Share

7. TAMU

Malam ini, keluarga Kisyan kembali kedatangan tamu. Rumah sederhana itu terlihat ramai oleh tamu-tamu mereka.

"Ini, nih Mah, yang namanya Aksel. Dia ini anak Pak Johanes, rekan usaha Papa di Jakarta dan ini Kakaknya Aksel, namanya Marcel. Dia ini stylish jebolan The John's Salon. Jago make over dan sudah terkenal namanya di kalangan artis-artis ternama sekarang, Mamah mau di make over nggak sama Marcel, biar tambah cantik?" jelas Narendra, suami Kisyan. Dia melirik genit ke arah Kisyan yang langsung mencubit perutnya.

Kisyan berkenalan dengan Aksel dan Marcel.

"Aksel ini masih kuliah atau sudah bekerja juga?" tanya Kisyan setelah dia mempersilahkan para tamu-tamunya itu untuk duduk.

"Aku sekarang, bekerja sebagai kru film Tante. Sebagai Casting Director," jawab Aksel dengan suara bassnya.

"Wah, Om Aksel sering ketemu sama artis dong?" tanya Ganesha yang di susul jitakan pelan sang Mama. Ganesha sontak cemberut sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit.

Narendra jadi tertawa kecil, sementara Marcel justru malah tertawa keras. Dia mengacungkan sebelah ibu jarinya ke arah Ganesha.

"Kok, Nesha pinter sih?" ucap Marcel yang masih terus tertawa. Dia terus melirik ke arah adiknya, Aksel yang duduk di sebelahnya. Aksel yang hanya bisa cengar-cengir malu.

Pasalnya, ini bukan yang pertama kalinya dia di panggil Om oleh seorang anak kecil. Bahkan dia juga seringkali di panggil dengan sebutan Mas oleh beberapa wanita atau anak muda yang tidak mengenalnya. Postur tubuh Aksel yang kurus, rata depan belakang, rambut bondol abis, dan suara bassnya yang seolah memberi kesan tegas dan maskulin di dirinya sudah cukup mengelabui siapapun orang yang belum mengenalnya dengan baik. Karena tak akan ada yang menyangka, dari penampilan Aksel yang hampir 90% seperti laki-laki itu, kenyataannya justru dia adalah seorang wanita.

Wanita tulen.

"Panggilnya, Tante Aksel, bukan Om, Nesha," beritahu Kisyan. Dia jadi tak enak hati pada Aksel yang sebenarnya sih santai-santai saja. Aksel tidak pernah merasa terganggu sedikit pun oleh panggilan apapun selama itu masih dalam batas normal dan wajar.

"Mungkin malam ini Mereka akan menginap di sini Mah, untuk beberapa hari. Sebab mereka sedang ada project syuting di sini," jelas Narendra lagi.

"Sebenernya tadi kita ada niat untuk menyewa hotel, tapi Om Naren paksa kami ikut ke sini," sahut Marcel sedikit sungkan.

"Ah, tidak apa-apa. Justru kami senang kalian ada di rumah kami. Rumah jadi terasa ramai. Kebetulan Pah, Basti juga sedang ada di sini," beritahu Kisyan pada sang suami.

"Oh ya? Mana dia?" tanya Narendra sumringah. Ke dua bola mata laki-laki itu terlihat melebar.

"Sayang, panggilkan Om Basti di belakang ya? Bilang, Papah sudah pulang," perintah Kisyan pada Ganesha. Bocah kecil itu pun langsung menuruti perintah sang Mama. Dia berlari ke arah belakang rumah di mana Basti terlihat sedang melamun.

Tak lama kemudian, Basti terlihat sudah bergabung di ruang tamu. Kisyan dan Ganesha membawakan minuman dan beberapa cemilan untuk para tamu-tamunya.

"Kebetulan, Basti ini ke sini mau sekalian cari pekerjaan, Pah." ucap Kisyan di sela-sela percakapan mereka.

"Wah, kebetulan banget kalau begitu," ucap Aksel yang langsung menyela. "Gue lagi ada kerjaan bagus nih," tambahnya dengan penuh antusias.

"Ah, jangan percaya sama Aksel, dia suka PHP'in orang," seru Marcel meledek. Dia tertawa kecil yang di barengi pelototan mata Aksel ke arahnya.

Pertama kali melihat wajah Basti, sontak Aksel cukup terkejut. Kenapa dunia begitu sempit, pikir Aksel dalam hati. Wanita itu terus mencuri-curi pandang ke arah Basti selagi mereka melakukan percakapan santai.

Dia jadi teringat dengan percakapannya tempo hari di Jakarta, dengan seorang sutradara senior yang sudah lama berkecimpung di industri film tanah air. Bahkan beberapa film karyanya banyak yang berhasil menduduki tangga box office film terlaris se-Asia.

Januar Lubis. Itulah nama sutradara handal itu. Kini, dia berencana membuat sebuah film bergenre romantis yang di angkat dari sebuah novel best seller berjudul 'Perfect Love'.

Tapi, satu hal yang membuat Aksel bingung adalah, saat tiba-tiba Januar memperlihatkan sebuah foto kepadanya.

*

"Nih Sel, namanya, Bastian Dirgantara. Dia anak pertama Helen Anastasya dari suami pertama Helen, Jonas Michael Dirgantara, pemilik Dirgantara Grup. Foto-foto dia sekarang lagi viral banget di instagram sejak Ibunya naik jadi Gubernur DKI. Dia ini target utama gue buat jadi aktor utama di film gue selanjutnya. Tapi, gue nggak yakin dia bakal mau, gimana kalo lo bantu gue? Lo cari keberadaan dia sekarang dan usahain gimana pun caranya supaya dia bersedia tekan kontrak untuk bermain di film gue. Gue percaya sama lo, Sel. Sebagai casting director, gue yakin lo bisa,"

*

Dan perasaan Aksel mengatakan, Januar pasti memiliki alasan lain kenapa dia menjatuhkan pilihannya pada laki-laki bernama Basti, selain karena tampang dan body laki-laki itu yang memang oke.

Sebab, Aksel tau persis, Januar bukan tipe orang yang sembarangan memilih aktor dalam film yang akan dia kerjakan. Apalagi mengingat Basti ini belum berpengalaman sama sekali dalam dunia akting. Pastinya akan sulit menariknya untuk bisa bekerja sama.

"Kalo boleh tahu, pekerjaan apa ya?" tanya Basti menyadarkan lamunan Aksel.

"Jadi pemeran utama di film terbaru garapan sutradara Januar Lubis," jawab Aksel penuh keyakinan.

Sontak, seluruh pasang mata manusia di dalam ruangan itu terbelalak kaget.

Tak terkecuali Basti sendiri.

"Apa? Aktor?" pekiknya, tak yakin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status