author-banner
Meri Nakashima
Meri Nakashima
Author

Nobela ni Meri Nakashima

Suami Perkasa

Suami Perkasa

"Aku rela berbagi suamiku, karena aku lebih takut kehilangan dia selamanya." Keira, seorang arsitek berbakat dan istri setia Carlos, harus menghadapi kenyataan pahit: dia tidak bisa memenuhi kebutuhan suaminya. Setelah kehamilannya yang berisiko tinggi, dokter memperingatkan bahwa Keira harus menjaga diri—termasuk mengurangi aktivitas intim dengan Carlos. Tapi Carlos bukan pria biasa. Dengan energi dan hasrat yang menggebu, pria miliarder itu mulai menunjukkan tanda-tanda stres. Keira tahu, jika terus begini, pernikahan mereka bisa hancur. Maka, dengan berat hati, Keira mengajukan solusi radikal: "Carlos, menikahlah lagi."
Basahin
Chapter: Surat Terakhir
Steve menatap wanita itu. Wanita yang dulunya begitu garang, ambisius, dan tak tersentuh. Kini terlihat seperti sisa badai—masih cantik, tapi lelah. Masih kuat, tapi nyaris rapuh. Ia menghela napas. “Saya tahu, Nyonya Sukma. Karena saya ada di sana... sejak awal.” Sukma menoleh. “Apa maksudmu?” Steve meletakkan tangan di atas lututnya. Tatapannya menunduk sebentar, lalu menatap mata Sukma dengan tenang. “Saya tahu... bahwa pernikahan Ibu dan Pak Dimitri dulu bukan karena cinta.” Sukma mematung. Kata-kata itu seperti menghantam sisa harga diri yang masih ia pegang erat. “Saya tahu karena saya ada di sana waktu Nyonya kabur dari perusahaan, setelah mengambil uang puluhan milyar. Saya juga tahu waktu Pak Dimitri putuskan menikahi Nyonya beberapa tahun kemudian. Waktu itu saya sudah jadi pengganti Nyonya sebagai General manajer.” Sukma menunduk, wajahnya sedikit memerah. “Jadi kamu tahu... semua aibku.” Steve menggeleng pelan. “Bukan aib. Masa lalu. Saya tahu semua orang
Huling Na-update: 2025-07-23
Chapter: Merindukan Kehadiranmu
Sukma berdiri lama di depan cermin. Ia mengenakan lingerie tipis yang dibeli khusus untuk malam itu, sesuatu yang biasa Dimitri suka—bahan renda yang menggoda, lembut saat disentuh, dan membuat kulitnya tampak lebih terang. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai, sedikit bergelombang setelah ditata dengan alat catok. Parfum mahal beraroma melati dan vanila ia semprotkan ke leher dan pergelangan tangan, berharap keharuman itu bisa membangkitkan kenangan. Ia memasak sendiri spageti carbonara—makanan favorit Dimitri—dan menata meja makan dengan lilin kecil di tengah, lengkap dengan anggur merah di gelas kristal yang hanya mereka gunakan saat perayaan. Waktu terus berlalu. Jarum jam bergerak pelan tapi pasti. Menit demi menit terasa seperti siksaan. Pukul delapan malam. Sembilan. Sepuluh. Tak ada kabar. Tak ada pesan. Tak ada suara mobil di depan rumah. Tak ada suara kunci di pintu. Kosong. Sukma tetap menunggu. Ia duduk sendirian di meja makan, menatap spageti yang mulai din
Huling Na-update: 2025-07-23
Chapter: Aku Kalah
Malam itu sunyi. Tapi bukan sunyi yang menenangkan. Ini sunyi yang menggema seperti ruang kosong di dada Sukma. Ia duduk sendiri di lantai 33, penthouse paling atas hotel mewah milik Dimitri. Tempat yang dulu dibangun khusus untuk mereka. Tempat yang jadi saksi saat Dimitri pertama kali memeluknya tanpa niat menyakiti. Saat pria itu berkata pelan, "Aku tidak akan pernah menyakitimu, Sukma. Tidak secara fisik, tidak juga hatimu." Janji itu kini terkubur bersama puing-puing rumah yang terbakar. Sukma membuka map merah anggun di pangkuannya. Di dalamnya, terlipat rapi kertas bercap notaris. Surat cerai. Tangannya masih terbalut perban. Luka dari dorongan itu masih perih—lebih perih dari kulit yang robek adalah kenyataan bahwa luka itu datang dari orang yang ia pertahankan mati-matian. Sukma akhirnya menyerah,ia menandatangani lembar terakhir. Tinta hitam mengalir dengan tenang. Tidak ada air mata. Tidak ada amarah. Hanya keheningan dari seseorang yang sudah selesai bertarung.
Huling Na-update: 2025-07-22
Chapter: Neraka Api Cinta
Asap mengepul dari genteng yang terbakar. Bau arang, plastik hangus, dan kayu gosong menyatu dalam udara malam. Langit gelap semakin kelam oleh kabut asap. Udara pengap, mencekik, seolah malam ikut menangis bersama api yang melahap rumah. Sirene mobil pemadam meraung di kejauhan, menembus kesunyian seperti jeritan penyesalan. Tapi bagi Dimitri, semuanya telah terlambat. Ia menginjak gas mobil sekuat tenaga. Matanya liar, napasnya terputus-putus, dan tangannya gemetar di atas kemudi. Keringat dingin membasahi pelipisnya, padahal suhu malam menurun drastis. Begitu sampai di depan rumahnya—rumah yang kini menjadi neraka terbuka—ia langsung keluar, bahkan sebelum mesin mobil berhenti sepenuhnya. Ban mobil masih berputar pelan ketika pintu dibanting keras. "LUNA!" teriaknya, penuh kepanikan, menggema di antara suara gemeretak api dan desisan kayu yang runtuh. Matanya menatap rumah yang ia bangun dengan cinta dan impian masa depan. Dinding yang dulu dicat dengan penuh harapan, j
Huling Na-update: 2025-07-22
Chapter: Terbakar Cintamu
--- Api menyala dari balik jendela kaca rumah mewah itu. Langit malam merah menyala, seperti neraka terbuka di bumi. Api menjilat dinding, menjalar ke langit-langit, memakan tirai, sofa, lukisan mewah,seolah sebagai penginggat. Jangan pernah membuat wanita seperti Sukma patah hati. Rumah itu bukan rumah Luna. Itu rumah yang dibeli Dimitri. Itu adalah simbol pengkhianatan. Dan malam ini, Sukma Agatha membakarnya hidup-hidup. Ia berdiri di kejauhan, mengenakan coat panjang warna burgundy, rambutnya dikuncir tinggi, wajahnya tak menunjukkan emosi. Hanya matanya yang membara seperti rumah itu—penuh dendam yang sudah lama matang. Di sampingnya, Natasha dan Stela berdiri diam. Zack berdiri tak jauh dari mereka, memegang setir mobil hitam di mana Luna duduk diam di dalam—bersama tali ketakutan yang menjeratnya lebih kuat dari apapun. Luna melihat api itu dari balik kaca. Tangannya memeluk dada. Nafasnya pendek. Tapi ia tidak bergerak. Tidak melawan. Kedua Bayi laki laki y
Huling Na-update: 2025-07-21
Chapter: Aku Memang Gila
Sukma berdiri di tengah ruangan yang kini dibasahi bensin. Di tangannya, korek api menyala kecil, menari-nari seperti iblis kecil yang menunggu perintah. Cahaya nyalanya memantul di mata Sukma yang merah, penuh luka masa lalu yang belum sembuh. Stela memeluk bayi lebih erat. Tangis Luna semakin menggema, mengoyak udara dengan putus asa yang tak bisa dibeli dengan apapun. Namun tepat saat Sukma hendak menjatuhkan korek itu— Zack melangkah cepat dan menahan tangannya. “Nyonya… jangan.” Suaranya dalam, pelan, tapi tegas. “Jangan jadi monster.” Sukma mendelik. “Lepaskan, Zack.” “Tidak.” Zack tetap menahan tangannya. “Nyonya, ini bukan dirimu. Kau bukan pembunuh. Bukan penghancur. Kau perempuan kuat—tapi kuat bukan berarti kejam.” “Aku tidak kejam,” bisik Sukma, suaranya retak. “Aku cuma… lelah.” “Kelelahan bukan alasan untuk membakar dunia, Nyonya. Kau sudah cukup kehilangan. Jangan biarkan rasa sakit mengubahmu jadi sesuatu yang kau benci.” Sukma menatapnya lama, dan ai
Huling Na-update: 2025-07-21
Mahkota Yang Terenggut

Mahkota Yang Terenggut

Pernikahan Sabrina dengan Sandi seharusnya menjadi awal bahagia. Tapi satu rahasia kelam sebelum pernikahan—mengubah segalanya. Saat Sandi mengetahui Sabrina tak lagi suci, cintanya berubah menjadi hinaan, dan poligami jadi pelariannya. Sabrina bertahan saat dicampakkan, bahkan ketika ia hamil. Namun pengkhianatan demi pengkhianatan dari Sandi akhirnya menggiring Sabrina pada keputusan besar: pergi. Di saat semua menjauh, seseorang menawarkan harapan… dan cinta.
Basahin
Chapter: 42.Maafkan Aku Sabrina
Tanpa sadar sandi berjalan kearah jembatan, tatapannya kosong...ingatan terakhirnya adalah saat dia melamar sabrinaWaktu itu Sabrina berdiri dan tersenyum. "Kak Sandi? Tumben datang ke sini." Sandi melirik ke arah dalam rumah, memastikan suasana sepi. "Aku ingin bicara serius denganmu. Boleh?" Sabrina mengangguk, sedikit penasaran. Mereka pun duduk di bangku teras. Sandi terlihat tenang, tetapi ada ketegangan samar di sorot matanya. "Aku sudah bekerja selama beberapa tahun dan posisiku di kantor semakin baik. Aku punya rumah sendiri, tabungan cukup, dan hidup yang stabil," katanya, seolah membaca daftar pencapaian. Sabrina mengangguk, masih belum menangkap maksudnya. "Aku ingin menikah," lanjut Sandi, tatapannya menusuk langsung ke mata Sabrina. Sabrina mengerjap. "Oh. Selamat ya, Kak." Sandi tersenyum kecil. "Maksudku... aku ingin menikah denganmu, Sabrina." Jantung Sabrina berdetak lebih cepat. "Apa?" Sandi menyesap napas sebelum melanjutkan, suaranya semakin ma
Huling Na-update: 2025-07-02
Chapter: 41.Penyesalan
Sandi terduduk di kursi tua ruang tamu. Bu Rina menatapnya dengan prihatin dari dapur.“Kamu masih belum bisa merelakan, ya?” suara ibunya lembut, tapi langsung menusuk ke dalam hatinya.Sandi tidak menjawab. Ia hanya mengusap wajahnya yang terasa panas.“Dulu kamu memilih Karina, memilih Nadine, San. Sekarang kamu harus menerima kenyataan bahwa Sabrina juga sudah memilih jalannya sendiri.”Sandi menghela napas panjang. “Aku nggak menyalahkan siapa-siapa, Ma… Aku cuma… aku nggak pernah berpikir semuanya akan berakhir begini.”Bu Rina duduk di sampingnya. “Hidup nggak bisa ditebak. Tapi satu hal yang pasti, kalau kamu terus melihat ke belakang, kamu nggak akan pernah maju. Andro memang keterlaluan tapi dia juga anak ibu, ”Sandi diam. Kata-kata ibunya benar, tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang?Dunia sudah berubah. Semua orang sudah bergerak maju.Hanya ia yang masih tertinggal di tempat yang sama.-Malam itu, Sandi tidak bisa tidur. Ia bolak-balik di atas kasurnya, pikirannya dipen
Huling Na-update: 2025-06-30
Chapter: 40. Pengangguran
Sandi melemparkan tubuhnya ke atas kasur tua, menatap langit-langit kamar yang penuh dengan noda lembab. Hari ini sama seperti kemarin—panas, melelahkan, dan penuh dengan rasa kecewa. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk bangkit, tapi dunia seolah tak lagi menginginkannya. Tiba-tiba, suara dari televisi di ruang tamu menarik perhatiannya. Suara riuh penggemar, teriakan histeris, dan dentuman musik memenuhi rumah kecil itu. Sandi bangkit perlahan, berjalan menuju ruang tamu dengan rasa penasaran. Di layar, sebuah konser besar sedang disiarkan secara langsung. Lampu sorot berkedip, dan di tengah panggung, seorang pria muda berdiri dengan penuh percaya diri. Seorang pria yang sangat ia kenal. Andro. Adiknya yang dulu selalu tertinggal di sekolah. Yang dulu sering dihina karena tidak secerdas Sandi. Yang dulu selalu berlindung di balik bayangannya. Kini, Andro berdiri di atas panggung megah, dikelilingi oleh ribuan penggemar yang meneriakkan namanya. Dengan jaket kulit, rambut
Huling Na-update: 2025-06-30
Chapter: 39.Pulang Dengan Rasa Malu
Langit sore memancarkan warna jingga yang suram ketika Sandi melangkahkan kakinya ke halaman rumah orang tuanya. Sudah bertahun-tahun ia tidak menginjakkan kaki di sini, dan kini, pulang dalam keadaan seperti ini terasa seperti kekalahan. Dulu, ia adalah kebanggaan keluarga. Si jenius yang selalu menjadi nomor satu di sekolah, yang membangun bisnisnya sendiri dari nol dan pernah masuk dalam jajaran pengusaha muda paling berpengaruh. Sekarang? Ia hanya seorang mantan narapidana yang bahkan tidak bisa mencari pekerjaan. Sandi mengetuk pintu dengan ragu. Tak lama, pintu terbuka, menampilkan wajah ibunya—Bu Rina. Mata perempuan itu membesar, seolah tak percaya dengan sosok yang berdiri di hadapannya. "Sandi..." suaranya bergetar. Sandi menunduk, merasa terlalu malu untuk menatap ibunya. "Ma... Boleh aku tinggal di sini sebentar?" Bu Rina menutup mulutnya dengan tangan, matanya mulai berkaca-kaca. "Ya Allah, anakku..." Tanpa banyak tanya, ia langsung menarik Sandi ke dalam pelukan
Huling Na-update: 2025-06-30
Chapter: 38.Kebangkrutan
Sandi melangkah keluar dari gerbang penjara dengan langkah berat. Matahari menyengat kulitnya, mengingatkan bahwa dunia di luar masih berjalan tanpa dirinya. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Di dalam sana, hari-harinya berlalu lambat, dipenuhi rasa bersalah dan kemarahan yang ia telan sendiri. Kini ia bebas. Tapi kebebasan ini terasa kosong. Tak ada siapa pun yang menjemput. Tak ada sahabat, keluarga, atau bahkan Nadine, mantan istrinya. Ia menghela napas panjang, lalu melangkah menuju halte bus terdekat. Tangannya merogoh saku jaket tua yang ia bawa sejak masuk ke dalam penjara. Isinya hanya beberapa lembar uang yang diberikan petugas sebelum ia keluar. Cukup untuk ongkos bus dan mungkin sebungkus rokok. Selama perjalanan, pikirannya melayang ke masa lalu. Ke saat-saat di mana ia masih punya segalanya—keluarga, bisnis, dan kehormatan. Semua itu hancur karena satu kesalahan. Perusahaannya bangkrut, lalu kasus hukum menjeratnya. Namun, yang paling menyakitkan bukanlah kehil
Huling Na-update: 2025-06-30
Chapter: 37.Nasib Yang Tertulis
Di sebuah jalan sepi yang diterangi lampu jalan temaram, Sandi melaju dengan mobil hitamnya yang tersisa. Hatinya berdegup kencang saat ia menuju sebuah vila kecil yang pernah menjadi tempat Karina menghabiskan waktu bersama. Setiap tikungan jalan diiringi dengan bisikan amarah dan dendam yang telah lama terpendam.Sesampainya di depan pintu gerbang vila, Sandi keluar dari mobil dengan langkah cepat dan penuh tekad. Ia menyelinap ke pekarangan, mendekati pintu utama dengan hati-hati. Di balik jendela, terlihat sosok Karina yang sedang membaca di ruang tamu dengan lampu meja menyinari wajahnya.Dengan napas tercekik, Sandi menekan pintu dengan keras. Pintu terbuka, dan tanpa sempat Karina berteriak, Sandi sudah mendekat dengan pisau terhunus di tangannya."Karina!" teriak Sandi, suaranya penuh kebencian. "Kau pikir aku akan terus terpuruk karena ulahmu?"Karina terkejut, segera bangkit dan melangkah mundur. "Sandi, apa yang kau lakukan? Tenanglah!" serunya, berusaha menjauh dari ancama
Huling Na-update: 2025-06-30
Maaari mong magustuhan
DIPAKSA JADI TKW
DIPAKSA JADI TKW
Romansa · Norma Yunita
2.3K views
SEQUOIA
SEQUOIA
Romansa · Kaifaita
2.3K views
Cloudly Love
Cloudly Love
Romansa · Mawarni WIdya
2.3K views
Cinta Terhalang Restu
Cinta Terhalang Restu
Romansa · Canna Oprhe
2.3K views
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status