Keesokan harinya, Awan berangkat menuju ruko yang sebelumnya sempat dilhatnya. Waktu itu, Awan harus menyelamatkan Nadya, sehingga ia tidak sempat membelinya. Jadi, hari ini Awan sengaja menambah sehari waktu libur sekolahnya dan menyelesaikan transaksi pembelian ruko.Awan berencana membeli ruko tersebut yang nantinya akan ia gunakan sebagai tempat kerja. Ke depannya ia berencana untuk merekrut beberapa orang ahli IT ke dalam timnya. Tentu saja, semua itu atas saran dari Florensia. Karena Awan tidak suka bekerja di bawah pengaturan orang lain, Awan berencana untuk mendirikan perusahaannya sendiri.Untungnya, hari itu Nadya cukup baik mengantarnya pergi. Sebenarnya, Nadya sudah berniat untuk meminjamkan Awan salah satu mobil koleksinya. Hanya saja, Awan tidak memiliki lisensi mengemudi dan Nadya menawarkan untuk mengantar Awan.Hanya saja, karena hari itu Nadya harus bekerja, jadi ia tidak sempat menemani Awan untuk melihat-lihat ruko yang akan dibelinya. Yang mengejutkan, saat Awan
Tujuh hari telah berlalu semenjak Awan tidak masuk sekolah. Sejauh itu pula, semua isu negatif tentang Awan telah mereda dengan sendirinya.Banyak yang beranggapan jika Awan tidak akan pernah masuk sekolah lagi. Ada juga yang mengatakan jika Awan akan menjadi gelandangan setelah diusir dari keluarga Mahendra.Apapun itu, mereka menganggap Awan tidak akan memiliki muka untuk kembali ke sekolah setelah rahasia keluarganya tersebar dan diketahui oleh semua orang.Karena selama ini Awan cenderung cuek dan penyendiri, hanya sebagian kecil orang yang bersimpatik dan merasa kehilangan. Sebagian besar lainnya, justru bersuka cita dengan menghilangnya Awan. Khususnya Farhan dan Rania, mereka adalah sepasang sejoli yang paling tidak suka dengan Awan. Awan adalah batu sandungan mereka. Selama ada Awan, maka peringkat satu kelas tidak akan pernah menjadi milik mereka. Jadi, menghilangnya Awan telah menjadi keuntungan tersendiri bagi keduanya.Mereka yang tidak kenal Awan sekalipun, ikut membahas
"Eh, ada dek Clara!" Ujar Dirga salah tingkah sambil garuk-garuk kepala.Sebelumnya, ia tidak menyadari kalau ada Clara dalam ruang UKS. Karena posisi Clara sedang membelakangi pintu. Karena Clara termasuk cewek populer di sekolah, Dirga malah tersipu malu dan tidak jadi melanjutkan kalimatnya. Dirga melirik Awan untuk memberi kode. Bagaimanapun, informasi yang ingin disampaikannya ada hubungannya dengan Awan. Jadi, ia merasa sungkan membicarakannya di depan Clara.Clara langsung mengerti dan pamit pergi. Sebelum pergi, Clara berkata pada Awan, "Kalau kakak berubah pikiran tentang rumah itu, aku siap membantu kak Awan."Awan hanya mengangguk kecil dan tidak berkata apa-apa. Awan sudah memutuskan untuk tidak membahas masalah rumahnya lagi. Bagaimanapun, rumah itu juga sudah dibelinya jadi ia tidak perlu mengungkit 'kejahatan' ibu tiri dan ayahnya lagi. Hanya saja, Awan sengaja tidak memberi tahu Clara tentang hal ini."Gila, cakep benar adik tiri lu, bro. Kenapa gak lu pacari aja." U
Awan tidak tahu apa alasan Rinaldy dan Mukhtar menyeret Indah dan Anton, karena itu ia tidak berkomentar lebih lanjut dan memilih untuk mengamati perkembangan situasi yang sedang terjadi. Apapun itu, kedua seniornya itu pasti memiliki alasan tersendiri sampai berbuat segila ini. Di sisi lain, Indah yang sedang ketakutan, melihat Awan berada di warung dan matanya seketika terbelalak. Ada rasa gugup dan ketakutan dalam tatapannya. Dia tidak menyangka akan melihat Awan saat ini, setelah sebelumnya ia mengira jika Awan tidak akan pernah kembali ke sekolah setelah berita tentang pengusiran dirinya tersebar luas. Meski begitu, Indah dengan cepat berhasil menenangkan diri. Ia mungkin tidak akan berani protes ataupun menyerang balik Rinaldy dan Mukhtar karena status keduanya. Namun, setelah melihat Awan ada di depannya, ia menduga alasan ia diseret ke sana pasti karena Awan. Karena itu, Indah segera melampiaskan semua kekesalannya pada Awan, "Semua ini pasti karena kamu! Kamu sengaja memin
"A-apa maksudmu?" Mendengar pertanyaan Awan dan tatapan tajam dari Theo, Indah sempat panik. "Jawab saja. Kamu yang menyebarkan fitnah tentang aku dan keluargaku, 'kan?" Ulang Awan dengan nada lebih tegas. "Kamu? Kamu jangan sembarangan memfitnah. Buat apa aku menyebarkan berita tidak penting seperti itu?" Awan tersenyum sinis, "Masih menyangkalnya? Kalau begitu, bagaimana kamu membantah video ini!" Awan memutar video yang ia salin dari ponsel Dirga sebelumnya. Di sana, tampak Indah bersama Anton sedang berduaan sambil merokok di gudang dekat sekolah. Lokasi yang sama, tempat Rinaldy dan Mukhtar menangkap keduanya. Melihat video di tangan Awan, ekspresi Anton dan Indah tampak panik. Mereka tidak bisa lagi membantah dan Indah jelas-jelas ketakutan saat ini. "Dasar jalang! Jadi, benar kamu yang memfitnah Awan?" Theo yang juga melihat video tersebut seketika emosi. Seminggu terakhir, ia telah memerintahkan kawan-kawannya untuk menyelidiki masalah ini dan tidak menemukan petunjuk. S
Setelah kepergian Anton dan Indah, semua orang merasa senang dan lega.Theo memberi kode pada yang lainnya untuk segera pergi. Terutama setelah pertunjukkan ciuman Awan dan Karina barusan, mereka merasa tidak enak berada di sana lebih lama. Meski tidak tahu kenyataan yang sebenarnya, mereka pun tidak usik dan buru-buru pergi untuk memberi privasi pada Awan dan si kembar."Bro, proposalmu sudah diterima. Acaranya sabtu malam jam tujuh. Tempatnya nanti aku inbox, ya!" Ujar Theo sebelum pergi."Proposal? Kamu mengajukan propsal apaan?" Tanya Karina curiga sambil menatap Awan."Hmn, ada deh. Proyek kecil-kecilan saja." Jawab Awan singkat.Untung saja, Theo hanya memberi bahasa kiasan. Jika tidak, Karina ataupun Kirana pasti akan melarang Awan, jika tahu kenyataan yang sebenarnya. "Eh, aku mau mengajak kalian ke ruko baruku. Kalian ikut, ya!" Ujar Awan buru-buru mengalihkan pembicaraan."Hah, kamu serius beli ruko? Jadi, kamu benar tidak tinggal di rumahmu lagi?" Seru Karina dan Kirana te
Keesokan harinya.Hari ini merupakan hari pertama setelah kepergian Nadya ke Singapur. Awan tidak sempat mengantar Nadya ke bandara pagi ini karena ia harus sekolah. Meski begitu, Awan sudah menelpon Nadya ketika gadis cantik berkulit putih itu akan take off.Sekarang, meski agak canggung berada di rumah sebesar itu sendirian, Awan merasa lebih leluasa. Tanpa ragu, Awan bertelanjang dada sambil melakukan olahraga ringan malam hari.Baru beberapa menit Awan berolahraga dan mulai berkeringat, tiba-tiba ada seseorang menekan bel pintu di luar rumah.Saat itu, Awan tidak sempat mengenakan pakaian dan buru-buru ke luar rumah. Ia mengira, jika orang yang berkunjung mungkin saja keluarga Nadya. Karena sebelumnya, Nadya sudah mengatakan jika keluarganya juga tahu tentang rumahnya tersebut dan sesekali mungkin akan ada anggota keluarganya yang datang berkunjung.Saat itu terjadi, Nadya juga mewanti-wanti agar Awan mengaku sebagai pacarnya. Nadya sudah memiliki rencana sendiri untuk memulai pe
Siang itu, Silvi baru saja keluar dari showroom mobil dengan mengendarai sebuah BMW serie 7 keluaran terbaru. Hatinya sedang berbunga-bunga indah dan ia bersenandung sambil mengkuti alunan lagu dari pemutar musik yang ada di mobil barunya.Perasaannya sangat senang hari itu.Setelah berhasil menjual rumah milik Awan, ia berhasil merayu suaminya dan mendapatkan sebagian dari hasil penjualan dan kemudian ia gunakan untuk membeli mobil baru yang sedang ia kendarai saat ini.Darimana lagi ia bisa mendapatkan keuntungan instan tanpa perlu susah-susah bekerja seperti ini? Itu sebabnya, senyum indah terukir lama di wajah cantiknya. Setiap orang yang melihat ke arah mobil barunya, ia anggap sebagai tatapan kagum dan iri dari mereka. Perasaan memiliki sebuah kendaraan baru dan mahal, membuat Silvi merasa berada di atas langit.Braak!Baru saja Silvi terbuai karena perasaan senangnya, tiba-tiba mobilnya ditabrak dari belakang."Sialan! Siapa yang berani menabrak mobil baruku?" Teriak Silvi ma