Share

Bab 5

Penulis: Siti_Rohmah21
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-03 11:53:52

Bab 5

POV Leo

Notifikasi terus menerus masuk di akun asliku. Seseorang telah membagikan video ketika aku dan Jenni menikah. Akun fake itu pun tidak tanggung-tanggung ia add semua pertemanan yang sama denganku dan Jenni. Nama akun yang ia buat juga sama persis dengan akun fake milikku. Ini yang membuat Jenni salah paham terhadapku.

Setelah akun yang bernama Hans Jennifer membuat postingan tentang pernikahan keduaku, ponsel jadi ramai pemberitaan. Apalagi bos besar mengetahui hal ini. Namun, aku berhasil meyakinkannya. Dengan cara membenarkan bahwa aku memang memiliki dua orang istri, tapi aku mengakui bahwa Nia tahu tentang ini semua. 

Kebetulan di postingan tersebut tak ada akun Nia dalam pertemanannya. Itulah sebabnya Jenni jadi mencurigai aku.

Sekarang hanya Jenni yang masih menuduhku sengaja membuat postingan tersebut. Ia bersikeras bahwa akun tersebut adalah milikku. Sebab, memang sama persis dengan akun fake yang telah kubuat.

[Sayang, kamu nggak percaya dengan ucapanku? Kamu buka sendiri aku milikku ya!]

Aku kirim pesan singkat melalui aplikasi berwarna hijau. Kemudian, kulihat Jenni menulis pesan.

[Ngapain buka akun milikmu, bisa saja kan kamu bikin aku baru lagi!] balasnya tetap tidak percaya.

[Aku nggak bohong, Sayang. Malam ini aku ke rumah, ya.]

[Terserah, tapi bawa uang 20 juta ya, sebagai ungkapan rasa maaf kamu.]

Astaga, uangku sisa 10 juta di ATM, sudah tak punya tabungan lagi. Sebab, pernikahan kemarin ia meminta mahar 100 juta untuk uang menutup mulut semua anggota keluarganya agar tidak terbongkar perselingkuhanku dengannya.

Akhirnya aku coba hubungi Jenni agar bicara melalui sambungan telepon. Sebab, jika melalui chat mudah di screenshot nantinya. 

"Halo, Sayang," ucapku ketika ia angkat telepon.

"Nggak bisa ya bawa uang 20 juta?" 

"Maaf, Sayang. Uangku habis, tolong pengertiannya," rayuku.

"Nggak, aku mau kamu membawa uang yang kusebutkan tadi." Telepon pun terputus.

Aku harus putar otak untuk mendapatkan uang 10 juta lagi. Apa sebaiknya pulang kerja nanti kupinta lagi uang yang tadi kutransfer ke Nia?

***

Setibanya di rumah, aku dibuat pangling olehnya. Nia tampak cantik sekali, tidak seperti biasanya yang hanya mengenakan daster dengan rambut diikat.

Aku coba menanyakan gosip yang sempat menyebut namanya. Semoga saja ia tidak membacanya. Aku tahu betul Nia tidak update dalam sosial media.

Setelah menanyakan mengenai video yang tersebar, ternyata Nia tak mengetahui hal ini, dengan menghela napas lega, aku pun melanjutkan pertanyaan lain.

"Nia, uang yang tadi aku transfer masih ada nggak?" Ia mengernyitkan dahi, mungkin heran dengan pertanyaanku.

"Ada, tapi sudah aku deposit, nggak bisa diambil," jawabnya santai. Aku memutar otak kembali, tidak mungkin tiba-tiba bilang butuh uang saat ini juga, dan tidak mungkin juga aku bilang uang tabunganku sisa sepuluh juta. Bisa-bisa Nia pulang, dan orang tuanya nanti akan menghubungi orang tuaku, gawat kalau begini.

Pernikahan keduaku hanya diketahui oleh adikku, Salma. Ya, karena Salma juga yang menjadi comblang kami berdua.

"Mas, kenapa bengong? Nanyain uangnya kenapa? Mengira aku menghabiskan uang untuk beli baju dan ke salon?" sindir Nia.

"Ya kamu tuh cantik apa adanya, Nia. Justru kalau dandan aku khawatir ada laki-laki lain yang melirikmu," rayuku.

"Biarin, kalau ada yang naksir itu kebetulan," cetusnya.

"Kebetulan gimana?" 

"Ya, kalau ada yang lebih baik dari kamu, kenapa nggak!" ledeknya.

"Gini kan kalau kamu cantik, jadinya sombong," candaku.

Kemudian ia meninggalku ke kamar. Mungkin mau mengganti baju dinasnya yaitu daster.

Aku memiliki ide untuk meminta uang pada orang tuaku. Cara ini satu-satunya untuk mendapatkan yang dipinta oleh Jenni.

"Halo, Mah."

"Ya, Leo, ada apa?" jawabnya di seberang telepon.

"Mah, minggu ini aku ingin liburan  bareng anak-anak, boleh minta uang nggak? 10 juta saja," ucapku.

"Boleh dong, untuk cucuku apa sih yang nggak," sahutnya. Akhirnya, aku bisa ke rumah Jenni dengan membawa uang sepuluh juta.

"Ya sudah, transfer ke rekening aku saja ya, Mah. Jangan ke rekening Nia."

"Oh ya sudah, setengah jam lagi Mama transfer ya, kan mobile banking ada handphone Papa kamu, nunggu Papa pulang," jawabnya.

"Oke, Mah." Telepon pun aku tutup.

Sesayang itu orang tuaku pada cucunya. Maka dari itulah aku tidak mungkin meninggalkan Nia hanya karena Jenni. Namun, aku juga tak dapat meninggalkan Jenni demi Nia. Keduanya memiliki kelebihan yang berbeda. 

Nia adalah anak dari sahabat orang tuaku. Aku menikah dengan Nia karena hutang budi terhadap orang tuanya.

***

Setengah jam waktu yang cukup lama, perjalanan dari sini ke rumah Jenni itu setengah jam lamanya. Jadi, aku berangkat saja, nanti setibanya di sana, langsung transfer ke rekening Jenni.

Baru saja kaki ini melangkah, mobil Terios berwarna putih terparkir di depan rumah tetangga, orang tuaku datang. Aneh sekali, tadi mama bilang ia berada di jalan, dan ia juga bilang setengah jam lagi transfer.

Aku meletakkan kunci mobil kembali, dan menyambut orang tuaku yang baru saja turun dari mobil.

"Mah, Pah, kok ke sini nggak bilang-bilang?" tanyaku sambil mencium punggung tangan mereka. Namun, wajah keduanya teramat kaku, tak ada senyuman yang terpancar di bibirnya.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • AKUN KLONINGAN SUAMIKU   Bab 32 Ending

    Bab 32 POV Author "Salma, Mah, Salma masuk rumah sakit," ucap Nia. "Ah biar saja kalau dia," jawab Mama Desi tak peduli. "Mah, Salma hampir saja jadi korban pemerkosaan," ucap Nia kembali memberikan kabar.Mendengar ucapan Nia, Mama Desi terperangah. Namun, lagi-lagi egonya lebih tinggi. "Biar saja, Mama tak peduli!" ujarnya mencoba tak acuh. "Mah, kalian itu tetap ada ikatan, buktinya perasaan Mama dari tadi cemas, ya kan?" Nia berusaha meyakinkan mantan mertuanya itu. Meskipun belum resmi bercerai, bagi Nia, Leo adalah mantan suaminya yang dalam proses perceraian. "Rumah sakit mana?" tanya Mama Desi akhirnya luluh. Ia terdengar sesegukan di telepon, mungkin naluri seorang ibu luluh saat mendengar anaknya dilecehkan. "Rumah Sakit Pelita, Mah, aku pagi ini juga ke sana, ketemu di RS ya, Mah," ucap Nia. "Ya, saya akan beritahukan ini pada papanya dan Leo, terima kasih banyak informasinya," jawab Mama Desi.

  • AKUN KLONINGAN SUAMIKU   Bab 31

    Bab 31(POV Author)Malam yang kian larut dan lampu jalanan yang tak terlalu terang menjadi saksi peristiwa yang menimpa Salma. Suaranya hampir habis, tetapi usahanya percuma. Tak ada satu pun yang mendengar teriakannya apalagi melihat dan datang membantu.Ia masih mencoba berlari menghindari kejaran dua lelaki yang telah menyiram bensin ke wajahnya. Kakinya terasa sakit sehinga ia terseok-seok. Kondisi mabuknya pun membuat ia semakin kesulitan untuk berlari, sesekali tubuhnya hampir limbung tetapi ia masih berusaha menjaga keseimbangan meski tetap sempoyongan.Tawa kedua lelaki berbadan kekar masih terdengar, seolah mereka sengaja menjadikan Salma sebagai bahan permainan seperti seekor tikus kecil. “Hai, Nona cantik! Kamu mau coba lari ke mana? Coba lihat dirimu, berdiri tegak saja sudah tak mampu. Sudahlah, lebih baik nikmati malam ini dengan kami!” teriak salah satu dari mereka.Salma masih tak menggubris ucap

  • AKUN KLONINGAN SUAMIKU   Bab 30

    Bab 30POV Salma"Tenang semua, tenang!" Tiba-tiba orang tua Gani muncul dari balik pintu."Tante, Om," sergahku. Namun, mereka tak mempedulikan pelukan aduan dariku. Kenapa mereka seperti ini?"Kalian bubar, ini menantu saya, mereka sudah menikah lama di luar kota, kalau nggak percaya, tunjukkan buku nikah kalian, Ratna," ucap mamanya Gani. Benarkah itu? Ucapannya membuatku dan semua orang terbelalak, sebab sudah setahun lebih aku bersama Gani, tapi tak pernah tahu bahwa sebenarnya ia telah menikah.Kemudian mereka mengeluarkan buku kecil dari tas, lalu memberikan buku itu ke salah satu warga. Mereka memperhatikan antara foto yang berada di buku dan asli. Kemudian, setelah itu, mereka bermunduran keluar rumah."Kalian mau ke mana? Bukankah tadi mau bakar mereka?" tanyaku ketika semua warga pergi keluar rumah."Kamu yang seharusnya pergi, Salma," ucap mamanya Gani. Pantas saja, setiap kali aku ke ru

  • AKUN KLONINGAN SUAMIKU   Bab 29

    Bab 29POV Leo"Kamu saya pindah ke perusahaan Papa saya, dan tidak lagi menjadi office boy di kantor ini, tapi dengan syarat, please jangan ganggu lagi Nia," ucap pimpinan perusahaan yang bernama Iqbal. Rupanya ia menaruh hati pada mantan istriku, Nia.Aku tertunduk sambil menatapnya datar, lalu bicara pelan padanya."Maaf, bukankah urusan kantor dan pribadi tidak bisa dicampur aduk?""Saya tidak campur aduk, sebenarnya saya tahu siapa kamu, dan setelah ini pastinya Salma akan berbuat yang merugikan Nia, saya yakin itu. Makanya, kamu dipanggil pagi-pagi, untuk saya pindah ke perusahaan Papa saya. Terserah kamu, mau atau tidak," ancamnya.Hubunganku dengan Nia telah berakhir, memang tak ada yang bisa dipertahankan, aku dengan Nia sudah tak ada lagi rasa yang tertinggal. Cintaku saat ini hanya untuk Jenni dan anak-anak. Jadi, tidak ada alasan untuk menolak tawaran Pak Iqbal."Baiklah, Pak

  • AKUN KLONINGAN SUAMIKU   Bab 28

    Bab 28POV NiaSebenarnya aku tak paham betul apa maksud dan tujuan Salma. Ia begitu arogan, seperti orang kehausan kasih sayang, jadi di jiwa dan hatinya hanya ada antusias keinginan.Tante Maya mengajak anaknya, Salma, ke toilet, dan momen inilah saatnya kami berembuk mengenai sikap Salma. Terutama Iqbal yang sebenarnya keberatan dengan sikap dan perilaku Salma."Sudahlah, kamu jangan diambil hati, ya, Nia. Om Jaya memaklumi sikap Salma, wajar dia seperti itu," ucap Pak Jaya."Iya, Pak," tundukku."Tenang saja, pokoknya kami percaya kamu, Nia," susul Iqbal. Aku beruntung, memang sangat beruntung, wajarlah Salma iri, karena memang rasanya mustahil sekali ada lulusan D3 yang dipertahankan oleh keluarga bosnya.Setelah Tante Maya berhasil menenangkan Salma, mereka kembali ke meja makan. Kemudian, ia pun menyetujui apa yang telah menjadi keputusan Pak Jaya.***Pagi itu, kulihat Mas Leo dipang

  • AKUN KLONINGAN SUAMIKU   Bab 27

    Bab 27POV SalmaKenapa nasib Nia selalu mujur? Sudah berhasil kupisahkan dengan Mas Leo, masih saja ia mendapatkan keberuntungan. Rasanya ini tidak adil bagiku yang sedari kecil tak pernah mendapatkan keadilan.Aku harus berhasil membuat kedua orang tuaku lebih memilih anaknya ketimbang Nia, yang hanya orang lain. Kecemasanku hanya satu, khawatir Mas Iqbal jatuh cinta pada Nia, wanita buluk beranak dua. Kalau mereka sering ketemu, pastinya akan timbul benih cinta.Setelah berhasil membujuk papa baruku untuk menjadikan aku sekretaris, aku terperanjat ketika mendengar kalimat susulan yang ia lontarkan."Tapi Nia akan menjadi asisten pribadi Iqbal," celetuknya membuatku yang tadinya tersenyum tipis kini menunjukkan keseriusan kembali.Kulihat wajah Nia pun terkejut ketika mendengar penuturan Papa Jaya, entahlah ia memancingku untuk emosi atau memang sudah rencananya seperti ini agar aku tak bisa lagi berkutik.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status