Chapter: Kembali Ke Kasus SandiAdit segera kembali ke café begitu Vera sudah lenyap dari tempat itu. Langkahnya terburu-buru begitu ia tiba di parkiran dan langsung menuju ke lantai dua. Nafasnya sedikit memburu dan keringat dingin membasahi keningnya. Ia bertemu dengan beberapa anak buahnya, menanyakan situasi, dan semua berjalan aman saat Adit tadi pergi. Di café pun, Adit juga tidak lama, sebab kemudian tempat itu akhirnya tutup juga. Lampu-lampu mulai dimatikan satu per satu, lantai dan ruangan-ruangan dibersihkan. Semua berjalan aman.Lalu ia memutuskan untuk pulang saja, mandi, ganti baju, dan mencoba untuk tidur. Jalanan malam itu sepi, hanya sesekali terdengar deru kendaraan yang melintas. Sesaat sebelum ia tidur, ia mengingat lagi pertarungannya dengan Vera. Bayangan wajah dingin wanita itu masih membayang, gerakannya yang gesit, tatapan matanya yang tajam. Adit menghela nafas panjang dan kemudian memejamkan mata, berharap bisa melupakan kejadian aneh itu.Keesokan paginya, suara dering handphone memecah k
最終更新日: 2025-09-25
Chapter: Kemenangan AditAdit menghela napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan mulai membuka jalur energinya. Udara di sekelilingnya terasa berubah; getaran halus memenuhi lapangan, menandakan bahwa kekuatan yang selama ini tersembunyi mulai bangkit. Matanya yang waspada terus menatap Vera yang saat itu pun juga sedang mempersiapkan dirinya.Tanpa aba-aba, Vera melesat maju lebih dulu. Gerakan tubuhnya sungguh sangat cepat dan penuh tenaga, melancarkan serangan bertubi-tubi yang hampir tak terdeteksi oleh mata biasa. Namun, kali ini Adit bukan lagi lawan yang mudah baginya. Adit sudah tidak sama seperti Adit yang ia lawan di atas arena pada malam itu.Dengan kecepatan respons luar biasa, Adit menghindar dengan lincah, bergerak gesit seperti bayangan, menggabungkan keseimbangan dan kekuatan dalam setiap langkahnya.Vera sedikit terkejut serangan awalnya bisa dihindari dengan sangat mudah. Tapi ia tak mau ambil pusing. Ia terus melancarkan serangan berikutnya, kombinasi antara tendangan dan pukulan yang ia lakuk
最終更新日: 2025-09-22
Chapter: Di Lapangan Sampailah Adit di lapangan sebelah barat SMP 6; sebuah area terbuka di mana kerap juga digunakan anak-anak muda untuk nongkrong. Tapi saat itu sudah larut malam. Hanya segelintir pemuda bandel saja yang masih bertahan di sana. Dan sebagian sudah pasti mabuk atau malah ngefly.Adit menunggu di pinggir trotoar, turun dari motornya, dan melepaskan helmnya. Tangannya sedikit gemetar saat meletakkan helm di jok motor, namun ia segera mengepalkan tinju untuk menghilangkan kegugupan itu. Ya, ada rasa gugup tentu saja. Sebab ia tak tahu apakah Vera akan datang sendiri atau bagaimana. Dan Adit hanya sendirian saja.Tak ada siapapun di tempatnya berdiri. Tapi jauh di sudut-sudut lain, ia bisa melihat kelompok-kelompok kecil pemuda yang masih bergadang. Sesekali ia mendengar suara tawa mereka. Adit menghela napas panjang, matanya terus memindai kegelapan di sekelilingnya. Kakinya bergerak gelisah, sesekali menendang kerikil kecil di dekatnya.Tak lama kemudian, Adit mendengar suara deru motor. I
最終更新日: 2025-09-18
Chapter: Janjian Bertemu VeraSore harinya, meski dokter Siska melarang, namun Adit bersikeras ingin pergi. Pikirannya sama sekali tidak tenang setelah mendapatkan telefon dari Vera.“Dit, kamu belum sembuh loh!”“Udah sehat kak… lihat nih. Aku udah bisa push up!”“Astaga, nggak-nggak, besok aja! Malam ini kamu masih di sini…”“Waduh, nggak bisa kak. Ada banyak kerjaan. Repot kalau sampai aku nggak ada di sana. Banyak masalah! Lagian aku sudah sehat kok! Aman nih. Coba periksa lagi! Lebam-lebamnya aja udah nggak ada!” Adit menyingkapkan bajunya sendiri sekadar untuk memperlihatkan bukti kepada Siska bahwa ia baik-baik saja.“Kok bisa ya…”“Ya nggak tahu kak… pokoknya udah sembuh ini…”Siska mengehela nafas. Tak rela jika Adit harus pergi saat itu juga.“Kapan-kapan kita bertemu lagi kok Kak. Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Aku malah nggak suka kalah ditahan-tahan!” kata Adit. Ia mengusap pipi Siska dengan lembut; sekadar malas untuk berdebat. Dan untunglah dengan itu Siska pun patuh.Saat Siska ingin mengantar, A
最終更新日: 2025-09-16
Chapter: Lawan Tidak TerimaSementara itu, di tempat lain, Vera, wanita yang dikalahkan oleh Adit dengan cara yang ‘nikmat’ itu, kini sedang mengalami frustasi. Ia ingin bertemu lagi dengan Adit. Bertarung. Tapi di saat yang sama, ia juga sangat penasaran; apa yang membuat ia mendapatkan kenikmatan aneh yang selama ini belum pernah ia rasakan.Yang jelas, Vera sangat malu karena membuat bosnya kalah besar. Ia pun mengundurkan diri, tapi tak diperbolehkan. Vera harus mengganti kekalahannya dengan kemenangan di pertarungan yang lain.Sejak semalaman setelah kekalahannya itu, ia tidak tidur. Bahkan di saat Adit sedang enak-enak dengan Dokter Siska, Vera masih menenggak minuman keras di ruang depan apartemennya.“BAJINGGAAAANNN!” Dia membanting lagi botol minuman kerasnya ke lantai. Lalu kemarahannya sedikit teralihkan saat ponselnya berbunyi.“Halo Ver…”“Udah dapat apa belum?”“Infonya sih sudah. Tapi belum cek ke sana…”“Apa info yang kamu dapat?”“Dia kerja di café Night Paradise. Tapi… kamu tahu kan, dia itu an
最終更新日: 2025-09-13
Chapter: Adit MemimpinSetelah beberapa kali mengusap punggung Siska dengan sabun, Adit tak bisa lagi hanya seperti itu saja. Tangan ajaibnya mulai beraksi. Siska terkejut. Tubuhnya gemetar dan desahan kecil lolos begitu saja.“A-adit… eghh…”Siska hampir saja oleng. Tap Adit segera menahannya dengan memeluknya. “Kak Siska, kayaknya kalau di kamar mandi, kamu bisa jatuh deh…” bisiknya. Ia memadamkan tangan gaibnya. Sentuhan itu menjadi biasa lagi, namun tetap saja membangkitkan gairah di saat keduanya dalam keadaan seperti itu.“Tadi… sentuhanmu… oke deh, kita lanjut di kamar ya. Sekarang buruan mandinya…”“Oke…” kata Adit.“Gitu dong. Aku lebih suka kamu yang nggak malu-malu… nanti kamu santai aja. Biar aku yang merawat kamu. Kebahagiaan itu adalah kunci kesehatan. Ini bagian dari tugasku untuk merawatmu!” kata Dokter Siska.Adit tahu Dokter Siska hanya asal bicara. Ia pun hanya tertawa kecil. Ia berpikir, bukan dirinya yang menginginkannya. Tapi si cantik itu. Ya sudah. Terlanjur basah. Sekalian saja.Mer
最終更新日: 2025-09-13
Chapter: Akhir CeritaSerangan fajar itu berlangsung sengit. Pasukan Tirtapura benar-benar diuntungkan dengan keadaan musuh yang tidak siap dan masih kaget dengan ledakan.Pasukan pemanah segera beraksi menghujani benteng dan apapun di baliknya dengan panah. Lalu begitu panah-panah itu habis, pasukan darat segera berlari menyerbu melewati benteng yang rubuh itu dengan gagah berani sambil berteriak lantang saling membakar semangat satu sama lainnya.Senopati Teguh menahan Rangga agar tidak ikut masuk.“Di sini saja, Den… tugamu sudah selesai. Sisanya biar dibereskan pasukan darat dan pasukan kuda. Kita hanya perlu menunggu. Hari ini, tak sampai tengah hari, istana Wonobhumi akan takluk…” kata Senopati Teguh.Rangga tidak membantah. Ia menyaksikan kemelut itu dari kejauhan dan mendengarkan teriakan-teriakan mengerikan di balik benteng itu. Musuh tidak sepenuhnya siap dan kalah jumlah.Rupanya perang itu berlangsung cepat. Belum sampai matahari terasa terik, perang berakhir diiringi suara sorak sorai pasukan
最終更新日: 2024-02-28
Chapter: Hancurnya Benteng WonobhumiKereta Rangga berhenti di tempat yang direncanakan. Rangga bukannya lolos dari serangan itu. Ada dua anak panah yang telah tertancap di bahunya. Rasanya sungguh menyakitkan. Namun Rangga menghiraukan rasa sakit itu. Ketegangan membuatnya tak peduli dengan apapun.Pihak musuh tidak mengerti. Mereka banyak yang berpindah hingga di atas dan di sisi kanan dan kiri benteng itu sambil tetap berancang-ancang dengan panahnya. Rangga masih terpindung oleh bagian lengkung benteng sehingga siapa saja yang berada di atas belum bisa menyerangnya. Sementara ada banyak juga prajurit yang berada di balik gerbang benteng.Rangga segera bergegas ke belakang kereta. Ia menarik beberapa sumbu, lalu membakarnya tanpa ragu. Setelah itu, ia kembali memayungi tubuhnya dengan tameng dan ia berlari meninggalkan kereta itu kembali menuju ke pemukiman barat.Sungguh pun, Senopati Teguh sangat cemas. Ia sudah menyiapkan banyak prajurit pemanah saat itu. Saat Rangga berlari menyelamatkan diri, senopati Teguh memin
最終更新日: 2024-02-26
Chapter: Mendekati Benteng MusuhBeberapa hari kemudian, Pasukan Tirtapura sudah bergerak dan mereka berhasil menguasai wilayah barat kotaraja. Kini jarak kedua kubu itu bisa dibilang hanya beberapa langkah saja, terpisah oleh jalan dan juga benteng istana yang tinggi dan tebal.Dua kubu pasukan itu sudah sempat saling bersitegang dan bertukar serangan anak panah. Namun Senopati Wuring segera menghentikan hal itu karena bisa menjadi sebuah pemborosan.Dalam benak senopati Wuring ada banyak metode untuk menaklukkan Wonobhumi. Atau membuat mereka pada akhirnya membuka gerbang dan menyerang. Hal itu adalah sebuah kerugian besar bagi pihak Wonobhumi.Salah satu cara yang terpikirkan adalah dengan mengisolasi tempat itu. Tak akan ada pasokan makanan dan mereka tak akan bisa bertahan.Sementara, pasukan Tirtapura masih akan bisa bertahan karena mereka masih bisa mendapatkan pasokan makanan entah bagaimana caranya.Dan metode itu disampaikan oleh Senopati Wuring kepada semua jajaran senopati dan orang penting di kubu Tirtap
最終更新日: 2024-02-24
Chapter: Sampai Di Kotaraja WonobhumiHari-hari berlalu. Kini Rangga bersama rombongan besar pasukan Tirtapura sedang menuju ke kotaraja Wonobhumi.Pasukan Wonobhumi yang bertahan di kota Suluk akhirnya berhasil dikalahkan. Tidak banyak dari pasukan itu yang berhasil melarikan diri ke kotaraja. Selebihnya mati dan terluka parah, serta dijadikan tahanan sampai entah kapan.Yang pasti, kota-kota yang dilewati oleh pasukan Tirtapura selalu gemetar ketakutan sebab Wonobhumi sudah benar-benar kehilangan kekuatan, kecuali yang tersisa di kotaraja.Tentu setiap kota kadipaten akan memiliki pasukan sendiri-sendiri. Namun pada saat perang terjadi, kotaraja meminta sumbangan prajurit sehingga setiap kadipaten yang ada di wilayah Wonobhumi telah kehilangan setengah pasukannya.Dan kali ini, daripada hancur lebur, para adipati memilih untuk menyerah dan berdamai dengan Tirtapura yang artinya mereka dengan suka rela menyerahkan diri dan mengakui kedaulatan Tirtapura, serta mau menjadi bagian dari kerajaan tersebut.Hal itu tentu saja
最終更新日: 2024-02-23
Chapter: Citra Hamil?Dalam kekacauan itu, sayangnya tim yang berada di titik kedua kurang sabar. Banu juga merasa bingung dengan hiruk pikuk yang terjadi. Sehingga, semula yang seharusnya mereka menyalakan petasan ketika prajurit darat kembali untuk mengevakuasi teman-teman mereka, malah terburu-buru menyalakan petasan itu manakala mereka menganggap situasinya sudah tepat.Sehingga, pasukan darat musuh bisa dibilang selamat dari jebakan itu. Yang kena hanyalah kesatuan yang bertugas untuk mengangkut dan mengawal perbekalan.Senopati Teguh tak berani mengambil banyak resiko. Ia hanya menyuruh pasukannya untuk menghabiskan anak panah yang mereka miliki dan juga menjatuhkan bebatuan berukuran sedang dari atas gunung. Selebihnya mereka pergi meninggalkan tempat itu.Apapun itu, hasil dari serangan petasan tersebut cukup memuaskan. Ada banyak korban jatuh dari pihak Wonobhumi meski jumlah prajurit mereka masih sangat banyak.Namun demikian, mereka kehilangan waktu, kehilangan banyak kuda, dan juga amunisi lain
最終更新日: 2024-02-21
Chapter: Memporak-Porandakan Musuh Dengan LedakanRangga dan beberapa anggota timnya berada di lokasi titik pertama namun tak persis di tempat-tempat petasan itu dipasang sedemikian rupa.Prajurit darat sudah lewat dari tadi. Dan juga kereta-kereta pengangkut perbekalan. Rangga sampai merinding sendiri melihat banyaknya iringan panjang prajurit Wonobhumi tersebut.Yang dilakukan Rangga dan teman-temannya hanyalah berdiri di pinggir jalan karena tugas para prajurit di tempat itu memang hanya menjaga jalur.Hanya di awal-awal saja, pemimpin rombongan pasukan darat berhenti dan menanyakan situasi. Rangga menjawab jika jalur telah bersih dan aman untuk dilewati. Selebihnya para prajurit itu melanjutkan perjalanannya.“Panjang sekali barisannya… dan pasukan berkuda masih sangat jauh. Aku khawatir jika petasan kita gagal…” bisik Sanji yang saat itu berada di sebelah Rangga.“Jangan khawatir. Ada puluhan petasan dan tak mungkin tak ada yang meledak. Kita hanya harus berhati-hati saja, sebab yang akan kita hadapi nanti adalah kuda-kuda yang
最終更新日: 2024-02-20