Dua hari telah berlalu. Pagi ini, Higiri dan Kenta, sambil bergandengan tangan, berjalan menelusuri taman kota. Pagi yang cerah dan mulai bersalju. Ya, salju pertama musim dingin. Higiri dan Kenta lalu memutuskan untuk mencari minuman hangat. Mereka lalu membeli sebuah coklat hangat dari sebuah kafe, lalu meminumnya bersama sambil berjalan berdua, tanpa tujuan. Setelah berjalan sekian lama, akhirnya mereka sampai juga di sebuah taman besar yang terletak di pinggir kota tersebut. Tiba-tiba saja, Kenta melihat seseorang yang ia kenal, dari jauh, "Ah, Higiri, bukankah itu temanmu?" tanya Kenta sambil menunjuk ke sebuah arah. Higiri langsung melihatnya, lalu bergumam dalam hati, "Sial, apa lagi?"Namun, dengan agak kesal, Higiri membalas Kenta, “Oh ya, Kaito, biarkan saja."Kenta kali ini terlihat bingung, lalu bertanya, "Kalian bertengkar?"Higiri lalu tersenyum dan membalas, "Ah, tidak. Aku tidak terlalu mengenalnya."Kaito yang dari kejauhan ternyata melihat Higiri dan Kenta, lalu ber
Ahr yang sudah mengerti maksud Higiri, lalu ia menatap Nozomi dan berbisik, “Bagaimana kalau kita pulang dulu ke rumah? Aku rasa kedua pria tersebut sedang ingin berbicara satu sama lain."Nozomi lalu mengalihkan pandangannya ke arah Higiri dan Kaito, lalu membalas Ahr, “Aku tidak tahu siapa di sebelah Higiri, sepertinya pria itu adalah temannya?”Kenta tersenyum mendengar bisikan mereka berdua, lalu menjawab, “Ah, itu Kaito, teman sekolah Higiri."Mendengar itu, Nozomi lalu menatap Kaito dengan serius, namun Ahr lalu menepuk punggungnya, dan berkata, “Ah, urusan pria! Ayo, kita pergi saja! Kenta, bagaimana kalau kau pulang terlebih dahulu? Masaklah sesuatu untuk kami!"Kenta lalu menatap Ahr, dan mengangguk. Mereka lalu berbalik badan dan mulai berjalan pulang sambil berbincang. Setelah mereka agak menjauh dari lokasi tersebut, Higiri langsung menatap Kaito dengan tajam, sambil bertanya, “Ini ulahmu, kan? Kau hanya ingin Kenta melihatmu sebagai pahlawan, bukan?”Kaito tertawa mendeng
Kaito kali ini menggenggam erat senjatanya dengan penuh amarah, dan mulai menyerang Kenta lagi, kali ini, Kenta semakin terdesak mundur karena serangan Kaito kali ini sangat membabi buta. Setelah beberapa waktu, tiba-tiba, Kenta terjatuh, dan Kaito langsung menghunuskan pedangnya ke arah jantung Kenta, sambil berteriak, "Sebaiknya kubunuh juga dirimu sama seperti ibumu, lalu akan kuserap energimu setelah itu! Benar-benar buang-buang waktu saja!”Kenta kali ini pasrah, ia memejamkan matanya ketika Kaito hendak menusuknya dengan belati hitam legam tersebut, namun tiba-tiba, Higiri langsung mengayunkan Great Flute ke arah lengan kanan Kaito, lalu menyayat lengannya. Belati itu lalu terlepas dari tangan Kaito, terpelanting ke atas tanah. Kaito lalu terdiam, menunduk, lalu ia tersenyum ketika melihat darah segar yang mulai mengalir dari lengan kanannya, dan mulai tertawa, lalu berkata, "Kalian memang pasangan sialan. Kenta, aku akan menunggu jawabanmu!"Setelah itu, ia dan pedangnya lang
(Satu hari sebelumnya...) Sebuah pesan teks tiba-tiba masuk ke ponsel Kenta. Pagi itu Kenta sedang menyiapkan sarapan, mendengar ponselnya berbunyi, lalu berhenti dan mengambil ponselnya dari saku celana. Ia lalu membaca pesan teks yang dikirim ke alamat e-mail-nya, yang berbunyi, "Temui aku sekarang, pagi ini jam sembilan, di taman kota. Aku akan berada di sebelah sungai tempat kau melihatku dan Higiri, sedang berciuman waktu itu. PS: Ichigo. Ini tentang Kaito." Setelah membaca pesan teks tersebut, Kenta dengan segera memasukkan ponselnya kembali, lalu menyiapkan dan meletakkan sarapan untuk Higiri di atas meja makan, lalu ia mengambil lagi ponselnya, dan mengetik sebuah pesan teks untuk Higiri yang masih tertidur pulas di dalam kamar, "Aku akan segera pergi ke pasar karena sangat segar membeli ikan di pagi hari! Sarapanmu sudah siap! Jangan lupa makan yang banyak, letakkan saja piring kotornya nanti akan kucuci ketika aku kembali. Penuh cinta, Kenta."Lalu Kenta memasukkan lagi pon
Ichigo lalu menggelengkan kepala, dan melanjutkan, "Kenta, senjatamu adalah hasil energi cahaya, namun, ketika kekuatan mematikan itu muncul, kau memang masih menggunakan energi cahaya, namun, energi di dalam senjatamu, akan berubah menjadi kekuatan gelap yang akan langsung membunuh lawanmu dan menjadikannya debu dalam sekejap tanpa ada waktu untuk merasakan sakit. Sangat cepat. Jika kau mulai fokus dan rambutmu sudah berubah warna, maka bisa dipastikan, seluruh serangan yang akan kau hasilkan, adalah serangan mematikan dan akan membunuh dalam sedetik saja, jika berhasil menikam lawanmu pada organ tubuh yang vital. Kau harus berhati-hati. Paman-pamanmu apakah tidak ada yang memberitahukan dirimu tentang ini? Aku yakin, kau bisa menjadi pembunuh yang kejam jika Kaito berhasil mendapatkanmu."Ichigo mulai menundukkan kepalanya, ia berusaha menahan perutnya yang benar-benar mulai terasa sakitnya. Kenta lalu membantunya duduk tegak, agar Ichigo bisa bernafas lebih baik. Kenta menatap Ichi
Sesampainya di istana suku Simfoni, Kenta dan Higiri langsung disambut oleh Nozomi di depan istana. Nozomi lalu berlari kecil menuju mereka, lalu berkata, "Kebetulan sekali! Ada yang harus kuperlihatkan kepada Higiri!"Kenta lalu bertanya, "Paman X di mana?"Nozomi menunjuk ke sebuah ruangan di pojok istana, dan menjawab, "Dia sedang beristirahat di ruang kerjanya, kalau mau menemuinya langsung saja masuk, ia tidak akan marah apalagi yang datang adalah dirimu."Kenta lalu meminta Higiri mengikuti Nozomi, sementara dia ingin berbicara empat mata bersama X. Higiri dan Nozomi lalu berjalan perlahan menuju sebuah tempat, sambil bercanda. Kenta berlari kecil menuju ruangan yang ditunjuk Nozomi tadi, lalu ia mengetuk pintu ruangan tersebut, dan membukanya. X sedang duduk di atas kursi meja kerjanya, lalu menoleh ke arah orang yang membuka pintu ruangannya, ternyata Kenta, lalu ia melihat Kenta yang menatapnya sangat tajam, sambil bertanya "Kau ingin menyampaikan apa kepadaku?"Kenta berdir
Higiri mengangguk. Ia lalu menghampiri Kenta, dan bersamanya, kembali ke dunia manusia, sementara, Nozomi menoleh ke arah X, dan bertanya, "X, apa yang terjadi sebenarnya? Kenta tidak mungkin seperti itu jika tidak ada sebab, apa yang sudah kau katakan?"X lalu duduk dibantu Ahr, dan menjawab, "Tidak ada. Kenta hanya baru mengetahui bahwa energi yang berada di dalam tubuhnya, lebih kuat daripada emosinya. Aku rasa kalian semua juga harus berhati-hati."Ahr lalu bertanya, "Maksudmu?"X menarik nafas panjang, lalu setelah agak tenang, ia menjawab, "Ratu Angel memilih Higiri bukan karena ia adalah pangeran dari suku Harmoni, namun karena tanpa Higiri, kekuatan Kenta tidak bisa digunakan. Higiri adalah pelengkapnya. Sekarang semua tergantung apakah Higiri bisa mengendalikan emosi Kenta, atau justru sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, Kenta bisa menjadi alat pembunuh tanpa saingan, di Dunia Musik ini."Son dan Westo menatap X dengan tatapan terkejut, Westo lalu berseru, "X, jika yang
"Kenta!" seru Higiri, namun Kenta sama sekali tidak merespon, justru Kenta menyerang Kaito semakin agresif."Kenta, tunggu! Tunggu!!" teriak Kaito sambil semakin berusaha keras melindungi diri, namun Kenta tidak juga merespon! Kali ini Kaito benar-benar panik, hingga ia terjatuh karena salah langkah. Kenta langsung mengancam leher Kaito dengan seruling yang berada di tangan kirinya, lalu berseru, "Kau membunuh semua yang melindungiku, kau sudah gila, bahkan kau membunuh wanita yang sudah memberikanmu keturunan! Kali ini akan kubunuh dirimu!"Kenta lalu mengarahkan salah satu serulingnya ke atas, dan mengarahkannya ke bawah, tepat menunjuk jantung Kaito yang sudah jatuh dalam posisi telentang. "Kubunuh kau!!!" teriak Kenta dan ia mulai mengangkat serulingnya, hendak menikam jantung Kaito, namun, Ichigo tiba-tiba muncul dalam pikirannya, dan Kenta mulai teringat kata-kata Ichigo kemarin: "Tadinya aku ingin membunuh Kaito, memintamu agar membunuhnya, karena ia tidak mencintaiku, tidak