Sebuah kisah cinta dari putra tunggal CEO bernama Sagara Rihanda yang difitnah menghamili seorang putri mafia bernama Bellatrix Hyuugo. Keduanya pun menjalani pernikahan rahasia saat sama-sama masih duduk di bangku SMA. Malangnya meskipun Gara telah menikah dengan Bella tapi hatinya masih berpaut pada mantan kekasihnya. Novel ini bukan hanya menceritakan kisah Bella yang berusaha menaklukkan hati Gara. Di dalamnya juga ada kisah misteri dua keluarga mafia, pembalasan dendam yang kejam, dan perjuangan hidup yang tak kenal kata menyerah. Yok, ikuti kisah Bella dan Gara selengkapnya di novel Terpaksa Menikahi Putri Mafia.
View More"Coba semuanya lihat. Ibu menemukan ini di tas Bella." Bu Rea mengangkat sebuah tespek bergaris dua. Saat ini memang sedang ada razia rutin di kelas
Wajah Bella panik."Ibu, itu bukan punya Bella. Serius Bella tidak hamil.""Woe, ngaku aja deh. Keluargamu kan keluarga mafia. Bibit-bibit orang kotor seperti itu pasti mengalir juga ke darahmu. Melihatmu hamil di luar nikah bukan hal yang mengejutkan buat kita. Iya nggak guys?" Sonya melayangkan hinaan kepada Bella."Bener banget. Ibu percaya aja deh dengan bukti itu. Orang udah jelas ada buktinya mau ngelak gimana lagi?" Timpal teman sekelas Bella yang lain.Bu Rea memandang Bella."Bella, bagaimana kau akan menjelaskan semua ini?""Bener Bu. Percaya sama Bella. Bella hanya difitnah. Bella tidak mungkin hamil di luar nikah.'"Tukang zina mana ada yang ngaku huuu...""Iya bener. Udah ngaku aja Bel siapa laki-laki yang menghamili kamu."Tiba-tiba Pak Rehan lari menuju kelas 11 IPS 6 dengan wajah panik."Gawat Bu Rea. Ini gawat!" Pak Rehan ngos-ngosan. Bicaranya tak jelas."Lihat, lihat! Di aula!""Aula? Ada apa dengan Aula?" Bu Rea bingung. Ia segera keluar mengikuti Pak Rehan.Di luar para siswa-siswi sudah heboh sekali. Mereka berlarian menuju Aula. Berjubal di depan pintu masuk. Berdesak-desakan menghalangi jalan."Coba minggir dulu! Minggir, beri Ibu jalan!" Para siswa serentak minggir. Mereka memberikan jalan sempit yang hanya bisa dilalui satu orang agar Bu Rea dan Pak Rehan bisa masuk ke dalam Aula.Sesampainya di dalam aula Bu Rea begitu terkejut. Seseorang telah menyalakan proyektor yang di dalamnya terdapat sebuah foto panas di atas ranjang. Orang itu tak lain tak bukan adalah Bellatrix dan Sagara."PANGGIL BELLA DAN GARA KESINI SEKARANG!!!" Bu Rea berteriak sangat keras karena saking marahnya.Beberapa orang siswa sigap mencari Bella dan Gara. Mereka menggiring dua bocah yang sekarang menjadi terdakwa perbuatan tidak senonoh."Ada apa Bu?" Gara yang tidak tahu apa-apa bertanya dengan polos.PLAAKKKK!!!Semua orang langsung diam. Mereka tak menyangka jika Bu Rea sampai menampar Gara."Jelaskan pada Ibu sekarang juga maksud foto itu!" Bu Rea mendesis marah sembari menunjuk foto di dalam layar proyektor itu."Aku tidak tahu apapun. Aku tidak pernah melakukan apapun. Di era modern seperti ini foto begituan sangat mudah diedit. Apa Ibu percaya begitu saja pada foto itu?""Lalu bagaimana kau menjelaskan ini?" Bu Rea menunjukkan hasil tespek bergaris dua.Gara terkejut bukan kepalang."Sudah Bu, tidak usah ditanya lagi. Bukti-bukti perbuatan zina mereka sudah ada. Keluarkan saja mereka dari sekolah!" Seorang siswa berteriak memprovokasi."Benar. Keluarkan saja!" Siswa-siswi lain ikut terprovokasi."Keluarkan!""Keluarkan!Teriakan siswa bertambah gaduh. Bella pusing sekali mendengarnya."Nikahkan saja, biar mereka menebus dosa-dosa mereka!" Teriak siswa lainnya."DIAM SEMUANYA!!!" Bu Rea berteriak mengalahi suara gaduh di aula. Mendadak semua siswa langsung diam."Kalian berdua ikut Ibu ke kantor. Selain itu Ibu akan memanggil kedua wali kalian untuk datang langsung ke sekolah!""Tapi, Bu. Ini tidak adil. Aku tidak melakukan apapun pada Bella. Bella tolong kau jelaskan kalau kita sedang difitnah.""Iya, Bu Rea. Aku bahkan tidak tahu tespek itu milik siapa dan mengapa tiba-tiba ada di dalam tasku.""Jangan berkelit lagi Gara, Bella! Ikut ke kantor se-ka-rang!!!"***Sekolah hari itu benar-benar heboh dengan adanya kasus perzinahan Gara dan Bella. Bahkan Bella sampai hamil di luar nikah. Tak ada yang menyangka ketua OSIS seperti Gara yang kinerjanya dinilai sangat baik dan patut menjadi teladan justru menorehkan kebusukan pada sekolah seperti ini.Hari itu juga wali murid dari Gara dan Bella di panggil ke sekolah. Dua bocah itu di sidang di kantor selama tiga jam penuh."Maaf Bapak-bapak sekalian, sekolah kami tidak bisa mentolerir aib sebesar ini. Gara dan Bella telah terbukti bersalah. Maka dengan berat hati memberikan sangsi, keduanya akan kami keluarkan dari sekolah ini.""Ibu, tolong pertimbangkan lagi." Gara melayangkan protes. Ia tidak terima jika harus dikeluarkan dari sekolah favorit yang sudah didambakannya sejak di bangku sekolah dasar."Tidak bisa lagi Gara. Ingat, setiap perbuatan mengandung konsekuensi. Kau harusnya memikirkan konsekuensi hingga sejauh ini ketika akan melakukan perbuatan itu."Ayahnya Gara yang menjadi seorang CEO perusahaan besar tak kuasa menahan malu lantaran Gara, putra tunggal kebanggaannya harus membuat nama keluarga besar Rihanda tercemar dengan perbuatannya ini."Bu, aku tidak hamil. Aku bahkan belum pernah melakukan perbuatan seperti itu. Tolonglah Bu tarik lagi keputusan Ibu. Sehendaknya jika Ibu tidak percaya kepadaku tolong percaya pada Gara. Kita semua tahu Gara anak yang baik. Mustahil melakukan hal seperti itu.""Sebagai kepala sekolah Ibu harus mengambil tindakan tegas seperti ini Gara, Bella. Maaf, keputusan ini sudah final. Bukti yang ada tidak bisa dibantah lagi. Kalian di keluarkan dari sekolah ini."Lemas rasanya Gara dan Bella ketika mendengar ucapan Bu Rea yang sepertinya mustahil untuk dinegosiasikan lagi."Tentang bagaimana Gara dan Bella ke depannya Ibu menyerahkan urusan ini pada kedua keluarga. Baiknya dibicarakan baik-baik secara kekeluargaan."Papa Rano melihat Bella dengan ekspresi kecewa."Ayahnya Gara, sebaiknya Gara menikahi Bella. Bagaimana menurutmu Tuan?""Apa menikah??? Papa, jangan membuat keputusan seperti ini. Bella masih kecil.""Tolong Om. Kami hanya difitnah...""Gara... Perbuatan kalian tidak hanya mencemari nama baik sekolah. Tapi nama kedua keluarga besar. Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan nama keluarga kita adalah dengan pernikahan kalian.""Ayah... Bahkan Ayah tidak percaya pada putra Ayah sendiri?""Ayah bukan tidak percaya padamu, Gara. Hanya saja keadaan sudah kepalang runyam begini. Kau harus bersikap dewasa. Menikahlah dengan Bella demi menyelamatkan nama baik kedua keluarga."Gara tertunduk lesu. Semua kejadian ini tidak pernah terfikir akan menimpanya."Papa..." Bella memohon pada Papanya. Berharap papanya memberikan pengampunan dan memberikan solusi lain selain menikah. Ia tidak ingin menikah. Terlebih saat Gara terlihat tidak ingin menikahi Bella."Maaf Bella. Sama seperti Ayahnya Gara. Papa juga memikirkan nama baik dan reputasi keluarga kita. Berkorbanlah kali ini saja demi keluarga kita."Bella benar-benar sudah hilang harapan."Nah, Tuan Rano. Berapa mahar yang pantas untuk Gara berikan pada putrimu?" Tanya Ayah Daniel. Ia tahu jika Bella adalah putri seorang mafia yang sudah barang pasti hartanya sangat melimpah. Sebisa mungkin Ayah Daniel menghargai putri mereka."Sekiranya yang tidak memberatkan Gara. Tapi juga tidak menghina Bella.""Bagaimana jika Gara memberikan seratus gram emas, satu triliun uang tunai, satu hunian mewah, dan satu mobil mewah sebagai mahar untuk Bella. Apakah nilai ini cukup menghargai Bella?"Papa Rano tersenyum."Sebagai CEO kawakan kau pasti sangat kaya Daniel. Tapi masalah cukup atau tidak biar Bella yang menjawab.""Bagaimana Nak, Bella?" Tanya Ayah Daniel.Bella terdiam cukup lama. Ia bukan pusing masalah mahar. Tapi pusing memikirkan bagaimana mungkin fitnah ini berakhir dengan pernikahan dini."Bella tidak meminta apa-apa. Apapun yang diberikan Gara, Bella akan terima. Yang terpenting nama kedua keluarga kita terselamatkan. Itu saja.""Pilihan yang bijak Nak, Bella." Ayah Daniel tersenyum."Udah?" Tanya Gara begitu Bella kembali ke ruang Kepsek."Udah," jawab Bella singkat."Terus, Bu Anjar mana?""Masih di belakang."Setelah percakapan itu suasana di dalam ruang Pak Kepsek menjadi hening. Mereka menunggu Bu Anjar membawa bukti yang mungkin bisa meringankan beban sanksi Bella dan Gara.Akhirnya Bu Anjar muncul juga setelah ditunggu-tunggu."Nunggu lama ya? Maafkan saya ya Bapak Ibu sekalian," ucap Bu Anjar sopan tak lupa diiringi senyuman ramah."Bagaimana dengan hasilnya Bu Anjar?" Tanya Pak Kepsek.Bu Anjar dengan gerakan sopan menyodorkan alat tes kehamilan itu ke atas meja Pak Kepek."Hasilnya Bella memang tidak hamil Pak," jawab Bu Anjar yang wajahnya jelas kentara jika ia menyembunyikan sesuatu. Rupanya Bu Anjar memilih untuk menukar hasil tes kehamilan Bella demi menyelamatkan bocah itu."Sekarang keputusan masalah ini ada pada Bapak Kepala Sekolah," ujar Bu Anjar."Baiklah, Gara dan Bella. Bapak masih belum bisa memutuskan sanksi ini. Bapak mesti memanggil wali
SMA swasta pagi ini benar-benar gempar dengan berita pengakuan Gara di acara dance kompetition bahwa laki-laki yang memiliki banyak penggemar itu telah menikah dengan Bella.Kini Gara dan Bella duduk ruang kepala sekolah berhadapan dengan kepala sekolah beserta empat wakilnya."Jadi, tolong jelaskan bagaimana kronologi pernikahan rahasia ini Gara?" Tanya Pak Kepsek."Bukan apa-apa. Kejadian kamu ini bisa dianggap pelopor bagi siswa-siswi lain untuk mengikuti tindakanmu. Yang terjadi di masa depan justru akan ada banyak siswa SMA yang melakukan pernikahan di bawah umur," ujar Bapak Kepsek."Jika pernikahan saya dan Bella dianggap sebagai sebuah tindakan yang salah dan tidak patut dicontoh maka kami meminta maaf kepada seluruh pihak yang bersangkutan di SMA swasta. Kami menikah bukan karena sebuah kesengajaan yang direncanakan," terang Gara merendah.Ia memang siap menghadapi situasi ini kala mengumumkan pernikahannya dengan Bella."Jadi? Karena apa?" Tanya Pak Kepsek."Karena kasus pem
"Kamu keren banget hari ini," puji Edo pada istrinya karena perempuan itu berani mengatakan hal sebenarnya di acara dance competition."Eh???" Sabia mendadak jadi blushing. Nggak biasa-biasanya Edo memuji dirinya."Beneran?" Tanya Sabia malu-malu."Bener." Edo berlutut di depan Sabia yang sedang duduk di sofa. Kemudian laki-laki itu mengusap perut istrinya."Kamu ngapain sih Do?" Tanya Sabia. Ia sebenarnya malu diperlakukan Edo seperti ini."Nggak apa-apa. Cuma pengen ngusap perut kamu aja. Udah keliatan agak buncit aja ya sekarang Bi?"Edo membuka baju Sabia dan mencium perut Sabia yang memang tidak serata sebelum-sebelumnya."Hai, kesayangan Papa gimana kabarnya hari ini?" Tanya Edo menyapa bayinya yang masih di dalam perut Sabia."Namanya juga udah empat bulan. Ini bahkan udah mulai kerasa gerak-gerak loh Do." Sabia memberitahu."Oh ya? Sejak kapan?" Tanya Edo antusias."Sejak dua hari yang lalu," jawab Sabia."Kok kamu diem aja nggak kasih tau aku?""Ck, kamukan sibuk tuh ngurusi
"CUKUP!!!" Teriakan keras itu membungkam mulut semua orang seketika."Gara?" Tanya Sabia yang sejak tadi diam saja di kursi penonton.Gara naik ke atas panggung. Ia berhenti di depan Bella."Ra..." Air mata Bella sudah tumpah. Trofi dan hadian di tangannya terlepas begitu saja. Saat ini hal yang ingin Bella lakukan adalah menghilangkan dari bumi daripada merasakan rasa malu yang tak tertanggungkan ini.Gara meraih kedua tangan istrinya."Bella, kita hanya punya dua tangan jadi kita tidak bisa membungkam mulut orang sebanyak ini. Tapi..." Gara mengarahkan kedua tangan Bella ke telinga."Kita bisa menutup telinga kita hanya dengan dua tangan agar kita tidak mendengar suara orang sebanyak ini."Bella menatap Gara dengan mata yang penuh dengan bulir-bulir kristal bening yang berjatuhan.Grep!Gara menarik tubuh Bella ke dalam pelukannya. Ya, laki-laki itu benar-benar memeluk Bella di hadapan banyak orang."Cih, kalian lihat saja kan. Dia benar-benar seperti gadis murahan yang bisa dipeluk
Keadaan di belakang panggung sudah mulai ricuh. Mereka yang tidak bisa menerima kekalahan mulai melayangkan protes pada panitia acara. Tapi panitia acara mengatakan bahwa keputusan dewan juri adalah mutlak."Baiklah, ini saat-saat yang paling kita tunggu. Pengumuman juara pertama."Penonton di luar sepi. Benar-benar sepi. Seakan mereka siap menerima kejutan berikutnya."Juara pertama dance competition tahun ini diraih oleh...""SMA swasta!""Whoooaaaaaaaaaaaa!!!"Teriakan penonton di luar begitu membahana. Tepuk tangan, suita panjang, dan teriakan kemenangan menjadikan tempat ini benar-benar berisik sampai-sampai mengalahkan kerasnya bunyi pengeras suara."Good job anak-anak! Kalian luar biasa. Selamat menjadi juara!" Kata Edo kepada anak-anak seni tari yang tampil hari ini. Tak terkecuali pada Bella, Vano, dan Vanilla."Ini berkat arahan dan bimbingan Kak Edo juga loh. Kak Edo yang terbaik pokoknya." Bella tersenyum sambil mengacungkan jempolnya untuk Edo. Jika itu Edo yang dulu past
Kompetisi dance tingkat kota yang sangat dinantikan di gelar hari ini. Kompetisi antar sekolah ini adalah kompetisi paling bergengsi di antara kompetisi-kompetisi yang lain. Pasalnya pemenang kompetisi ini akan menentukan prestasi dari sebuah sekolah.Antusiasme sekolah-sekolah lain juga sangat tinggi. Tiap tahunnya peserta kompetisi dance selalu bertambah. Bahkan tahun ini juga. Maka persaingan akan semakin ketat."Gara bagaimana dengan riasan wajahku?" Tanya Bella begitu suaminya memasuki ruang ganti yang disediakan khusus untuk para peserta lomba."Cantik," jawab Gara sambil mengelus pelan pipi mulus istrinya.Bella tersenyum mendengar pujian dari suaminya."Bella, kamu yakin akan mengikuti kompetisi ini?" Tanya Gara. Perasaan laki-laki itu khawatir karena peringatan Sabia sebelumnya."Kamu bicara apa Ra? Aku sudah tiga bulan berlatih keras demi kompetisi ini dan saat kompetisi ini tinggal hitungan menit untuk dimulai kamu justru melemparkan pertanyaan meragukan itu?""Aku hanya kh
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments