi sampai tadi saya menyadari kalau Nona Kayla memilih diam," ujar Rian menerima kembali ponselnya. "Sejenak kemarin saya lembur di kantor. Saat saya pulang, semua orang sudah tidur. Termasuk adik saya," ucap Arbian. "Maaf, tapi di mata Kapten Yudha, saya bukan sekedar ajudannya. Dia sudah menganggap saya seperti adiknya sendiri. Bahkan, dia yang membiayai kuliah saya sampai saya jadi sarjana hukum. Saya tidak bisa diam saja membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Ini masalah yang cukup seriu
Terakhir Diperbarui: 2025-08-08
Chapter: Part 19 Pindah Kota Dari balik kaca jendela taksi online, sepasang mata tak hentinya menitikkan cairan bening. Ia melihat para pelayat yang keluar masuk melintasi gerbang rumahnya. Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Diratama. Keluarga itu berduka setelah kehilangan putri bungsu mereka.“Maaf kalau aku egois. Papi sama mami akan sangat malu saat tahu aku hamil di luar nikah. Kak Bian sama sekali tidak ingat. Dia pasti akan meragukan anak dalam kandunganku,” batin Yuna menekan dadanya yang sesak.Sebelum Yuna meminta supir taksi online kembali melaju, ia melihat calon kakak iparnya keluar. Tasya terus saja menggerutu. Langkahnya yang disentak diikuti oleh mamanya. Perlahan ia menurunkan sedikit kaca mobil agar bisa mendengar percakapan mereka.“Tasya! Tasya! Dengarkan mama!” bentak wanita itu sembari menarik lengan putrinya.“Apa lagi sih, Ma?” sahut Tasya yang sudah gerah dan ingin cepat kembali ke apartemennya.
Terakhir Diperbarui: 2024-01-12
Chapter: Part 18 Bayiku PenyelamatkuSepasang mata sembab itu menatap sendu ke arah layar televisi di sebuah klinik kecil. Bibirnya bergetar ingin mengatakan sesuatu. Namun, ia tidak sanggup mengungkapkan apa yang saat ini tengah ia alami. Rasanya masih sulit percaya ia lolos dari maut.“Kasihan sekali para penumpang pesawat itu. Katanya, tidak ada satu pun yang selamat. Banyak yang menduga, cadangan oksigen di pesawat habis. Makanya, penumpang pesawat itu tidak ada yang keluar sebelum pesawatnya jatuh,” komentar salah seorang perawat.“Huh ... keluarga korban pasti sangat terpukul. Yang kudengar, salah satu penumpangnya adalah putri mentri,” sambung yang lain.OB yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya mengepel lantai turut berkata, “Pesawatnya jatuh dan patah jadi dua karena membentur karang yang cukup besar. Jadi banyak korban yang hanyut dan tenggelam.”“Tapi masih ada juga yang masih bisa diselamatkan jasadnya karena masih duduk di bangku pesawat. Tubuhnya tidak terbawa arus karena masih terpasang sabuk pengaman,”
Terakhir Diperbarui: 2024-01-12
Chapter: Part 17 Belum Siap KehilanganMenyadari Yuna pergi tanpa pamit, dua pria itu akhirnya memutuskan kembali ke Bandung. Di tangan mereka masing-masing ada surat yang diberikan Yuna. Saking paniknya, Arga langsung berlari ke mobil. Namun, Bian mencegah dan menyarankan agar mereka menyewa jasa supir untuk mengantar mereka pulang.Bagaimanapun, kepala Bian masih pusing. Ia tidak ingin mengambil resiko. Jangan sampai mereka berdua malah mengalami kecelakaan karena kurang konsentrasi dalam berkendara."Apa Yuna memasukkan sesuatu ke dalam kopi kita semalam?" tanya Arga mencoba menerka alasan mengapa mereka berdua bisa tertidur sepulas itu."Jangan tanyakan hal yang sudah pasti. Bukankah Yuna sendiri juga punya obat-obatan yang ditunjukkan pada kita? Aku sendiri tidak menduga jika dia sampai senekat ini," balas Bian yang membaca kalimat demi kalimat yang ditulis Yuna.Arga mengusap wajahnya kasar. Informasi tentang keberangkatan adiknya ke Seoul masih abu-abu. Benarkah Yuna berangkat ke sana? Bukankah adiknya sendiri minta
Terakhir Diperbarui: 2024-01-09
Chapter: Part 16 Pergi Tanpa PamitMalam mulai merayap dan keadaan vila tak sepenuhnya senyap. Pasangan baru itu duduk bersama menyaksikan tayangan komedi di televisi. Bian merasa sedikit aneh. Yuna lebih banyak diam, tapi lebih manja dari biasanya. Meski begitu, Bian sama sekali tidak menolak ketika Yuna bersandar manja padanya. Sesekali Bian mengecup puncak kepala Yuna dan menikmati aroma samponya yang wangi."Apa kalian memintaku tetap di sini untuk terus-menerus menyaksikan kalian bermesraan?" sindir Arga yang membawa sepiring nasi goreng.Yuna tersenyum lebar melihat sajian makan malam yang sejak tadi diidamkannya. Menu nasi goreng buatan kakaknya sendiri. Padahal, sejak beberapa waktu belakangan, Yuna tidak bisa makan nasi. Mau bagaimana lagi, aroma nasi matang selalu membuatnya mual."Suapin," ucap Yuna manja.Arga yang baru saja duduk di sofa meraih sendok untuk menyuapi adiknya. Ia tidak terkejut sama sekali kali karena sudah terbiasa menyuapi adiknya saat makan sepiring berdua. Namun, kali ini Yuna menggeleng
Terakhir Diperbarui: 2023-12-26
Chapter: Part 15 Akad dan Tekad“Bagaimana saksi?” tanya penghulu yang duduk di samping Arya.“Sah!!!” seru empat orang yang dihadirkan Arya dan Bian untuk jadi saksi pernikahan.Mata Yuna berkaca-kaca mendengar kata yang mengukuhkan hubungan sakral antara dirinya dan Bian. Baik Arya maupun Bian sama-sama melepas jabat tangan mereka. Semua orang di ruangan itu kompak mengangkat tangan dan membaca doa. Hingga pada penghujung doa kala mereka semua berseru mengaminkan lafaz-lafaz indah itu, Yuna tak kuasa menahan air mata.Merasakan usapan lembut di puncak kepalanya, Yuna menoleh. Ditatapnya wajah tampan Bian dan sorot matanya yang teduh. Tanpa diperintah, Yuna mengangsurkan tangan kanan untuk tunduk dan mencium punggung tangan suaminya. Ya, mereka sudah sah sebagai suami istri secara agama.Begitu Yuna hendak melepas tangan Bian, pria itu justru menguatkan genggaman. Kemudian membacakan doa pernikahan di ubun-ubun istrinya. Tak lupa ditutup dengan sebuah kecupan dalam dan cukup lama.“Aneh, perasaan kemarin-kemarin si
Terakhir Diperbarui: 2023-12-21
Chapter: Part 14 Sudah GilaByur ....Semburan dari minuman berwarna hitam itu menodai kemeja putih Arga. Suara batuknya belum reda karena turut tersedak. Informasi yang ditangkap gendang telinganya bagai kabar baru yang menggelegar.“Lo bilang apa barusan?” tanya Arga kembali meletakkan cangkir kopinya.Matanya membelalak nyaris keluar dari kelopak matanya. Tangan kirinya menarik berlembar-lembar tisu untuk menyeka dagunya. Ia masih terlampau syok akan tutur sahabatnya.“Gue mau lo jadi wali nikah,” ulang Bian membuka matanya perlahan.Ia sudah bisa menebak reaksi Arga. Namun, tetap saja ia tidak bisa tenang mengingat pembahasan mereka kali ini bukanlah hal sepele. Pernikahan singkat dan tiba-tiba. Belum lagi harus mereka rahasiakan.“Jadi lo ngajak gue liburan ke Bogor buat nikah?! Bukan buat refreshing?!” tuntut Arga melotot.Bian mengangguk dan menjelaskan permintaan Yuna. Berkali-kali Arga menggeleng tak percaya dengan apa yang diinginkan adiknya. Laki-laki yang tadinya sibuk menghubungi pihak WO untuk acar
Terakhir Diperbarui: 2023-10-09