“Akan kubuat dunia gempar ketika aku berdiri di puncak kekuasaan!” tekadnya. Jay Mahawira, 32 tahun, membuang keluguannya akan cinta tolol pada sang istri yang mengkhianati dan merendahkannya. Dengan membawa nama Jek Jon Raja Bengis di dunia mafia, dia mulai menapaki tangga menuju puncak rantai makanan di Astronesia sebagai figur pesohor yang ditakuti para elit sekaligus dikagumi oleh publik, dengan kekayaan bersih mencapai Rp1,5 kuadriliun. =>>>Intip IG otor utk liat banyak info buku2 otor, yuk! @gauchediablo___
view moreSiang itu di penjara Albis—tempat para narapidana kelas kakap dan penjahat berbahaya ditempatkan, seorang pria berada di Ruang Pembebasan setelah selesai melakukan pemeriksaan medis di Ruang Kesehatan.
“Apakah ini sudah semuanya?” Suara bariton keluar dari narapidana yang hari itu dibebaskan, lebih cepat dari tuntutan 5 tahun yang seharusnya, dikarenakan berkelakuan baik dan mendapatkan remisi.
Dia merupakan sosok pria setinggi 187 cm yang bertubuh atletis meski tidak memiliki massa otot berlebihan. Wajahnya memiliki gurat ketampanan maskulin dengan kulit warna cokelat terang. Rambut lurus sepanjang tengkuknya tertata asal-asalan. Mata tajamnya selaras dengan aura wibawa dan juga berbahaya yang menguar darinya.
“Sudah, Jay.” Sipir penjara menjawab.
Kemudian, Jay melangkah keluar setelah berganti pakaian ke baju kasual dan pergi dengan perahu motor yang akan membawanya keluar pulau.
Penjara Albis terletak di Pulau Kaswatu, pulau khusus di Negara Astronesia untuk bangunan penjara terbesar dan paling ditakuti banyak narapidana. Selain sebagai sarang penjahat besar dan berbahaya, juga sipirnya dikenal yang paling kejam.
Perahu motor melaju ke destinasi yang diinginkan hingga akhirnya bertemu dengan perahu motor lebih besar yang sudah menunggu di tengah selat. Dengan kedua tangan ada di belakang punggung, dia melompat menggunakan ilmu kanuragannya. Jay berpindah ke perahu motor besar tersebut tanpa banyak upaya. Gerakannya elegan namun gagah.
“Selamat atas pembebasannya, Bos Jek Jon!” seru salah satu orang di perahu motor besar itu sambil membungkuk, diikuti belasan anak buah lainnya.
Jay mengangguk santai dan masuk ke ruang duduk. Segera saja perahu itu melaju ke Pulau Cendana, pulau terbesar di Astronesia.
Dia adalah orang yang dipanggil Bos Jek Jon, sosok yang ditakuti sekaligus disegani banyak kaum old money dan petinggi di Astronesia. Nama aslinya Jay Mahawira. Saat ini usianya 32 tahun.
“Bos, kami sudah menyiapkan pakaian yang lebih patut untuk Anda!” Si anak buah maju sambil menyodorkan baki dengan setelan jas mahal di atasnya.
Sedangkan anak buah lainnya menyodorkan baki berisi sepatu mahal yang sudah disemir sampai mengkilat hingga Jay bisa melihat pantulan wajahnya di sana.
“Tak perlu. Pakaian ini saja sudah cukup.” Jay menaikkan tangan, memberi gestur penolakan.
Kemudian pemuda yang sepertinya paling berkuasa atas mereka, menyodorkan sekotak cerutu. Kali ini Jay tidak menolak dan mengambil 1 batang. Tak berapa lama, asap cerutu sudah dihembuskan dari mulutnya sambil dia duduk santai tanpa menghilangkan sikap jumawanya.
“Kita ke markas dulu?” tanya Jay pada salah satu orang kepercayaannya.
“Benar, Bos!” Pemuda itu menjawab sambil mengangguk hormat. Sangat kentara rasa hormatnya pada Jay.
Maka, usai perahu mendarat di dermaga, Jay bersama semua anak buahnya berjalan ke mobil mahal yang sudah menanti. Tak lama, mobil yang membawa Jay sudah melaju di jalanan Kota Jatayu.
Kota Jatayu merupakan kota metropolitan dan ibu kota Astronesia. Markas yang disebut Jay berada di sana, di tempat yang tak mudah dijangkau.
Mobil pun tiba di kawasan perbukitan dekat kota. Di sana merupakan daerah tersembunyi yang cukup jauh dari pusat kota. Lahan seluas 3 hektar berdiri kokoh bagaikan benteng modern. Tak sembarangan orang bisa melintas begitu saja di dekatnya karena itu merupakan properti pribadi atas nama Jay.
“Silakan, Bos!” Si pemuda membukakan pintu.
Jay keluar dan semua anak buah yang berjumlah lima ratusan sudah berbaris rapi membentuk lorong panjang dari gerbang depan hingga pintu depan bangunan utama, sebuah mansion megah.
Menggunakan golf car, Jay melaju pelan menuju rumahnya. Di kanan dan kirinya, semua anak buah berpakaian setelan jas hitam membungkuk untuknya.
Setelah Jay masuk ke bangunan utama, ada anak buah yang baru bergabung beberapa bulan ini melongok meski sosok Jay yang sudah menghilang.
“Jadi itu Bos Jek Jon?” tanya si anak baru. “Rupanya dia yang disebut Raja Bengis Jek Jon. Auranya luar biasa!”
Wajahnya menyiratkan kekaguman pada Jay.
Plak! Seniornya menampar belakang kepalanya sampai dia meringis.
“Jangan sembarangan menoleh ke Bos! Kalau dia lagi nggak senang hati, bisa-bisa kepalamu langsung menggelinding, lepas dari badanmu!” Rekannya menakuti.
Si anak baru tidak menyembunyikan rasa takut mendengar ancaman itu.
“Nggak berani! Aku akan bersikap sangat hormat kalau ada di dekatnya!” janji si anak baru sambil menggerak-gerakkan kedua tangan sebagai gestur penyangkalan.
Rekannya yang lebih senior tersenyum sombong karena berhasil menakuti si anak baru.
“Kakak, benarkah Bos Jek Jon bisa menguasai berbagai ilmu bela diri?” tanya si anak baru.
“Tentu saja!” jawab seniornya. “Selain bela diri, Bos juga hebat dalam ilmu kanuragan. Jangan salah, dia juga piawai di ilmu medis tradisional. Dan apa kau tau yang paling hebat sekaligus mengerikan dari Bos?”
Si anak baru hanya melongo sembari menggelengkan kepala. Hal hebat apalagi yang melebihi ketiga hal yang telah disebutkan tadi?
“Bos sangat hebat dalam ilmu kamuflase!” Seniornya memberikan suara bombastis untuk menekankan apa yang sedang dia bicarakan.
Kekaguman semakin kentara di wajah si anak baru. Rasanya dia semakin bangga bisa bergabung ke organisasi PhantomClaw yang dipimpin oleh Jay. Tak mudah menjadi anggota organisasi tersebut.
“Sebenarnya Bos Jek Jon dulunya anak buah seperti kita ini,” sahut senior lainnya. “Karena kemampuan hebat dia disukai pemimpin terdahulu semenjak mereka bertemu di penjara, makanya dia diangkat jadi Bos yang sekarang setelah Bos terdahulu tewas dibunuh rivalnya.”
“Ah, aku masih merinding jika ingat itu.” Anak buah lainnya mendekat setelah mereka bisa bersantai. “Aku melihat sendiri bagaimana Bos Jek Jon mengamuk dan menewaskan puluhan anggota Dark Viper seorang diri. Dia dengan keji mencincang hidup-hidup tubuh pemimpinnya sebagai balas dendam untuk Bos terdahulu!”
“Bocah, kau harus tau, betapa hebatnya Bos kita saat beraksi. Dia bisa membunuh lawan dalam hitungan detik, bahkan matamu tak bisa mengikuti kecepatan tangannya.”
“Dan Bos Jek Jon juga satu-satunya orang di sini yang paling cepat menuntaskan banyak misi dari Bos lama.”
Cerita mengenai kehebatan Jay sebagai pemimpin muda di PhantomClaw secara bergiliran diceritakan anggota senior ke anak baru, membuatnya semakin kagum dan menghormati Jay.
Sementara di dalam rumah besar itu, Jay baru saja menyesap teh jahe hangat yang disiapkan pelayan. Di sebelahnya ada pria tua yang seluruh rambutnya sudah memutih, tapi tubuhnya masih terlihat bugar.
“Ini hadiah dari Halim Group.”
Pria tua itu menaruh map berisi akta tanah seluas 1 hektar.
“Lalu ini dari Shangrila Group. Vila utama perumahan paling elit di Pulau Kesturi untukmu.”
Pria tua menaruh sebuah kunci di meja, bersebelahan dengan map tadi.
“Dan ini … hadiah dari Terra Automotive. Kau mendapatkan 100 supercar mereka.”
Pria tua menaruh kotak kayu berisi kunci-kunci dengan lambang supercar ternama. Jay melirik semua yang ada di atas meja sambil menyesap pelan tehnya.
“Ini … ada beberapa pemilik korporasi raksasa yang menghadiahimu saham cukup besar di perusahaan mereka.”
Pak tua meletakkan beberapa map sekaligus di meja kaca.
“Ah, dan ada juga ini.” Pria tua itu berbalik sebentar ke rak kaca di belakangnya dan mengambil patung giok murni berbentuk kuda gagah dengan pahatan rumit dan tentunya harganya susah dijangkau orang kaya biasa. “Ini hadiah dari pemilik Diamond Vogue Company.”
Jay melirik ke semua hadiah untuknya.
“Pak Atin, apakah mereka memberikan ini semua karena tau aku keluar dari penjara?” tanyanya ke pria tua.
Atin menggeleng sebelum berkata, “Mereka hanya diberitahu bahwa kau sedang berulang tahun.”
Jay manggut-manggut puas.
“Mereka nggak tau wajah asliku, kan?” Jay memastikan. “Hanya kalian yang tau. Benar?”
Sekali lagi Atin mengangguk, melegakan hati Jay.
“Selama ini setiap kamu melakukan misi atau beraksi di luar, selalu berkamuflase, alhasil mereka nggak ada yang tau wajah aslimu. Mereka hanya tau bahwa kamu, Raja Bengis Jek Jon sangat berbahaya dan nggak boleh dijadikan musuh. Banyak orang terkaya di Astronesia dan juga pejabat level 1 negara ini segan pada figur Jek Jonmu.” Atin menjabarkan.
Dari sana sudah jelas bahwa ada banyak pengusaha besar dan petinggi Astronesia berusaha menjilat Jek Jon si Raja Bengis pemimpin baru PhantomClaw, organisasi gelap yang kuat dan tak boleh disinggung atau mereka bisa tamat di tangan Jay.
“Bagus! Aku memang ingin tetap begitu. Nanti sore aku ingin kembali ke rumah mertuaku,” putus Jay. “Jangan ada yang mengawal.”
Pada sore harinya, menggunakan motor listrik disertai penampilan setelan kaos dan jins biasa, Jay pergi ke rumah mertuanya di kompleks perumahan elit. Dia ingin memberi kejutan pada mereka karena dia keluar penjara lebih cepat dari yang seharusnya.
Tapi alangkah kagetnya ketika dia melihat rumah itu sudah berganti pemilik.
“Oh, kamu nyari keluarga Sagara? Mereka udah bangkrut! Katanya sih sekarang tinggal di perumahan belakang sini,” ucap satpam penjaga rumah tersebut.
Perumahan belakang? Seingat Jay, itu merupakan kompleks perumahan kecil yang mirip perkampungan. Jay bergegas melajukan motor listriknya ke perumahan yang dimaksud. Hanya perlu menyebut nama keluarga Sagara saja, banyak warga di sana yang langsung menunjukkan lokasi rumah yang dimaksud.
Ketika Jay tiba di depan rumah petak tipe 36 yang terlihat sangat biasa, dia berjumpa dengan ayah mertuanya yang sedang bersantai minum kopi di teras sembari menatap layar ponselnya. “Papa?”
Pria paruh baya di depannya langsung menyemburkan kopinya akibat terlalu terkejut akan kemunculan Jay yang tak terduga. Dia berteriak memanggil istrinya.
Tak lama, muncul perempuan dengan dandanan ala kadarnya dan memakai daster lusuh. Matanya melotot saat melihat Jay dan berseru, “Mau apa kamu datang ke sini? Dasar menantu sampah!”
* * *Ketika pesta yang dinantikan tiba, semua mata tertuju pada pasangan yang tengah menjadi pusat perhatian.Jay tampil memukau dalam setelan jas hitam klasik dengan aksen emas di bagian kerah, yang dirancang khusus oleh perancang busana ternama dunia. Rambutnya disisir rapi ke belakang, memancarkan aura karisma dan kekuasaan.Zafia, di sisi lain, terlihat seperti dewi. Gaun pengantinnya, rancangan desainer haute couture terkenal dari kota mode internasional, Parisiane, terbuat dari bahan sutra putih yang dihiasi kristal Swarovski.Sebuah jubah panjang dengan bordir emas mengalir di belakangnya, membuatnya tampak seperti ratu sejati. Tiara berlian bertengger di kepalanya, melengkapi penampilannya yang elegan dan memesona.“Astaga! Mereka keren banget!” seru salah satu tamu undangan.“Duhai! Aku yakin baju mereka bukan barang sepele.” Tamu lain berdesis saat melihat Jay dan Zafia.“Mana ada barang sepele di sekitar pengusaha muda dan sukses yang kekayaan bersihnya dikatakan mencapai
“Terima kasih, suamiku.” Di samping Jay, Zafia tersenyum ketika tatapan mereka saling bertaut mesra.“Hah? Jadi … selama ini Kak Fia udah menikah?” Tiba-tiba muncul Feinata di ruang tamu.Gadis itu mendekat dengan wajah terkejutnya.“Maaf kalau kamu baru tau ini sekarang, Fei.” Zafia meraih adiknya untuk dia rangkul.Saat Feinata hendak menyahut, terdengar bunyi bel pagar depan.“Ah! Itu pasti si bodoh itu!” Feinata melepaskan rangkulan kakaknya dan berlari ke depan untuk membukakan pagar.Tak berapa lama, Feinata kembali masuk ke dalam sambil membawa pria muda. Jay tersenyum karena sangat mengenali pemuda itu. Radeva.“Permisi, Tante dan Om.” Radeva menyapa pasangan Narendra. “Oh, Kak Fia dan Bang Jay juga.” Dia tidak melupakan pasangan muda di sana.“Heh, kamu tau,” Feinata menepuk keras lengan Radeva dan berkata, “Kak Fia dan Bang Jay udah menikah! Kamu kapan ngelamar aku?”“Fei!” Ibunya langsung menegur putri bungsunya yang terlalu frontal ketika bertutur. “Kamu ini perempuan, loh
“Fu fu fu ….” Jay terkekeh santai.Dia duduk di kursi kulit hitamnya yang megah, di ruang kerja yang memancarkan kemewahan modern.Sambil memegang cangkir teh herbal yang baru saja dituangkan oleh Atin, wajahnya tetap tenang, dengan sedikit senyum penuh keyakinan yang hanya dia tunjukkan pada orang-orang terdekatnya.“Aku tidak bermain, Pak,” kata Jay dengan suara datar namun penuh makna. “Aku hanya memastikan papan catur tetap di bawah kendaliku. Apa gunanya menjadi raja jika kamu tidak bisa mengontrol bidak-bidakmu?”Atin tersenyum tipis, mengakui kecerdikan bosnya. “Kamu bahkan mengalahkan mereka yang mencoba mengaitkanmu dengan PhantomClaw. Kini publik melihatmu sebagai pahlawan teknologi Astronesia.”Jay menyesap tehnya perlahan, matanya menatap jendela besar yang memperlihatkan pemandangan Jatayu yang gemerlap di malam hari.Kota itu, dengan segala kesibukannya, kini terasa seperti berada di telapak tangannya.Seiring waktu, NeoTech, perusahaan teknologi milik Jay, menjadi binta
Jonas mencoba mempertahankan argumennya. “Jenderal, saya yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jay. Keberadaannya di Jorgandia bisa saja ....”“Cukup!” potong Hambali dengan nada keras, membuat Jonas terdiam. “Fakta menunjukkan bahwa Jay Mahawira berada di Jorgandia, bekerja sama dengan ilmuwan internasional untuk sesuatu yang sangat penting bagi masa depan dunia. Dan sementara itu, Anda menyebarkan tuduhan bahwa dia adalah seorang kriminal yang memimpin organisasi bawah tanah. Apa yang Anda harapkan? Bahwa publik akan percaya omong kosong ini tanpa bukti yang jelas?”Jonas berusaha keras menyusun pembelaan. “Saya memiliki informasi dari Bruno sebelum dia mati, dan saya yakin itu valid. Jay—”“Bruno adalah kriminal yang bermain di dua sisi!” bentak Hambali. “Dan sekarang Anda ingin membangun seluruh argumenmu berdasarkan kata-kata seorang pengkhianat?”“Pak Jonas,&rdqu
“Jangan harap kamu bisa sewenang-wenang, Jek Jon!” seru Jonas.Pertarungan semakin sengit. Jonas menggunakan teknik Cakar Garuda, sebuah gaya bertarung yang memadukan kekuatan fisik dengan gerakan cepat.Dengan teknik itu, dia berhasil meloloskan dirinya dari cengkeraman Jek Jon.Namun, Jek Jon memiliki keunggulan dalam pengalaman dan teknik kanuragan tingkat tinggi.Dengan gerakan Langkah Naga Terbang, dia mengelak dari setiap serangan Jonas sambil melancarkan pukulan dan tendangan presisi yang mulai melemahkan sang mayor jenderal.Jonas tidak gentar. Dia mengaktifkan teknik bela diri Harimau Lembah yang menjadi kebanggaan Kostrad.Membawa serangan cepat, dia melancarkan pukulan dan tendangan yang ditujukan ke titik vital Jek Jon.Namun, Jek Jon memblokir setiap serangan dengan mudah, menggunakan teknik Cengkraman Naga Hitam untuk menangkap pergelangan tangan Jonas dan memutarnya hingga terdengar bunyi retakan kecil.Jonas meringis kesakitan, tetapi dia tidak menyerah. Dengan lompata
"Rupanya sungguh Pak Mayjen Jonas Patulubi, salah satu orang kepercayaan Pak Jendral Hambali Sardi." Jek Jon terkekeh santai. Dia berdiri di depan pondok utama milik Bruno, sedangkan mayat pria itu masih di dalam sana. Di belakang Jonas, sekelompok pasukan Kostrad bersenjata lengkap berjaga dalam formasi disiplin. Jonas maju selangkah, tatapannya tajam mencoba memberikan perasaan superior ke Jek Jon. "Kamu tak perlu berpura-pura lagi, Jek Jon. Kami tau siapa kamu sebenarnya. Kamu pikir bisa menyembunyikan identitasmu selamanya? Bruno sudah memberiku cukup petunjuk." Jay dalam wujud Jek Jon, menyeringai kecil seraya berkata, "Bruno? Anda mengandalkan ucapan orang yang bahkan tak tau caranya melindungi diri sendiri? Saya berduka untuk Anda, Mayjen. Saya kira Anda lebih pintar dari itu." Kemudian Jek Jon memberikan gestur mengejek ke Jonas beserta ekspresi wajah yang tak berlebihan tapi menusuk ulu hati lawannya. Jonas menggeram pelan, menahan amarah. "Kami tau kamu adalah Jay M
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments