Tidak ada yang lebih mengesalkan daripada pergi ke Paris dengan berjalan kaki.
Sesi curhat dengan dalih mencari mobil itu nyatanya tidak membuahkan hasil yang sesuai dengan alibi. Jake tidak berhasil menemukan satu onggok mobil pun yang setidaknya layak digunakan atau sekedar mesinnya masih menyala. Hal tersebut mau tidak mau membuat kami berjalan kaki, ribuan mil akan kami jalani untuk menuju ke Paris.
Aku menatap bingung ketiga pria dalam kelompok ini yang terlihat saling tidak berbicara. Bahkan Jake yang cerewet pun ikut terdiam yang membuatku merasa heran sekaligus terkejut, pria bermata emas itu ternyata bisa diam seperti itu juga ya.
“Setidaknya, Tanah Perancis tidak sesunyi London,” Jake bersuara, berinisiatif untuk membuka topik obrolan karena mungkin sudah merasa tidak nyaman dengan kesunyian yang mencekik ini. “Lusinan meter di depan sana terdapat keberadaan manusia. Itu pun jika bukan sekelompok penjarah menyebalkan
Entah mengapa aku merasa gugup sekaligus menjadi anak yang suka berbuat onar ketika ditinggal pergi oleh ayah.Aku menatap ngeri pemandangan di bawah kakiku. Sekumpulan ghoul yang sedang menyantap beberapa ekor rusa hutan yang sedang bernasib malang. Sepertinya Tanah Perancis tidak sesunyi London. Masih ada binatang-binatang hutan yang bebas berkeliaran dan ada beberapa di antara mereka menjadi santapan makhluk kurus kering tersebutKulirikkan mataku pada Jake yang berwajah datar, “Jake, kau yakin tentang ini?” Jujur, keadaan di bawah sana terlihat tidak kondusif. Walaupun aku tidak memiliki trauma terhadap ghoul, aku tidak akan terjun ke sana dan menyerahkan diri hanya demi memuaskan ‘kebosanan’. Aku masih cukup waras dan tidak mau menyia-nyiakan kehidupan kedua yang diberikan Aquilla kepadaku.“Aku juga tidak yakin untuk terjun ke bawah karena ghoul yang ada di Paris lebih agres
Aku menatap bingung Aquilla yang kembali termenung menatap kegelapan langit yang tidak sepenuh hitam. Sudah satu jam kami berpisah dengan Jake dan Ahin lalu berdiam diri seperti ini. Tanpa beranjak satu senti pun dari tempat kami berpisah.“Aquilla,” panggilku setelah rasa kesal mulai menguasai hampir separuh kesabaranku, “Jika kau terus terdiam dengan memandangi langit terus, aku akan pergi menyusul Jake dan Ahin.”Aquilla bereaksi. Ia menoleh dengan cepat ke arahku yang berada di belakangnya. Responsnya terhadap ucapanku selalu membuatku terkejut karena kecepatannya. Sosok gelap itu kemudian menghadap ke arahku. Angin tiba-tiba berembus hingga membuat jubah kami berkibar mengikuti arah angin.“Ketika kita pulang ke dunia asalmu nanti, mulai dari sana, kau diwajibkan untuk mengumpulkan jiwa kemudian menyerahkannya padaku,” ujar Aquilla datar tanpa emosi apa pun. Auranya dingin tak tersentuh.Aku mengan
Di malam berikutnya, kami tiba di sebuah pedesaan setelah puluhan kilometer kami lewati dari tempat kami berpisah dengan Jake dan Ahin. Masih menjadi bagian dari Calais, pedesaan tersebut terlihat memiliki tanda-tanda kehidupan. Entah itu berupa keberadaan obor yang terpasang di setiap rumah yang berdiri berkerumun di sana, atau jejak-jejak aktivitas mereka di siang hari.Aquilla membimbingku untuk mengawasi sebentar pedesaan tersebut. Dia mengatakan takut jika pedesaan ini dihuni oleh makhluk ciptaan Zhou Yanchen yang menyerupai manusia namun sebenarnya mereka adalah monster. Aku hanya menurut dan memilih untuk ikut mengawasi pedesaan tersebut di sebelah Aquilla.“Sebagian besar dari mereka bukanlah manusia,” kata Aquilla memecahkan keheningan di antara kami. “Jika kau melihat bias cahaya dan kabut di sekitar para makhluk berbentuk manusia itu, kau bisa menyebut mereka sebagai roh.”Aku mengangguk dan berusaha memfokuska
Sudah hampir satu jam aku duduk di sini, di salah satu dipan lapuk dan berjamur di sudut pedesaan.Aquilla entah pergi ke mana. Padahal, dia sendiri yang mengatakan akan memberi tanda jika sudah waktunya beraksi. Namun sampai sekarang, tidak ada tanda-tanda kehidupan pria tersebut yang muncul. Aku curiga, dia bersenang-senang terlebih dahulu dengan para pesolek jiwa pendosa tersebut sebelum dihancurkan.Dasar maniak! Dasar mesum! Lebih baik aku belajar dari Yoon Seonghwa daripada si mesum Aquilla!Baru saja dipikirkan tentang eksistensinya, Aquilla muncul di antara dua bangunan rumah gubuk tidak jauh dari tempatku duduk. Di belakangnya, keluarlah seorang sosok wanita berparas cantik yang wajahnya merona merah. Terlihat mencurigakan, terutama wanita tersebut menatap penuh nafsu pada Aquilla.Entah kenapa pikiranku tiba-tiba saja melayang jauh ke sana, ke ranah kotor yang seharusnya tidak dipikirkan o
Tidak ada yang lebih menyebalkan daripada terbangun dengan kondisi rambut dipenuhi tanah dan juga tubuh diselimuti debu setelah bergerak seharian.Aku kira, aku bisa tidur di bawah atap rumah ketika kami berhasil memusnahkan jiwa pendosa semalam. Namun nyatanya, Aquilla justru membawaku pergi ke tanah lapang dan mengharuskanku untuk tidur dengan cara menguburkan diri ke dalam tanah.Sudah begitu, dia tidak ada di mana-mana ketika aku pertama kali membuka mata malam ini.“Apakah aku benar-benar akan terus seperti ketika pulang nanti? Bergerak di malam hari dan tertidur di siang hari,” gumamku meratapi nasib yang belum tentu terjadi di masa depan. Aku menggelengkan kepala, kemudian beranjak dari tempatku duduk dan membersihkan seluruh tanah dan debu di sekujur tubuhku.Malam ini tumben sekali sunyi. Tidak ada suara keberadaan hewan malam ataupun para ghoul yang entah wujudnya berada di man
Difokuskan pada teori. Seharusnya aku merasa enggan dan malas mendengarkan. Tapi, aku tidak merasakan hal tersebut. Dan justru aku merasa antusias ketika Aquilla akhirnya memilih untuk mengajariku ilmu pengetahuan yang hanya ada pada Kitab Ajaran Lama, daripada mencari mobil rongsok untuk kami kendarai menuju Kota Arras. “Kau sudah mengerti tentang Legenda Peradaban Stahuvil Pertama?” Aku mengangguk cepat sampai terlihat kepalaku akan copot karena saking cepatnya. Telapak tangan Aquilla yang besar itu kemudian menghentikan anggukan kepalaku dengan cara meletakkannya di puncak kepalaku. “Tidak lucu jika kepalamu terlepas dari leher hanya karena mengangguk dengan begitu cepat,” ujar Aquilla menatapku datar dan aku memberikannya sebuah cengiran bodoh, “Baguslah kalau sudah mengerti.” “Cepat ceritakan kepadaku,” pintaku dengan sangat memaksa. Aquilla menghela napasnya kemudian kembali melanjutkan perjalanan kami yang sempa
Walaupun semalaman ketika menjelang tidur terus mengumpati Aquilla di dalam hati. Aku tetap tertidur dengan nyaman dengan berbantalkan paha pria tersebut.Dan kini bahkan aku terkejut ketika membuka mataku di malam berikutnya. Hal pertama yang kulihat ketika membuka mata adalah, wajah tampan Aquilla yang masih memejamkan mata. Aku panik, namun merasa tidak ingin mengganggu tidur pria tersebut. Alhasil, aku berakhir hanya terdiam sembari terus memperhatikan lekuk wajahnya.Wajahnya memang tampan, bahkan terlalu tampan untuk kalangan manusia biasa jika tidak mengetahui identitas aslinya. Wajah tidurnya tampak damai, tidak menunjukkan guratan keras yang selalu ia tunjukkan walaupun sedang diliputi berbagai macam emosi. Hidungnya terlihat lebih mancung jika dilihat dari dekat. Begitu pun dengan rahangnya yang terlihat tegas.Mungkin sudah banyak wanita yang terpikat oleh ketampanan tidak manusiawi pria ini. Termasuk diriku, mungkin? Aku gadis normal
Jake hanya menyengir.“Aku hampir frustrasi karena mencari kalian!” keluh Jake seraya memberi kode kepada kami, aku dan Aquilla, untuk segera masuk ke dalam mobil. “Karena aku yang menyetir mobil, aku jadi tidak bisa fokus mencari kalian melalui hubungan darah.”Aku menunggu Aquilla untuk menaiki mobil terlebih dahulu karena dia yang paling dekat dengan pintu mobil. “Kau mendapatkan mobil yang bagus.”“Bagaimana hasil pengamatanmu?” tanya Aquilla ketika ia sudah duduk tenang dan memandangiku yang baru saja masuk ke dalam mobil, “Kita baru berpisah sekitar 2 malam yang lalu dan kau sudah mencari kami?”Jake menggeleng pelan kemudian menyalakan mesin mobil. Suara terbatuk dari mesin mobil ini memecahkan keheningan, disusul dengan geraman dan kereta kuda besi ini kemudian merangkak menyusuri jalanan. “Paris terlalu susah untuk ditembus pertahanannya.”&ld