Chapter: XLV. Harta Karun Bab XLV: Harta KarunWilly menaiki ojek motor dengan cepat, menuju rumah warga tempat mobilnya dititipkan. Sambil menikmati hembusan angin sore yang menyapu wajahnya, ia merasa puas dengan kejadian sore tadi. Willy tak sabar ingin segera menceritakan perkelahiannya dengan anak buah Tomey kepada Delia. Ia ingin istrinya tahu bahwa pria yang selama ini mendekatinya, ternyata tak lebih dari sekedar pengecut yang hanya berani bertindak ketika memiliki banyak anak buah di sisinya.Setelah mengambil mobilnya, Willy meluncur di tengah kemacetan kota Arsaka. Langit sudah mulai gelap dan jalanan padat dengan kendaraan yang berdesakan. Ia menyalakan lampu hazard saat laju kendaraan benar-benar melambat. Tak seberapa lama waktu berjalan, ponselnya bergetar di dashboard, itu adalah panggilan masuk dari Ben Dino."Halo, Ayah?" Willy menjawab panggilan sambil tetap fokus pada lalu lintas."Nak, kamu ada di mana? Malam ini Ayah ingin mengajakmu menjenguk seorang teman lama yang sedang sakit. Ayah s
Last Updated: 2025-02-21
Chapter: XLIV. Sia-sia yang beruntungBab XLIV : Sia-sia yang BeruntungWilly berdiri tepat di depan gerbang kampus Delia, memandang arlojinya dengan perasaan bangga. Jarum panjang tepat berada di angka dua belas, sementara jarum pendek menunjukkan angka lima. Ia berhasil! Dengan napas yang masih sedikit tersengal setelah perjalanan yang cukup menegangkan, ia dalam hati bersorak kegirangan.Namun, ekspresinya berubah seketika saat ia menyadari sesuatu. Delia tidak ada di sana. Matanya menyapu sekitar, mencari sosok istrinya, tetapi yang ia temukan hanya mahasiswa yang sibuk dengan urusan masing-masing. Dengan cepat, Willy mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Delia."Halo, Sayang. Aku sudah di kampus. Kamu di mana?"Jawaban di seberang sana membuat Willy terdiam. Delia memberitahukan bahwa ia sudah berada di rumah sejak satu jam yang lalu. Ia mengira Willy sibuk dengan urusan kafe, jadi ia memutuskan untuk pulang sendiri menggunakan taksi."Tapi Delia, bukannya kita janjian jam lima sore?" tanya Willy, mencoba memahami s
Last Updated: 2025-02-20
Chapter: XLIII. Raysa oh RaysaBab XLIII: Raysa Oh RaysaDi kamar yang nyaman di rumah Ben Dino, Willy sedang duduk bersandar di tempat tidur dengan mata terpejam. Hari itu terasa melelahkan baginya. Ia menghabiskan waktu untuk berlatih mengendalikan energinya dan berpikir tentang bagaimana ia bisa membuktikan diri di hadapan keluarga Haldi. Sejenak ia beristirahat untuk mengendurkan saraf-saraf yang kaku. Namun, ketenangan yang baru saja ia rasakan mendadak terganggu oleh suara yang tiba-tiba muncul di dalam pikirannya."Willy..."Suara itu lembut dan halus, seperti suara seorang wanita yang berbicara penuh kasih sayang. Willy langsung membuka matanya lebar-lebar, jantungnya berdegup kencang. Ia melihat sekeliling kamar, memastikan bahwa ia masih sendirian."Siapa itu?!" teriaknya spontan, merasa panik dan ketakutan.“Ini aku,” ujar suara itu penuh misteri. Pikiran diri segera berkecamuk tak menentu dan mulai berpikir yang tidak-tidak."Aku adalah Raysa, asisten sistem cahaya yang bertugas mendampingimu dalam per
Last Updated: 2025-02-18
Chapter: XLII. Berpikir kerasBab XLII : Berpikir KerasDi kafe miliknya, Willy duduk termenung di salah satu sudut ruangan yang tenang. Aroma kopi memenuhi udara, tetapi secangkir kopi yang ada di hadapannya sudah lama menjadi dingin, tak tersentuh. Pikirannya dipenuhi oleh berbagai skenario dan perhitungan. Jika ia tidak segera mengambil langkah yang tepat, hinaan dan cemoohan dari keluarga istrinya serta orang-orang yang meremehkannya akan terus membayangi hidupnya. Ia tahu dirinya harus segera bertindak.Willy bergumam pada dirinya sendiri, “Aku tidak boleh berhenti untuk berpikir dan mencari ide brilian. Hidup dan masa depanku tergantung pada bagaimana aku memikirkannya sekarang.“Di seberangnya, Wastin menatap Willy dengan penuh perhatian. Paman dari istrinya itu adalah satu-satunya orang dari keluarga Haldi yang tidak membencinya. Dengan suara tenang, ia berkata, "Kakakku, Haldi, sebenarnya memiliki hati yang baik. Hanya saja, ia terus-menerus dipengaruhi oleh Mira. Jika kau bisa membuktikan bahwa kau mampu
Last Updated: 2025-02-17
Chapter: XLI. Perubahan rencana[Bab XLI : Perubahan Rencana]Malam hari, di rumah Ben Dino, suasana terasa hangat meskipun topik pembicaraan cukup serius. Willy duduk berhadapan dengan Ben dan Sano, sementara Delia berada di sampingnya. Mereka membahas rencana bisnis yang selama ini telah Willy pikirkan dengan matang."Aku senang kau memiliki ambisi besar, Willy," kata Ben dengan nada bijak. "Namun, aku pikir ada baiknya kita menunda rencana perusahaan bisnis yang besar. Sebagai pemula, akan lebih baik jika kau memulai dari usaha yang lebih kecil, yang minim risiko."Sano mengangguk setuju. "Ayah benar. Aku siap mendampingimu dalam perjalanan ini, Willy. Tapi kita harus memastikan langkah yang kita ambil benar-benar matang. Jika terlalu terburu-buru, risiko kerugian akan semakin besar."Willy merenungkan kata-kata mereka. Ia sadar bahwa dirinya memang masih hijau dalam dunia bisnis. Meski memiliki dana yang cukup besar, ia tetap perlu berhati-hati agar tidak mengalami kegagalan yang bisa merugikan segalanya."Jadi
Last Updated: 2025-02-16
Chapter: XL. Mereka juga kagetWilly turun dari Lamborghini Centenario dengan langkah tenang, tatapan matanya lurus ke arah Delia. Pria-pria yang mengelilingi istrinya seolah tidak dihiraukannya. Ia tetap berjalan dengan penuh percaya diri hingga sampai di hadapan Delia. “Delia,” panggilnya lembut sambil meraih tangan istrinya. “Sudah selesai kuliah? Ayo kita pulang.” Delia terlihat lega melihat kehadiran Willy. Ia mengangguk dan mendekat ke arahnya, tanpa memperhatikan ekspresi Tomey yang berubah drastis. Tomey, yang tampak terkejut melihat keakraban Willy dan Delia, segera menyadari apa yang terjadi. “Hei, tunggu dulu. Kau siapa berani-beraninya mencampuri urusanku dengan Delia? Bukankah kau hanya kuli di rumah Delia?” tanya Tomey dengan nada penuh rasa tidak suka. Willy menatap Tomey dengan santun tetapi tegas. “Saya suaminya. Jadi, tolong jangan ganggu Delia lagi.” Pernyataan itu membuat Tomey terdiam sejenak. Wajahnya berubah masam, lalu dengan nada penuh ejekan ia tertawa kecil. “Suaminya? Jangan be
Last Updated: 2025-02-16
Terjebak Hasrat Terlarang Pria Ibu Kota
⚠️WARNING! KAWASAN DEWASA.
Aku terlahir tak diharapkan, hingga akhirnya aku tersisih. Langkah kakiku gontai dalam pelarian di Ibu Kota, tanpa sanak tanpa saudara. Aku ingin sukses di Jakarta ini, agar kelak bisa kukatakan pada mereka, "Aku bisa berhasil tanpa kalian."
Sayangnya, harapanku musnah saat aku justru dijebak seorang mucikari dan dipekerjakan olehnya sebagai wanita penghibur.
Tak berhenti disitu, aku justru kenal dengan seorang pelanggan tampan yang semakin merubah tujuan awalku pergi ke Jakarta.
"Kau memiliki istri, Mas Gelar?"
"Ya, Bita, aku memiliki istri."
"Lalu, kenapa kau memilih 'jajan' denganku?"
# #
Read
Chapter: 36. Tampil Totalitas Bita memantapkan hati, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menarik napas panjang, menguatkan diri. Ia tetap mengenakan daster satin pendek berwarna merah muda itu. Ia harus tampil totalitas, sesuai permintaan Gelar Aditama, demi kesepakatan yang sudah mereka buat.Bunyi deru mobil yang memasuki halaman vila tak lama kemudian mengagetkannya. 'Itu pasti Mas Gelar.“ Bita segera melangkah ke ruang tamu, jantungnya berdebar kencang. Ia mencoba bersikap senatural mungkin, seperti seorang istri yang menyambut suaminya pulang.Gelar tiba, membuka pintu, dan sejenak tertegun melihat penampilan Bita yang menawan. Daster satin itu terlihat sangat pas di tubuh ramping Bita, memancarkan aura kehangatan dan keindahan yang Gelar rindukan. Wajah Gelar yang tadinya tampak lelah karena pekerjaan, seketika berubah cerah."Mas," sapa Bita lembut, senyumnya sedikit dipaksakan namun terlihat tulus.Gelar melangkah mendekat, matanya tidak lepas dari Bita. Ia kemudian
Last Updated: 2025-12-01
Chapter: 35. Kegamangan NuraniSudah beberapa hari Bita menempati vila seorang diri. Kehidupan di vila mewah itu terasa damai dan tenang, sangat kontras dengan segala keterbatasan di rumah kos atau tekanan dari Hendy. Namun, ada satu hal yang terasa janggal. Gelar, entah kenapa, menjadi jarang menghubungi dan belum pernah lagi datang ke vila sejak ia mengantarkan Bita.Bita sebagai 'istri-istrian' tetap berusaha profesional menjalankan tugasnya sesuai janji yang ia ukir di atas materai. Ia selalu mengirim pesan pada Gelar untuk menanyakan kesehatannya, pola makannya, dan perhatian-perhatian kecil lainnya yang menurut Bita belum pernah didapatkan Gelar dari Rima selama ini. Ia benar-benar mencoba menjadi sosok istri yang dibutuhkan Gelar."Mas, jangan lupa makan siang tepat waktu. Minum vitamin juga," atau "Mas, jangan lembur terlalu larut. Kesehatanmu lebih penting dari tumpukan pekerjaan," adalah contoh-contoh pesan yang rutin ia kirimkan.Sejauh ini komunikasi berkirim pesan hanya ber
Last Updated: 2025-12-01
Chapter: 34. Tak Tahu DiuntungGelar Aditama tidak langsung pergi, melainkan malah melepas setelan jasnya, menyisakan kaus singlet dan celana pendek. Ia kemudian melangkah ke dapur, memeriksa kulkas, lalu ke berbagai ruangan lainnya sambil berkata pada Bita yang selalu mengekor di belakangnya."Aku harus pastikan semua keran air, lampu, dan peralatan lainnya berfungsi dengan baik dulu sebelum pergi. Aku khawatir nanti kamu kebingungan jika ada yang rusak," ujar Gelar.Bita hanya mengangguk pelan. Dalam hatinya ia menghangat mendapatkan perhatian begitu besar dari Gelar. Bahkan hanya untuk urusan lampu mati saja Gelar begitu mengontrolnya. Perhatian sekecil ini terasa sangat berharga bagi Bita.Dalam diamnya, Bita mengamati Gelar beraktivitas. 'Kalau lihat seperti ini, hanya pakai pakaian rumah, dia beda banget. Seperti suami siaga. Sayangnya dia suami orang. Kapan ya aku bisa punya suami seperti dia?' batinnya.Dalam pakaian Gelar seperti itu, Bita bisa melihat lebih jelas baga
Last Updated: 2025-11-30
Chapter: 33. Istri Bohongan Seorang CEOBita memicingkan mata, penasaran, lalu melangkah lebih dekat dan mengambil beberapa pakaian yang memicu perhatiannya. Ia mengangkat satu per satu pakaian itu. Ia kini benar-benar semakin terkejut. Hampir separuh dari lemari berisi dengan aneka ragam pakaian seksi yang akan membuat mata pria mana pun melompat melihatnya."Mas, ini pakaian apa?" tanya Bita menatap ngeri, memegang salah satu babydoll transparan.Gelar terkekeh, senang dengan reaksinya. "Pakaian untuk istriku. Bukankah kamu ingin membuatku nyaman?"Bita tergagap. "Tapi—""Bukankah kau ingin membuatku nyaman, bahagia? Berpenampilan segar untuk menyambut suamimu datang?" potong Gelar lagi, suaranya tenang namun mengandung otoritas.Bita masih menanggapi. "Iya, tapi—""Itu masuk dalam klausal kesepakatan, Bita. Menjadi istri sepenuhnya bisa berupa banyak hal, termasuk pakaian."Bita tak jadi berucap. Matanya hanya nanar menatap lembar demi lembar pakaian yang m
Last Updated: 2025-11-30
Chapter: 32. Jangan Terus Membantah "Istriku, aku mau kesana sekarang." Isi pesan Gelar saat Bita membukanya.Bita mengerutkan kening. Ia segera membalas, merasa tindakan Gelar tidak bijak. "Mas kan sedang ada waktu untuk berduaan dengan istri. Manfaatkan itu, Mas."Beberapa saat kemudian balasan Gelar masuk. "Dia tidak pulang malam ini. Katanya ada launching desain pakaian baru di luar kota. Aku tadi pulang sampai sekarang juga tidak bertemu Rima."Bita menjawab, berusaha tetap logis. "Mas, ini sudah malam. Tolong jangan labil seperti anak kecil. Kalau Mas ke kamarku malam-malam begini, bagaimana pandangan para staf Mas di hotel? Ingat loh, Mas. Hotel ini milikmu sendiri. Jangan sampai namamu tercoreng, apalagi sampai terdengar ke telinga Mbak Rima.""Aku kesepian, Bita," jawab Gelar jujur, sebuah pengakuan yang menyentuh namun tetap harus ditolak Bita demi kebaikan bersama."Ya, dan Mas harus logis. Lihat waktu dan situasi. Sebaiknya Mas tunggu besok saja untuk bertemu,"
Last Updated: 2025-11-29
Chapter: 31. Selesai JugaGelar benar-benar pulang, meskipun terlihat jelas ia enggan melakukannya. Ia melakukan itu hanya demi menuruti permintaan Bita, yang ingin Gelar mencoba memperbaiki rumah tangganya. Bita menatap pintu kamar yang kembali tertutup sesaat setelah Gelar Aditama pergi.'Aku berharap rumah tangga kalian bisa diselamatkan, Mas. Aku akan menjadi orang yang akan mengarahkanmu perlahan agar kau berhasil melewati ujian ini dan kembali ke dalam pelukan istrimu dengan bahagia,' ucap Bita bertekad dalam hati. Dalam hati kecil Bita, sebagai wanita, ia bisa merasakan sepinya dalam kesendirian. Ia berharap Gelar dan Rima tidak akan mengalami kesepian abadi itu.—Malam harinya, Bita membulatkan tekad untuk menghubungi Hendy. Ia tidak ingin menunda-nunda lagi. Ia ingin masalah utang dan ancaman yang membebani pikirannya segera selesai.Ia meraih ponselnya dan mencari kontak bertuliskan 'Pak Hendy'.Beberapa saat kemudian terdengar suara ringan dari seberan
Last Updated: 2025-11-29