Home / Fantasi / 99 Hari Bersama Kaisar Tiran / Lakukan Tugasmu Sebagai Istri

Share

Lakukan Tugasmu Sebagai Istri

Author: Yoru Akira
last update Last Updated: 2023-07-04 13:31:43

Tubuh Reinhart membeku. Ucapan sang Pendeta Agung sama sekali tak terdengar ketika pria itu meminta pasangan yang baru saja ia nikahkan harus berciuman.

Lebih tepatnya Reinhart tak ingin mendengar permintaan sang Pendeta Agung. Lagipula, bagaimana ia bisa mencium bibir lelaki yang tidak dicintai?

Apa pemilik tubuh sebelumnya juga akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi saat ini? Atau ia akan berontak melawan sang kaisar?

"Lakukan tugasmu sebagai istri," ucap sang Kaisar mengejutkan perempuan itu.

Kesadarannya tersentak tiba-tiba ketika Kaisar Caspian berbisik di telinga kanannya. Lantas mendekatkan bibirnya ke arah bibir perempuan yang telah menjadi istrinya.

Namun, apa yang terjadi sama sekali tak terbayangkan oleh Reinhart. Bukannya melakukan adegan itu dengan lembut dan penuh kasih sayang, Caspian justru menciumnya secara brutal.

Seakan ada kekesalan, kemarahan, serta kebengisan yang berusaha ditunjukkan Caspian kepada perempuan yang telah menjadi istrinya. Bahkan Reinhart sampai kewalahan mengimbangi gerakan Caspian yang brutal.

"Ya-yang Mulia, sa-saya tidak bisa bernapas," ucap Reinhart sambil berusaha mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya.

Namun, Caspian tetap menuntut dan tak membiarkan Reinhart lepas begitu saja. Gerakannya justru semakin kasar dan brutal.

"Aku menjadikanmu istri untuk memenuhi kebutuhanku! Aku tak suka mengatakannya dua kali. Lakukanlah tugasmu sebagai istri," tegas Caspian ketika ia telah selesai menuntaskan hasratnya.

Sementara Reinhart tampak syok dan kelelahan. Baru kali ini ia berciuman dengan begitu panas dan menggebu. Kalau saja Nyonya Clottie tak segera menangkapnya begitu sang kaisar selesai menuntaskan hasratnya, Reinhart pasti akan tersungkur ke tanah.

"Mari saya bantu, Tuan Putri."

Nyonya Clottie mengulurkan tangan. Disambut Reinhart dengan tubuh gemetar. Wajah perempuan itu pucat.

Sementara orang-orang yang berada di kuil sang Pendeta Agung tampak kasak-kasuk begitu begitu Reinhart meninggalkan ruangan. Menyusul sang kaisar yang lebih dulu pergi tanpa menoleh lagi.

***

Reinhart tampak gelisah di kamarnya. Beberapa saat lalu, Nyonya Clottie baru saja mengatakan padanya bahwa malam ini Kaisar Caspian menginginkan Reinhart untuk menemaninya.

Jelas, ia tak siap. Reinhart belum pernah melakukan hal itu sebelumnya. Ia bingung apa yang harus dilakukan untuk menghadapi sang kaisar.

Terlebih saat mengingat perlakuan Caspian tadi siang. Reinhart semakin tak siap berhadapan dengan Kaisar Demir itu.

Pikiran Reinhart dipengaruhi bayangan buruk akan tak pernah ia harapkan bakal terjadi. Namun, tetap saja hal itu tak bisa ia enyahkan begitu saja dari benaknya.

Ia bahkan sempat memohon pada Nyonya Clottie agar tak perlu menemani kaisar malam ini.

"A-apa boleh aku tidur saja malam ini, Nyonya Clottie? Rasanya aku sangat capek dan ingin segera tidur," ucap Reinhart mencari alasan.

Namun, wajah Nyonya Clottie berubah tegang. Menunjukkan bahwa wanita itu tak sanggup membantah ucapan sang kaisar.

"Maafkan saya, Tuan Putri, tapi ... Anda harus menemani Kaisar Caspian malam ini. Bila tidak ...." Ucapan Nyonya Clottie tak tuntas, tapi cukup membuat Reinhart paham dengan maksud ucapan itu.

"Baiklah, aku paham, Nyonya Clottie. Apa bisa tunggu di luar? Aku akan bersiap sebelum bertemu Kaisar."

"Biar saya bantu, Tuan Putri."

"Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri. Tak perlu khawatir," tolak Reinhart ketika Nyonya Clottie menawarkan bantuan.

Perempuan itu hanya ingin menikmati waktunya seorang diri lebih lama sebelum bertemu dengan Kaisar Caspian.

Ia sama sekali tak tahu akan bagaimana malam ini terlewati. Semakin memikirkannya membuat Reinhart kian gemetar ketakutan.

Apalagi dengan kemungkinan tak pasti yang bakal ia hadapi.

Ditambah desas-desus yang semakin sering ia dengar setelah melangsungkan pernikahan dengan kaisar.

"Aku kasihan jika Nona Reinhart bakal berakhir seperti permaisuri sebelumnya ataupun para perempuan yang dinikahi Kaisar."

"Benar, sejak permaisuri pertama mangkat, tak ada satu pun perempuan yang dinikahi Kaisar yang naik tahta. Mereka semua berakhir sama di Lembah Naga."

"Apa menurutmu itu juga yang bakal terjadi pada, Nona Reinhart?"

Obrolan para pelayan itu tak sengaja terdengar oleh Reinhart. Ia berusaha mendekat dan bertanya tentang apa yang dibicarakan para pelayan. Namun, mereka justru melarikan diri dan memohon ampun.

Sementara, Reinhart tak mungkin bertanya pada Nyonya Clottie. Di antara semua orang justru wanita itulah yang seakan paling gigih menyembunyikan fakta dari Reinhart.

"Lembah Naga? Di mana tempat itu dan kenapa para pelayan seperti sangat ketakutan saat membicarakannya?" gumam Reinhart pada dirinya sendiri.

Ia masih belum beranjak dari kamar semenjak Nyonya Clottie meninggalkannya bersiap.

"Sial, bahkan Sang Pengendali Waktu atau apa pun itu, sama sekali tak memberikan petunjuk. Bagaimana aku bisa selamat dari situasi ini?"

Reinhart mondar-mandir di dekat tempat tidur sambil menggigit ujung kuku.

Raut muka perempuan itu tampak tegang.

"Apa mungkin rumor yang sempat aku lihat dalam ingatan perempuan ini benar? Bahwa Kaisar bakal membunuh istrinya setelah 99 hari?" Reinhart bergumam dengan gestur gelisah.

Ia bahkan tak lagi fokus untuk bersiap menyambut sang Kaisar yang memintanya untuk menemani lelaki itu malam ini.

"Kalau benar begitu, bukannya aku tidak boleh di sini? Tapi kenapa si Pengendali Waktu itu justru membawaku ke sini? Apa dia akan membuatku mati untuk kedua kali?"

Tok ... tok ...

Reinhart tersentak. Ketukan di pintu membuatnya kaget.

Tak lama terdengar suara Nyonya Clottie disambut prajurit yang berjaga di depan pintu kamar Reinhart.

"Yang Mulia Matahari Kekaisaran Demir telah tiba, Tuan Putri."

"Yang Mulai Kaisar Caspian memasuki ruangan!"

Ucapan Nyonya Clottie dan prajurit penjaga kekaisaran bersamaan.

Tubuh Reinhart membeku seketika, ketika seorang lelaki memasuki kamarnya dengan wajah kaku tanpa ekspresi.

Bahkan setelah meminta Nyonya Clottie keluar ruangan, lelaki itu tanpa basa-basi langsung merengkuh tubuh Reinhart dan menyusuri bagian tengku perempuan itu dengan brutal.

"Bukannya sudah kubilang, lakukan tugasmu sebagai istri! Aku tidak suka mengulang ucapan! Seharusnya kamu bisa paham sebelum nyawamu lebih cepat melayang!" bisik Caspian di telinga Reinhart hingga membuat badan perempuan itu benar-benar menegang.

"A ... i-itu, maafkan saya, Yang Mulia."

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Reinhart sebagai tanggapan permintaan maafnya.

Tubuh perempuan itu terjengkang. Ia tersungkur di atas lantai sambil memegangi pipinya yang terasa perih.

Senyum bengis membingkai wajah sang Kaisar.

Lelaki itu berjalan mendekati Reinhart dan berjongkok di hadapan si perempuan yang masih bersimpuh di atas lantai.

Tanpa ampun, Caspian mencekak kedua pipi perempuan itu hingga membuatnya meringis kesakitan.

"A-ampun, Yang Mulia," ucap Reinhart tertahan.

Perlakuan Caspian sangat kasar dan terlambat bagi Reinhart untuk melawan sekarang.

Tenaganya berada dalam kendali lelaki di hadapannya. Maka yang bisa ia lakukan hanyalah mengikuti permainan Kaisar Caspian.

"Sekali lagi kau membuatku mengulang kalimat yang sama, aku akan memenggal kepalamu!" ancam Caspian menjadikan Reinhart kian gemetar.

Tanpa sadar ia memejamkan mata ketika menarik tubuh Caspian agar jatuh ke dalam pelukannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yesika Moon
haihhhh.....beli kopinya kemahalan tor...
goodnovel comment avatar
Jjlynn Tudin
bikin kaisar dapat pelayanan paling hot aha Rian bakal x mau bunuh ko itu
goodnovel comment avatar
Habib N.R
bikin gak bisa brenti baca. gmn neh? tanggung jawab lo thor. seru seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Apa, Kita Pernah Bertemu? [Epilog]

    Sepasang mata perempuan itu terasa berat. Perlu tenaga ekstra untuk membuatnya terbuka. Butuh waktu pula untuk membuatnya terbiasa dengan cahaya yang tiba-tiba masuk ke dalam retina matanya. Suara alat-alat yang berdengung serta menempel di tubuhnya, menjadi pemandangan pertama yang tertangkap indra pendengarannya. Gerak tangannya yang lemah tapi intens, cukup menyita perhatian seorang perempuan muda serta pemuda yang terlihat dua atau tiga tahun lebih tua, yang duduk di samping kanan serta kiri tempat tidur pasien. "Nuna!" seru pemuda itu pertama kali saat menyadari gerakan si perempuan. "Eonni! Kamu sudah sadar?" Si perempuan muda ikut berseru. Lantas berlari keluar kamar untuk memanggil dokter. Perempuan itu tak lagi peduli ketika kakak laki-lakinya berusaha menghentikannya. Tak lama kemudian, seorang dokter bersama dua orang perawat kembali masuk ke dalam ruangan dan memeriksa kondisi sang pasien. "Selamat siang, Nona. Apa Anda bisa mendengar suara saya?" tanya dokter itu s

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Perpisahan

    Tujuh tahun kemudian... "Hidup Yang Mulia Kaisar William! Hidup Matahari Agung Kekaisaran Demir!""Hidup, Yang Mulia!""Hidup, Yang Mulia Kaisar!"Sorakan orang-orang terdengar menggema di seluruh Alun-alun Ibukota Demir setelah Pendeta Agung mengucapkan sumpah janji kekaisaran diikuti oleh sang putra mahkota yang kini telah resmi dilantik menjadi kaisar menggantikan ayahnya. Seluruh rakyat Kekaisaran Demir bersuka cita. Mereka memenuhi alun-alun ibukota tanpa peduli golongan dan kasta. Semua membaur tanpa ada sekat untuk merayakan pelantikan sang kaisar. Sementara, pemuda yang baru berusia lima belas tahun itu, tampak tersenyum lepas ketika menyambut sorakan meriah seluruh rakyatnya. Ia sama sekali berbeda dengan sang ayah yang sejak muda sudah menunjukkan sifat arogansinya. Pemuda yang kini mengenakan pakaian kebesaran Kekaisaran Demir itu, terlihat lebih hangat dan disukai oleh semua orang. "Hidup Yang Mulia Kaisar William!" seruan rakyat Demir masih terus berkumandang hingga

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Kebebasan Sang Pengendali Waktu

    Dari semua peristiwa yang terjadi sampai saat ini, tak ada hal yang lebih mengecewakan kecuali pengkhianatan yang dilakukan oleh Putra Duke Aidin. Tuan Muda Alfonso. Sejak kedatangannya ke dunia ini, Reinhart mendengar kabar bahwa putra sang duke berada jauh di luar negeri untuk mengenyam pendidikan. Keluarga itu pun, dikabarkan tak pernah mau terlibat dalam urusan politik keluarga kaisar.Tak ada niat bagi garis keturunan Duke Aidin untuk merebut takhta dari kaisar terdahulu ataupun sekarang. Namun, kemunculan para ksatria dengan lambang harimau putih yang berkeliaran di depan kamar Reinhart pada malam itu, membuatnya terus berpikir sepanjang waktu. Terlebih ketika mengetahui fakta bahwa simbol tersebut adalah milik keluarga Duke Aidin. Sikap Madame Marianna yang begitu baik padanya, juga sikap hangat sang tuan duke, membuat Reinhart hampir terlena. Namun, ia tak bisa menutup mata saat mengetahui kebenaran tersebut. Ia mencari bukti dan dapat menemukannya berkat bantuan Iselt. B

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Sorot Kecewa

    "Marquis Michael, Anda ditangkap karena dianggap telah membelot, mengkhianati kekaisaran, dan merencanakan kudeta pada, Kaisar Caspian!"Dengan ini pula, status kebangsawanan Anda dicopot dan semua harta benda Anda menjadi rampasan!" seru ksatria Kekaisaran Demir saat hendak membekuk Marquis Michael yang mencoba melarikan diri. Pria itu ditangkap saat bersiap kabur ketika ksatria istana Kekaisaran Demir mencapai gerbang kastilnya. Ia sempat berontak dan mencoba melawan. Termasuk berteriak jika penangkapan terhadap dirinya hanyalah salah sasaran. "Kalian tidak bisa menangkapku!" teriak Marquis Michael tidak terima ketika dilumpuhkan. "Apa buktinya jika aku telah melakukan kesalahan?!" seru pria itu tak juga menyadari kesalahannya. "Menghasut Kaisar, bersekongkol dengan Lady Rosemary, merencanakan kudeta, menjebak Permaisuri Ariadne hingga berusaha mencelakai Tuan Putri Reinhart! Itu semua daftar kesalahan yang sudah Anda lakukan, Marquis!""Itu bukan bukti bahwa aku sudah melakukan

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Tangkap Para Pengkhianat!

    Reinhart tampak puas dengan hasil akhir dari peristiwa yang menimpa dirinya akhir-akhir ini. Ia lolos dari hukuman gantung yang sebelumnya diserukan oleh sang kaisar di depan seluruh rakyat Demir. Ia benar-benar merasa lega, saat melihat reaksi sang kaisar ketika Iselt selesai membacakan permintaan terakhir yang sebenarnya wasiat dari permaisuri sebelumnya. Bagaimanapun ia tak memiliki kepercayaan diri penuh ketika mengatakan pada sang kaisar, terkait pesan terakhir yang ingin disampaikan. Perbuatannya terbilang nekat, meski berakhir sesuai harapan. "Terima kasih, Rein," ucap sang kaisar malam itu. Wajah pria itu tak juga membaik meski telah bertemu dengan buah hatinya. Garis penyesalan masih tergurat jelas di wajahnya. "Sebaiknya Anda tak perlu melakukan itu, Yang Mulia. Justru saya yang harusnya mengatakan terima kasih, karena sudah memercayai saya.""Seharusnya aku memang percaya padamu sejak awal," ucap Caspian terdengar sangat menyesal. Ia bahkan tak sanggup mendekati Reinha

  • 99 Hari Bersama Kaisar Tiran   Yang Bertemu Kembali

    "Ya, Yang Mulia. Pelayan Permaisuri Ariadne yang berhasil lolos pada hari penghukuman itu, berhasil melarikan diri bersama putra Anda dan buku catatan di tangan Iselt. "Perlu Anda ketahui Yang Mulia, ibu Iselt lah pelayan Permaisuri Ariadne yang setia itu."Wajah Caspian tampak semakin hancur begitu mendengar ucapan Reinhart. Ia menatap sang perempuan dengan sorot penuh luka. "Berapa lama kamu mengetahui hal ini, Rein?" tanya pria itu dengan getar suara semakin hebat. Ia tak peduli lagi dengan harga dirinya sebagai kaisar sebuah kekaisaran yang besar nan agung. Caspian bahkan mendorong Rosemary menjauh ketika perempuan itu hendak membangunkannya dari posisinya saat ini. "Dua hari lalu. Selama ini, catatan Permaisuri Ariadne dilindungi sihir yang cukup kuat. Saya tidak bisa membacanya sampai bagian terakhir. "Lalu, Tuan Julius Randle menunjukkan salah satu sihir hitam yang bisa digunakan untuk menghancurkan sihir yang paling kuno sekalipun. "Sihir hitam yang sesungguhnya bukan be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status