author-banner
Black Jack
Black Jack
Author

Novels by Black Jack

Tukang Pijat Tampan

Tukang Pijat Tampan

Aditya, seorang tukang pijat biasa, mewarisi cincin misterius yang memberinya kekuatan super: sentuhan yang membangkitkan gairah wanita dan kekuatan fisik tak tertandingi. Dalam sekejap, ia berubah menjadi pengusaha kaya raya, dikelilingi wanita-wanita yang tergila-gila padanya. Hubungan ambigu dan intrik harem mewarnai kehidupannya yang baru, sementara rahasia cincin itu perlahan terkuak, membawa bahaya yang tak terduga.
Read
Chapter: Pindah Rumah
Lima hari lamanya Adit praktis terkurung di apartemennya. Ia tidak bisa keluar tanpa dikerubuti, tidak bisa ke gym tanpa jadi tontonan, tidak bisa sekadar beli makan tanpa dimintai foto puluhan kali. Bahkan ketika ia pesan makanan lewat aplikasi, beberapa driver yang mengantar langsung mengenalinya dan minta foto, membuat Adit harus memberi tip lebih besar supaya mereka tidak menyebarkan alamatnya.Tapi dalam lima hari penyekapan diri itu, Vera ditemani Laras bekerja dengan efisiensi luar biasa. Ia mengunjungi puluhan properti, bernegosiasi dengan agen, mengecek dokumen legal, dan akhirnya menemukan satu rumah yang sempurna: rumah tingkat dua di kawasan yang nyaman, lingkungan yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk pusat kota tapi masih dalam jarak tempuh yang reasonable untuk urusan pekerjaan.Harga: dua koma tujuh miliar, sudah termasuk full furnished dengan furniture lama yang masih layak pakai. Vera langsung closing deal, membayar lunas dengan transfer bank dari rekening Adit. Dan
Last Updated: 2025-12-31
Chapter: Para Fans Menggila
Hari itu Adit mulai merasakan efek tidak nyaman dari menjadi terkenal; efek yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, yang tidak tertulis di kontrak, yang tidak bisa diantisipasi meski sudah diperingatkan.Pagi itu, seperti biasa, ia keluar dari unit apartemennya dengan pakaian olahraga, kaus tanpa lengan hitam, celana training, dan sepatu lari, berniat menuju ruang gym untuk sesi latihan pagi yang sudah menjadi rutinitas hariannya.Tapi begitu pintu lift terbuka di lantai lima dan ia melangkah keluar menuju koridor gym, ia langsung menyadari ada yang salah.Ada kerumunan.Sekitar sepuluh wanita, usia bervariasi dari remaja hingga awal tiga puluhan, berdiri di dekat pintu masuk gym. Mereka berbisik-bisik sambil sesekali menoleh ke arah lift, seolah sedang menunggu sesuatu. Dan ketika mereka melihat Adit keluar, mata mereka langsung berbinar."ADIT!" teriak salah satu dari mereka; gadis muda dengan rambut dikuncir tinggi dan ponsel sudah terangkat siap memotret.Dan seperti bendungan
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: Adit Kembali Viral
Mobil mereka melaju cepat melewati jalanan. Larasati agak tegang menyetir, terkesan buru-buru; khawatir mereka mengikuti meski sepertinya tidak mungkin.Baru setelah mereka melewati tiga lampu merah (yang kebetulan mereka dapat hijau) dan yakin tidak ada pengejaran, ketiganya menghela napas panjang hampir bersamaan; napas lega yang ditahan sejak tadi."Syukurlah kamu menang. Busyet, wanita itu ngeri!" kata Larasati dengan suara yang masih sedikit gemetar, adrenalin belum sepenuhnya reda."Memang sangat mengerikan…" sahut Adit sambil meregangkan bahu yang pegal setelah pertarungan. "Vera aja hampir dia bunuh waktu itu. Kalau bukan karena Laras yang punya kemampuan penyembuhan, Vera mungkin udah…"Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Tidak perlu. Mereka semua tahu apa yang hampir terjadi."Itu orang gila," gumam Vera dengan nada getir. "Lihat aja tadi, dia nafsu banget berkelahi. Nggak peduli tempat, nggak peduli siapa yang nonton. Dia kayak… kayak bertarung adalah satu-satunya hal yang dia
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: Berkelahi Dengan Maria
Malam itu seharusnya menjadi perayaan yang santai. Tapi datangnya lima orang itu, dengan Maeia di antaranya, seolah membuat darah Adit dan Vera seketika membeku.Wanita itu tidak berubah banyak sejak pertarungan di arena beberapa minggu lalu. Rambut merahnya yang menyala masih dipotong pendek dengan gaya undercut yang maskulin, tubuhnya yang berotot terlihat jelas di balik tanktop hitam ketat dan jaket kulit, dan wajahnya, wajah yang cantik tapi dihiasi bekas luka dan tatapan dingin, menampilkan ekspresi yang sulit dibaca.Maria, dialah petarung perempuan ganas dari Manila yang hampir membunuh Vera di arena waktu itu. Wanita yang pukulannya seperti palu besi, yang tidak punya belas kasihan, yang bertarung bukan untuk menang tapi untuk menghancurkan.Ia datang bersama beberapa orang lokal; wajah-wajah yang tidak asing di dunia bawah tanah, di arena pertarungan terselubung itu.Sudah tentu mereka satu komplotan; mungkin kartel pertarungan atau organisasi kriminal yang lebih besar. Dan m
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: Syuting Selesai
Waktu terus berjalan dengan ritme yang cepat. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan proses syuting pun mengalir dengan luar biasa lancar; jauh lebih lancar dari yang pernah dibayangkan oleh siapapun di tim produksi. Adegan-adegan laga yang biasanya menjadi momok menakutkan dalam setiap produksi film action, yang banyak makan waktu lama, banyak kesalahan, risiko cedera tinggi, serta sulit diprediksi kapan selesainya, kini bisa dilakukan dengan sangat mudah dan hasilnya selalu mengagumkan.Metode yang Adit perkenalkan, membiarkan lawan main menyerang dengan bebas dan sungguhan sementara ia menyesuaikan, terbukti revolusioner. Tidak ada lagi pengulangan berkali-kali karena koreografi yang kaku atau gerakan yang tidak sinkron. Semuanya terasa hidup, natural, dan penuh energi.Dalam dua puluh lima hari, seluruh rangkaian proses syuting telah selesai. Lebih cepat dari jadwal yang sudah diperhitungkan ketat oleh Krisna; mereka menghemat hampir seminggu dari timeline awal. Semangat
Last Updated: 2025-12-27
Chapter: Pertarungan Nyata
Sepuluh menit kemudian, sebuah space kosong di dalam gudang dibersihkan dan matras tipis sudah digelar untuk safety meski Adit dan Vera tidak benar-benar membutuhkannya.Para kru berkumpul dengan penasaran, kameramen, lighting team, beberapa aktor termasuk Dedi dan Dina yang akan main di scene action itu, bahkan Clara yang baru saja selesai touch-up makeup ikut menonton.Rendra berdiri di depan dengan Krisna di sampingnya, tangan terlipat di dada. "Okay guys, perhatian. Adit dan Vera akan kasih demo sparring untuk reference scene fight. Perhatikan semua pergerakan dan sebagainya ya!”Adit dan Vera berdiri berhadapan di tengah matras. Mereka tidak pakai kostum khusus; hanya baju yang tadi mereka pakai. Tidak ada baju pelindung. Latihan itu akan jadi pertarungan nyata, hanya dengan kontrol penuh untuk tidak saling melukai."siap?" tanya Adit sambil mengambil posisi kuda-kuda."Oke…" jawab Vera dengan senyum antusias, mengambil stance menyerang, lebih agresif, tubuh condong sedikit ke de
Last Updated: 2025-12-26
Sang Pengubah Takdir

Sang Pengubah Takdir

Rangga adalah orang yang sangat kaya dan sukses. Namun semua kekayaan itu pada akhirnya lenyap setelah ia dikhianati orang-orang terdekatnya; mereka yang semula memuja dan menjilat Rangga agar mendapatkan limpahan harta. Manakala Rangga telah hancur, miskin, sakit-sakitan dan nyaris mati, datanglah seseorang yang merupakan mantan istrinya, Citra. Dengan segenap ketulusan, Citra menemani Rangga di hari-hari terakhirnya. Rangga sangat menyesal semasa muda ia telah membuat Citra menderita dan hancur padahal kini wanita itulah satu-satunya manusia yang peduli padanya. Rangga sangat menyesal. Ia berandai-andai jika bisa kembali ke masa lalu, ia sungguh berjanji akan membahagiakan istrinya. Apa yang diandaikan oleh Rangga itu menjadi kenyataan; ia kembali ke masa lalu tepat satu hari sebelum ia benar-benar menghancurkan hidup istrinya.
Read
Chapter: Akhir Cerita
Serangan fajar itu berlangsung sengit. Pasukan Tirtapura benar-benar diuntungkan dengan keadaan musuh yang tidak siap dan masih kaget dengan ledakan.Pasukan pemanah segera beraksi menghujani benteng dan apapun di baliknya dengan panah. Lalu begitu panah-panah itu habis, pasukan darat segera berlari menyerbu melewati benteng yang rubuh itu dengan gagah berani sambil berteriak lantang saling membakar semangat satu sama lainnya.Senopati Teguh menahan Rangga agar tidak ikut masuk.“Di sini saja, Den… tugamu sudah selesai. Sisanya biar dibereskan pasukan darat dan pasukan kuda. Kita hanya perlu menunggu. Hari ini, tak sampai tengah hari, istana Wonobhumi akan takluk…” kata Senopati Teguh.Rangga tidak membantah. Ia menyaksikan kemelut itu dari kejauhan dan mendengarkan teriakan-teriakan mengerikan di balik benteng itu. Musuh tidak sepenuhnya siap dan kalah jumlah.Rupanya perang itu berlangsung cepat. Belum sampai matahari terasa terik, perang berakhir diiringi suara sorak sorai pasukan
Last Updated: 2024-02-28
Chapter: Hancurnya Benteng Wonobhumi
Kereta Rangga berhenti di tempat yang direncanakan. Rangga bukannya lolos dari serangan itu. Ada dua anak panah yang telah tertancap di bahunya. Rasanya sungguh menyakitkan. Namun Rangga menghiraukan rasa sakit itu. Ketegangan membuatnya tak peduli dengan apapun.Pihak musuh tidak mengerti. Mereka banyak yang berpindah hingga di atas dan di sisi kanan dan kiri benteng itu sambil tetap berancang-ancang dengan panahnya. Rangga masih terpindung oleh bagian lengkung benteng sehingga siapa saja yang berada di atas belum bisa menyerangnya. Sementara ada banyak juga prajurit yang berada di balik gerbang benteng.Rangga segera bergegas ke belakang kereta. Ia menarik beberapa sumbu, lalu membakarnya tanpa ragu. Setelah itu, ia kembali memayungi tubuhnya dengan tameng dan ia berlari meninggalkan kereta itu kembali menuju ke pemukiman barat.Sungguh pun, Senopati Teguh sangat cemas. Ia sudah menyiapkan banyak prajurit pemanah saat itu. Saat Rangga berlari menyelamatkan diri, senopati Teguh memin
Last Updated: 2024-02-26
Chapter: Mendekati Benteng Musuh
Beberapa hari kemudian, Pasukan Tirtapura sudah bergerak dan mereka berhasil menguasai wilayah barat kotaraja. Kini jarak kedua kubu itu bisa dibilang hanya beberapa langkah saja, terpisah oleh jalan dan juga benteng istana yang tinggi dan tebal.Dua kubu pasukan itu sudah sempat saling bersitegang dan bertukar serangan anak panah. Namun Senopati Wuring segera menghentikan hal itu karena bisa menjadi sebuah pemborosan.Dalam benak senopati Wuring ada banyak metode untuk menaklukkan Wonobhumi. Atau membuat mereka pada akhirnya membuka gerbang dan menyerang. Hal itu adalah sebuah kerugian besar bagi pihak Wonobhumi.Salah satu cara yang terpikirkan adalah dengan mengisolasi tempat itu. Tak akan ada pasokan makanan dan mereka tak akan bisa bertahan.Sementara, pasukan Tirtapura masih akan bisa bertahan karena mereka masih bisa mendapatkan pasokan makanan entah bagaimana caranya.Dan metode itu disampaikan oleh Senopati Wuring kepada semua jajaran senopati dan orang penting di kubu Tirtap
Last Updated: 2024-02-24
Chapter: Sampai Di Kotaraja Wonobhumi
Hari-hari berlalu. Kini Rangga bersama rombongan besar pasukan Tirtapura sedang menuju ke kotaraja Wonobhumi.Pasukan Wonobhumi yang bertahan di kota Suluk akhirnya berhasil dikalahkan. Tidak banyak dari pasukan itu yang berhasil melarikan diri ke kotaraja. Selebihnya mati dan terluka parah, serta dijadikan tahanan sampai entah kapan.Yang pasti, kota-kota yang dilewati oleh pasukan Tirtapura selalu gemetar ketakutan sebab Wonobhumi sudah benar-benar kehilangan kekuatan, kecuali yang tersisa di kotaraja.Tentu setiap kota kadipaten akan memiliki pasukan sendiri-sendiri. Namun pada saat perang terjadi, kotaraja meminta sumbangan prajurit sehingga setiap kadipaten yang ada di wilayah Wonobhumi telah kehilangan setengah pasukannya.Dan kali ini, daripada hancur lebur, para adipati memilih untuk menyerah dan berdamai dengan Tirtapura yang artinya mereka dengan suka rela menyerahkan diri dan mengakui kedaulatan Tirtapura, serta mau menjadi bagian dari kerajaan tersebut.Hal itu tentu saja
Last Updated: 2024-02-23
Chapter: Citra Hamil?
Dalam kekacauan itu, sayangnya tim yang berada di titik kedua kurang sabar. Banu juga merasa bingung dengan hiruk pikuk yang terjadi. Sehingga, semula yang seharusnya mereka menyalakan petasan ketika prajurit darat kembali untuk mengevakuasi teman-teman mereka, malah terburu-buru menyalakan petasan itu manakala mereka menganggap situasinya sudah tepat.Sehingga, pasukan darat musuh bisa dibilang selamat dari jebakan itu. Yang kena hanyalah kesatuan yang bertugas untuk mengangkut dan mengawal perbekalan.Senopati Teguh tak berani mengambil banyak resiko. Ia hanya menyuruh pasukannya untuk menghabiskan anak panah yang mereka miliki dan juga menjatuhkan bebatuan berukuran sedang dari atas gunung. Selebihnya mereka pergi meninggalkan tempat itu.Apapun itu, hasil dari serangan petasan tersebut cukup memuaskan. Ada banyak korban jatuh dari pihak Wonobhumi meski jumlah prajurit mereka masih sangat banyak.Namun demikian, mereka kehilangan waktu, kehilangan banyak kuda, dan juga amunisi lain
Last Updated: 2024-02-21
Chapter: Memporak-Porandakan Musuh Dengan Ledakan
Rangga dan beberapa anggota timnya berada di lokasi titik pertama namun tak persis di tempat-tempat petasan itu dipasang sedemikian rupa.Prajurit darat sudah lewat dari tadi. Dan juga kereta-kereta pengangkut perbekalan. Rangga sampai merinding sendiri melihat banyaknya iringan panjang prajurit Wonobhumi tersebut.Yang dilakukan Rangga dan teman-temannya hanyalah berdiri di pinggir jalan karena tugas para prajurit di tempat itu memang hanya menjaga jalur.Hanya di awal-awal saja, pemimpin rombongan pasukan darat berhenti dan menanyakan situasi. Rangga menjawab jika jalur telah bersih dan aman untuk dilewati. Selebihnya para prajurit itu melanjutkan perjalanannya.“Panjang sekali barisannya… dan pasukan berkuda masih sangat jauh. Aku khawatir jika petasan kita gagal…” bisik Sanji yang saat itu berada di sebelah Rangga.“Jangan khawatir. Ada puluhan petasan dan tak mungkin tak ada yang meledak. Kita hanya harus berhati-hati saja, sebab yang akan kita hadapi nanti adalah kuda-kuda yang
Last Updated: 2024-02-20
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status