Share

Part 4

Author: MarniHL
last update Last Updated: 2021-02-17 22:14:06

Lintang menatap bosan Vanka yang sedari tadi sibuk membaca buku paket. Mereka sedang berada di perpustakaan sekolah.

Vanka meminta Lintang untuk menemaninya ke perpustakaan. Sebenarnya, Lintang sudah menolak, tapi karena Vanka terus-terusan memohon membuatnya terpaksa mengikuti kemauan gadis itu.

"Van, udah selesai belum bacanya? Gue udah laper, nih," ucap Lintang sembari melipat tangannya di depan dada.

"Bentar Tang. Ini gue masih baca materinya. Lo mau baca? Ini tuh materinya lengkap banget. Siapa tahu dengan lo baca buku ini lo bisa kerjain tugas lo sendiri," ucap Vanka sembari tersenyum.

"Ogah. Ngapain juga baca buku? Gak bakal masuk ke otak gue," ucap Lintang.

"Tapi, Tang ini tuh bagus banget bukunya. Lo harus baca."

"Enggak," tolak Lintang. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari perpustakaan.

"Eh, Lintang! Tungguin gue!" Vanka segera menaruh kembali buku paket ke rak dan berlari mengejar Lintang.

Ia langsung menggenggam tangan Lintang ketika ia berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Lintang.

"Kok lo tinggalin gue sih?" tanya Vanka sedikit kesal.

"Gue laper. Lo pikir gue bakal kenyang liat lo baca buku gitu?" ketus Lintang.

"Ya enggak sih. Tapi, apa salahnya sambil nunggu gue lo baca buku juga. Baca buku itu bagus, loh," ucap Vanka antusias.

Vanka memang suka membaca. Apalagi membaca novel. Jika ia sudah membaca, ia seolah asyik dengan dunianya sendiri. Tidak peduli dengan keadaan sekitar. Dan, hal itu membuat Lintang kesal.

"Lo tahu kan gue gak suka baca. Udah deh kalau lo mau baca lagi, ya balik aja ke perpus," ucapnya.

"Ya udah maaf. Gue gak bakal paksa lo baca buku lagi, deh. Lo udah laper, kan? Kita ke kantin aja yuk."

"Emang gue mau ke kantin. Lo pikir mau ke mana lagi?"

Vanka mengerucutkan bibirnya.

"Iya iya. Gitu aja marah."

Mereka memasuki kantin. Sudah ada Vino dan Roy di kantin. Mereka sedang menikmati makanan mereka.

"Woi, lo berdua kok duluan ke kantin sih?" tanya Lintang.

"Habisnya lo lama sih. Kalau kita nungguin lo, bisa mati kelaparan kita," ucap Vino.

"Gue mau beli makan dulu." Lintang berjalan menuju pedagang untuk membeli makanan.

"Lintang! Tunggu!" Vanka berlari kecil mendekati Lintang.

Setelah mereka berdua membeli makanan, mereka duduk dan melahap makanan mereka.

"Hai, gue boleh gabung gak?" tanya Lisa yang baru datang sembari memegang semangkuk soto ayam.

Vino dan Roy menatap sejenak ke arah Lisa, kemudian kembali sibuk dengan makanan mereka tanpa menjawab pertanyaan cewek itu.

Mereka berdua memang tidak suka dengan Lisa. Gadis itu selalu mendekati Lintang di mana pun cowok itu berada.

"Boleh. Duduk aja," jawab Lintang.

Lisa tersenyum kemudian duduk di samping kiri Lintang.

"Tang, pulang sekolah nanti lo bisa temenin gue gak?" pinta Lisa.

"Ke mana?" tanya Lintang.

"Ke mall. Kemarin gue sempat liat sepatu bagus banget dan limited edition. Kemarin gue gak bisa beli karena uang gue gak cukup. Lo mau kan temenin gue?" ucap Lisa antusias.

"Oke," jawab Lintang tanpa berpikir panjang.

Vanka membulatkan kedua matanya. Bagaimana bisa Lintang langsung mengiyakannya? Padahal, kemarin Lintang sudah menemani cewek itu pergi ke mall.

"Tang, kok lo mau nemenin dia sih? Kemarin kan lo udah nemenin dia," ucap Vanka tidak terima.

"Lintang aja gak papa. Kok lo yang sewot sih?" ucap Lisa.

"Tahu nih. Lo ke mall terus. Gak bosen apa? Kenapa lo gak beli aja sama mall-mall nya sekalian biar gak usah ke sana lagi," sahut Roy kesal.

"Kalau dia beli sama mall-mall nya sekalian, gimana caranya dia bawa itu mall coba? Yang ada dia keburu mampus," kekeh Vino diikuti Vino dan Vanka.

Lisa menatap mereka bertiga tidak suka.

"Lo berdua kenapa sih selalu ngejek gue?" tanya Lisa tidak suka.

"Emang lo pantas buat diejek. Iya gak Roy?"

"Yoi bro."

Lisa memutar bola matanya malas.

"Udah deh. Lo berdua mendingan makan. Jangan ngejekin Lisa mulu," sahut Lintang.

"Iya iya."

Vanka menatap Lisa yang tengah tersenyum ke arahnya.

Ia merasa kesal dengan cewek itu. 

****

Vanka berjalan memasuki kelas Lintang yang sudah sepi. Di kelas Lintang hanya tersisa Lintang, Lisa, Roy, dan Vino.

"Lintang," panggil Vanka yang sudah berada di hadapan Lintang.

Lintang yang baru saja selesai memasukkan buku-bukunya ke dalan tas menoleh pada Vanka.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Lintang.

"Mau pulang sama lo."

Lisa tertawa membuat mereka menatap ke arahnya.

"Lo lupa, Lintang sama gue. Dia mau nemenin gue ke mall," ucap Lisa.

"Tang, lo beneran mau nemenin dia?" tanya Vanka pada Lintang.

"Iya," jawab Lintang singkat.

"Lo temenin gue beli buku, ya? Kemarin kan lo bilang kalau lo bakal mau nemenin gue beli buku," ucap Vanka sengaja.

Ia ingin membuat Lintang memilih antara dirinya atau Lisa.

"Tang, lo udah janji lo sama gue tadi di kantin."

"Lain kali aja gue temenin lo ke toko buku. Sekarang gue mau temenin Lisa ke mall," ucap Lintang pada Vanka membuat gadis itu kecewa.

"Kok lo gitu sih? Lo lebih milih nemenin dia daripada gue? Gue ini pacar lo, Tang!"

"Ck! Gue udah janji sama Lisa. Lo dengar sendiri kan tadi di kantin? Udah deh gak usah macam-macam. Muak gue sama sikap lo yang kekanakan itu!" ketus Lintang.

"Jadi, lo nganggap gue childish? Hanya karena dia? Oke." Vanka langsung keluar dari kelasnya dengan perasaan kesal.

Ia menoleh ke belakang berharap Lintang menyusulnya. Namun, Lintang sama sekali tidak menyusulnya.

"Tang, lo kenapa sih selalu kayak gitu sama Vanka? Dia kan cuma minta lo nemenin dia ke toko buku," ucap Vino.

"Lagian, kemarin lo kan juga udah nemenin nih cewek ke mall. Apa salahnya hari ini lo nemenin Vanka?" timpal Roy.

"Kok lo berdua pada belain Vanka sih? Lagian, lo berdua kan juga udah tahu kalau gue udah janji sama Lisa. Harusnya lo berdua belain gue bukan Vanka. Dia itu sengaja biar gue mau pergi sama dia. Padahal, dia tahu kalau gue udah janji sama Lisa," ucap Lintang panjang lebar.

Lisa tersenyum miring. Ia merasa menang karena Lintang membelanya.

"Kita bukannya belain Vanka, Tang. Tapi, sebagai teman lo kita cuma ngingetin lo aja. Terserah kalau lo gak mau terima omongan kita yang penting kita udah kasih tahu lo," ucap Roy kemudian merangkul Vino keluar kelas.

Lintang terdiam sejenak. Apa dirinya salah? Tapi, ia merasa tidak bersalah. Vanka lah yang bersalah. Gadis itu sudah tahu kalau dirinya sudah berjanji pada Lisa untuk menemani Lisa ke mall, tapi ia malah meminta Lintang untuk menemaninya ke toko buku. Ia yakin Vanka sengaja melakukan itu.

"Tang, ayo pergi," ajak Lisa.

Lintang tersentak dari lamunannya.

"Iya."

****

Vanka membuang asal buku-bukunya ke lantai. Ia sudah sampai di rumahnya. Saat ini, ia merasa sangat marah karena kejadian tadi, di mana Lintang lebih memilih menemani Lisa daripada dirinya yang statusnya adalah pacarnya.

"Gue benci sama Lisa! Dasar cewek gak tahu diri! Kenapa dia harus ada sih?" 

"Lintang juga kenapa lebih milih dia sih? Gue kesel sama Lintang!"

Vanka menatap ponselnya yang bergetar. Terdapat pesan masuk. Keningnya mengerut saat tahu kalau Lintang yang mengirimnya pesan.

|Lintang❤️|

|Sorry.

|Besok gue temenin lo ke toko buku. 

|Gak usah marah lagi. Oke?

Senyumnya langsung mengembang. Ia menaruh ponselnya di nakas. Ia menahan dirinya untuk tidak membalas pesan dari Lintang. Ia tidak mau langsung membalas pesan cowok itu. Ia ingin membuat Lintang merasa bersalah padanya.

Beberapa menit kemudian, ponselnya kembali bergetar. Ia kembali mengambil ponselnya dan membuka pesan dari Lintang.

|Lintang ❤️|

|Kok diread doang?

|Lo marah?

|Jangan marah lama-lama. Gue gak bisa dicuekin sama lo.

Vanka tersenyum lebar. Ia merasa pipinya memerah. 

"Kalau dia kayak gini, mana bisa gue marah lama-lama sama dia?" gumamnya.

*************

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PACAR TARUHAN   Epilog

    Hari ini adalah hari yang paling tidak menyenangkan bagi Vanka. Bagaimana tidak, tadi pagi saja Lintang tidak menjemputnya sehingga ia harus berangkat dengan ojek online. Padahal Vanka sudah menghubungi cowok itu, tapi Lintang seolah mengabaikannya.Dan, saat ia tiba di sekolah, Sela dan Lia malah mendiaminya. Vanka mencoba mengajak mereka mengobrol, namun mereka hanya diam."Pagi Vanka," sapa Vino yang berjalan memasuki kelas Vanka.Vanka yang masih berusaha mengajak kedua sahabatnya mengobrol pun menoleh pada Vino."Kenapa Vin?" tanya Vanka."Tadi lo berangkat sama Lintang?"Vanka menggeleng. "Enggak. Tadi pagi gue chat dia aja gak dibalas. Emang dia belum datang?""Belum. Apa mungkin dia kesiangan, ya? Tuh anak kan hobinya nge-game mulu.""Tapi belakangan ini dia udah jarang main game. Soalnya gue udah larang dia."Vino manggut-manggut. "Terus dia ke mana, ya? Apa jangan-jangan dia gak datang sekolah?""Coba aja

  • PACAR TARUHAN   Part 62

    Pagi ini, Lintang dan Vanka menjadi sorotan murid-murid yang ada di sekolah. Mereka baru saja sampai di sekolah, tapi sudah banyak murid-murid yang mengerubungi mereka."Lintang, Vanka. Lo berdua balikan, ya?" tanya salah satu murid cewek."Iya." Jawaban yang singkat dari Lintang, namun mampu membuat kaum hawa yang ada di sana sakit hati.Mereka berpikir, Lintang akan mencari pengganti Vanka, namun harapan mereka pupus saat mengetahui kalau Lintang dan Vanka sudah kembali berpacaran."Yah, parah banget sih. Padahal kan gue udah berharap lo mau pacaran sama gue," ujar cewek berambut pirang yang tampak centil.Jujur, Vanka tidak suka dengan cewek-cewek yang tampak tidak terima karena Lintang dan dirinya kembali berpacaran. Namun, ia mencoba menutupi rasa kesal dan cemburunya itu. Vanka sudah memutuskan untuk menjadi pacar yang lebih dewasa, yang tidak mudah cemburu. Karena ia sadar, di sekolah ini, Lintang adalah cowok populer yang disukai oleh hampi

  • PACAR TARUHAN   Part 61

    "Jadi apa jawabannya?"Vanka menghembuskan napasnya, mencoba menenangkan dirinya."Gue mau balikan sama lo.""Serius? Lo beneran mau balikan sama gue?" tanya Lintang dengan wajah terkejut. Masih tidak menyangka dengan jawaban Vanka."I... iya." Tanpa ragu, Lintang langsung membawa Vanka ke dalam pelukannya. Meskipun terkejut dengan perlakuan Lintang, Vanka tidak bisa membohongi perasaannya kalau ia senang bisa dipeluk oleh Lintang lagi."Makasih Van. Makasih karena udah mau nerima gue lagi. Gue senang banget.""Iya. Sama-sama."Lintang melepas pelukannya."Gue janji gak bakal kecewain lo lagi, Van.""Ini kesempatan terakhir buat lo. Kalau lo kecewain gue lagi, gue gak bakal mau balikan lagi sama lo."Lintang menaruh tangannya di pelipis seperti sikap hormat. "Siap bos.""Ya udah sana pulang.""Kok lo ngusir gue? Kan kita baru aja balikan. Udah lama juga gue gak mampir ke rumah lo, kan?"Vanka

  • PACAR TARUHAN   Part 60

    "Maaf karena dulu udah sia-siakan lo. Gue tahu gue gak tahu diri, tapi boleh gak kita balik kayak dulu. Boleh gak gue jadi pacar lo lagi?"Vanka menahan napasnya untuk beberapa saat ketika mendengar ucapan Lintang. Ia tidak menduga Lintang akan meminta balikan dengannya. Karena ia pikir cowok itu masih menyukai Lisa."Bukannya lo suka sama Lisa? Kok minta balikan sama gue?" tanya Vanka mencoba menghilangkan rasa gugupnya."Gue gak suka sama Lisa, Van. Gue sukanya lo.""Please kasih gue satu kesempatan lagi, ya?""Kasih gue waktu dulu buat mikir, ya."Lintang tersenyum lalu mengangguk. "Oke. Tapi jangan lama-lama, ya. Soalnya gue gak bisa nunggu lama-lama.""Kenapa gak bisa nunggu lama-lama?""Karena kalau gue nunggu lama, ntar gue diambil cewek lain lagi. Emangnya lo rela gue sama cewek lain?""Rela-rela aja tuh," jawab Vanka cuek."Yakin?""Yakin.""Yakin aja atau yakin banget?""Yakin banget

  • PACAR TARUHAN   Part 59

    Pagi-pagi sekali, Lintang sudah berada di depan rumah Vanka. Cowok itu merapikan rambutnya sembari menatap kaca spion motornya."Ngapain ke sini?" Pertanyaan Vanka membuat Lintang langsung beralih menatap cewek itu lalu tersenyum."Mau jemput lo lah. Gue kan udah chat lo.""Gue gak mau berangkat bareng lo.""Gue gak mau dengar penolakan dari lo." Lintang menarik pelan lengan Vanka lalu memakaikan helm pada gadis itu."Gue bilang gue---" Ucapan Vanka terhenti saat Lintang menempelkan jari telunjuknya pada bibir Vanka."Please, Van, sekali ini aja jangan nolak gue. Kasih gue kesempatan sekali lagi."Vanka tidak membalas ucapan Lintang, tapi ia berjalan mendekati motor Lintang. Hal itu membuat Lintang sedikit kecewa, tapi itu tidak masalah. Karena setidaknya, Vanka mau berangkat bersamanya."Buruan!""Iya."*****"Loh, Lintang sama Vanka berangkat barengan? Bukannya mereka udah putus, ya?""Iya sih mere

  • PACAR TARUHAN   Part 58

    Vanka duduk di samping Lisa. Cewek itu sedang berada di rumahnya. Vanka cukup terkejut karena cewek itu tiba-tiba datang ke rumahnya. Apalagi mereka tidak akur, jadi wajar saja kalau Vanka merasa heran dan aneh."Ngapain lo ke sini?" tanya Vanka."Gue mau minta maaf.""Minta maaf buat apa?""Karena gue udah kirimin videonya Lintang sama Evan," jawab Lisa.Terlihat jelas dari raut wajah Lisa kalau cewek itu menyesal akan perbuatannya."Jadi lo yang kirim videonya?" Vanka tidak menduga kalau Lisa adalah orang yang mengirim video tersebut. Pasalnya, cewek itu tidak memiliki nomor Vanka.Lisa mengangguk pelan. "Iya. Gue pikir dengan lo putus dari Lintang, gue bisa sama Lintang. Gue pikir Lintang masih suka sama gue, tapi ternyata enggak. Perasaannya udah gak buat gue lagi.""Sekarang lo bisa kejar dia lagi, Lis. Karena gue udah gak cinta lagi sama Lintang." Lisa segera melepas tangan Vanka dari tangannya.Lisa menggeleng. "Eng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status