Alina dengan wajah menahan kesal memasuki sebuah toko perhiasan yang ada di sebuah pusat perbelanjaan perhiasan.Sebenarnya, ia sudah meminta sepasang saudara, Anton dan Maya untuk tidak perlu menemani mereka pergi berbelanja karena tujuan mereka saat itu adalah membeli perhiasan untuk hadiah nyonya besar Dehen. Alina tentu saja tidak mau kalau Anton dan Maya melihat hadiah yang akan mereka beli dan kemudian merendahkan pemberian mereka dan selain itu, Alina ingin memberikan hadiahnya secara diam-diam besok pada ibunya.Tapi, sepasang saudara ini tampak ngotot ingin menemani mereka dan pada akhirnya, Alina terpaksa menyerah dan membiarkan mereka ikut.Namun, baru saja memasuki toko perhiasan, terdengar cibiran dari bibir Maya, "Hmn, toko perhiasan biasa? Bibi Alina, aku kira bibi akan memilih ke toko HW, Tiffany atau minimal Cartier. Jangan bilang kalau selera bibi sudah menurun atau paman Arya sudah menjatah belanja bulananmu?""Kamu?" Sindiran Maya membuat Alina sampai tidak bisa b
"Mama, apa nenek akan bersedia membantu kita?" Tanya Nadya, sesaat sebelum mereka memasuki aula jamuan keluarga Dehen pada keesokan harinya.Terbersit sebuah keraguan di dalam hati Nadya, apa keluarga besar ibunya bersedia melindungi mereka dari pembalasan dendam keluarga Winata? Bagaimanapun, terdapat kesenjangan status sosial yang cukup besar antara keluarga Dehen dengan keluarga Winata.Keluarga Winata berasal dari provinsi yang sama dengan keluarga besar ibunya. Status mereka merupakan keluarga kelas dua dan sekaligus keluarga beladiri yang dihormati di kota ini. Sementara keluarga Dehen? Mereka hanya keluarga kelas tiga.Meski juga terhitung sebagai keluarga kaya, jelas masih terdapat kesenjangan yang cukup jauh."Sudahlah! Mama tahu apa yang kamu khawatirkan. Meski keluarga Dehen tidak sekaya keluarga Winata ataupun memiliki ahli beladiri, paling tidak kami memiliki koneksi dengan pejabat pemerintahan. Mama yakin, jika nenekmu mau membantu, dia bisa memanfaatkan koneksi keluar
Beberapa jam sebelumnya.Awan baru saja duduk di atas pesawat dan hendak memejamkan matanya. Namun, suara dingin seorang wanita membuat Awan terpaksa menurungkan niatnya."Hei, kamu salah duduk. Ini bangkuku!"Wanita tersebut mengenakan pakaian kasual dan rok sebetis dengan motif bunga minimalis membuat penampilannya terluhat segar dan enak dipandang. Tidak posturnya yang ramping dan tinggi, wanita itu juga memiliki kulit putih dan wajah yang cantik.Sayangnya, pembawaannya yang dingin membuat tidak sembarangan orang bisa mendekatinya.Awan sempat mengagumi kecantikan wanita tersebut awalnya. Namun, melihat caranya bicara membuat rasa simpatik Awan seketika menghilang.Awan malas berdebat dan hanya melihat nomor bangku dan ternyata memang benar kalau ia yang salah. Nomor bangku Awan dua belas dan seharusnya ia duduk di dekat jendela bukannya. Untuk itu, Awan meminta maaf pada si wanita dan dengan sadar diri segera pindah tempat duduk ke bangku di sebelahnya.Namun, meski Awan sudah mem
"Aku bisa menyelamatkannya!"Suara Awan seketika memecah keheningan yang sedang terjadi.Lona dan semua orang sontak menatap ke arah Awan dengan tatapan aneh seolah ia adalah sosok asing yang muncul tiba-tiba.Bagaimana tidak?Lona Dehen saja yang seorang koas dan satu-satunya harapan mereka untuk dapat menyembuhkan pria paruh baya tersebut tidak dapat berbuat apa-apa dan sudah menyerah. Apalagi Awan yang bukan siapa-siapa!"Nak, tolong selamatkan suamiku. Ku mohon! Aku hanya punya dia dan tidak ingin kehilangan dirinya!"Wanita paruh baya tersebut tidak lagi memikirkan siapa Awan, selama orang itu bisa menyelamatkan nyawa suaminya, ia bersedia melakukan apa saja."Tenanglah, bu... Aku akan menyembuhkan suami anda." Ujar Awan tenang dan kemudian mendekati suami si ibu yang sedang terbaring tidak sadarkan diri.Namun, sebelum Awan berhasil menyentuh pria tua tersebut, Lona menahannya dan memperingatkannya, "Hei, apa
"Dokter, tolong beritahu kami, apa bapak ini benar-benar telah sembuh?" Tanya orang yang telah memaki Awan pertama kali dengan penasaran.Bagaimanapun, ia telah memarahi Awan dan mengatainya sebagai penipu. Jika benar Awan telah menyembuhkan pria tua tersebut, betapa malu dirinya.Perasaan yang sama juga dirasakan oleh kebanyakan orang di sana. Terutama mereka yang terang-terangan telah menyalahkan Awan sebelumnya. Saat itu, Lona juga tidak tahu harus berkata apa. Karena ia juga sempat memandang rendah Awan dan menganggapnya sebagai penipu meski tidak bereaksi berlebihan seperti orang lain. Namun, dengan kenyataan yang ada di hadapannya, Lona justru merasa tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Awan.Sekarang, cara pandang Lona seakan berbalik seratus delapan derajat terhadap Awan.Bagaimana tidak? Lona sangat paham betapa serius kondisi pria tua di depannya itu. Namun, kondisi yang seharusnya hanya bisa ditangani melalui operasi bisa diselesaikan Awan hanya dengan satu sentu
Jika saja Lona tahu kalau tujuan Awan juga ke rumahnya dan sekaligus berstatus kekasih Nadya, ia pasti akan syok setengah mati.Begitupun dengan Awan. Ia tidak menyangka jika dalam perjalanannya kali ini akan bertemu seseorang dari keluarga pihak ibu Nadya. Entah seperti apa hubungan Lona dengan Nadya, Awan tidak ingin memikirkannya untuk saat ini.Awan hampir saja keceplosan dan mengatakan tujuannya pada Lona. Namun, sebuah pemikiran terlintas dalam kepalanya.Bukankah tujuannya hanya menemani Nadya semata?Awan tidak peduli apakah keluarga Dehen dapat membantu Nadya atau tidak. Karena dirinya yakin masih dapat melindungi Nadya dengan kemampuannya saat ini.Namun, karena Nadya dan keluarganya sudah memutuskan untuk meminta bantuan keluarga Dehen, Awan hanya bisa menuruti keinginan Nadya.Sekarang, kalau ia mengungkapkan tentang tujuannya dan tiba-tiba Lona mengajaknya pergi bersama ke kediaman keluarga Dehen, pastinya Awan akan sulit menjel
"Hmn, anda ingin meminta bantuanku untuk menyembuhkan siapa?" Tanya Awan setelah memperhatikan penampilan Erika sekilas.Karena Erika telah menyebut kalau ia telah melihat apa yang dilakukan Awan sebelumnya, maka Awan menyimpulkan kalau tujuan Erika meminta bantuannya pasti berhubungan dengan kemampuan penyembuhannya.Salah satu kemampuan indra Awan adalah kesadaran ilahi yang ia warisi dari dewi cahaya, Vika.Dengan kemampuan ini, Awan bisa menganalisa kondisi tubuh seseorang tanpa harus menyentuhnya. Itu sebabnya, Awan langsung tahu kalau kondisi Erika sangat sehat dan vitalitasnya juga masih normal.Kemampuan yang sama dengan yang dilakukan Awan saat memindai pak tua sebelumnya dan membuat analisa yang akurat. Itu sebabnya Awan langsung tahu kalau CPR yang dilakukan oleh Lona sebelumnya tidak mungkin berhasil dan justru memperparah kondisi pasien.Itu artinya, alasan Erika menemuinya adalah untuk meminta bantuan Awan menyembuhk
Sebelum pesawat mereka mendarat, Awan menyempatkan untuk mengirim pesan pada Nadya dan mengatakan kalau ia akan terlambat menghadiri acara ulangtahun nenek Nadya.Awan belum sempat memeriksa pesannya karena sudah harus menonaktifkan ponselnya karena pesawat mereka akan mendarat."Aku tidak tahu bagaimana kondisi tuan besar Harsya. Tapi, aku berharap kalau kamu benar-benar bisa menyembuhkannya dan kamu pasti akan mendapat dukungan salah satu dari empat keluarga kelas satu di provinsi ini. Saat itu, pasti tidak akan ada orang yang berani memandang remeh dirimu."Lona yang sebelumnya tampak seorang remaja lagi kasmaran tiba-tiba saja bicara dengan nada seserius itu.Harapan tersebut keluar tulus dari lubuk hatinya. Karena Lona mengagumi Awan dan mulai menyukainya, tentu saja ia berharap Awan akan sukses.Jika Awan berhasil menyembuhkan kepala keluarga Harsya, maka bukan saja materi yang akan ia dapatkan tetapi juga sekutu yang sangat kuat.Lona bahkan sampai bermimpi, jika Awan benar did