Share

BAB 3

Penulis: Dina0505
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-20 14:23:59

Dua jam berlalu, presentasi telah selesai. Semua tamu yang hadir dalam rapat telah pergi. "Kiara, kamu siapkan semua bahan ini untuk perencanaan proyek kita dalam bentuk proposal karena nanti akan kita serahkan pada perusahaan tuan Peter agar tuan Peter bisa memberikan persetujuan kerjasama antara perusahaan kita dan perusahaannya nanti," jelas sang atasan pada Kiara.

Gadis itu menganggukkan kepala mantap. Dia sangat mengerti akan tugasnya.

***

Ivander kembali teringat pada CCTV yang dia minta pada security. Dia benar-benar penasaran siapa yang berani mengotori mobilnya?

"Pak kirimkan hasil rekaman CCTVnya ke ruanga saya sekarang juga," titah lelaki muda itu pada security.

Tidak butuh waktu lama, security datang dan membawakan hasil rekaman CCTV. "Maaf tuan, saya datang mau mengantarkan hasil rekaman CCTV yang anda minta," tukas security itu sambil menunjukkan hasil rekaman.

"Taruh di meja dulu pak, saya masih ada pekerjaan, terimakasih sudah mengantarkannya," ujar Ivander sambil tetap sibuk dengan laptopnya. Kemudian security meletakkan pesanan Irvandi dimeja dan dia segera pamit untuk keluar dari ruangan itu.

Satu jam telah berlalu, Ivander baru selesai mengoreksi hasil kerjanya. Dia hampir saja melupakan hasil rekaman CCTV yang dimintanya tadi. Ivander segera membuka kamera yang menunjukkan hasil rekaman CCTV dan saat melihat bagian diparkiran yang menunjukkan pelaku yang mengotori mobilnya. Wajahnya merah padam dan tangannya mengepal dengan keras. 

"Kurang ajar beraninya kau!" gerutunya dalam hatinya.

Bertepatan dengan itu pula, Kiara muncul dihadapannya. "Pak ini hasil presentasi tadi sudah saya rangkum dan proposal yang akan diajukan juga telah saya buat," Kiara memberikan laporan mengenai tugasnya sebagai sekretaris.

"Siapa yang menyuruhmu masuk?!" hardik Ivander pada gadis itu sehingga membuat Kiara terkesiap.

"Maaf pak, tadi nona Zascy meminta saya untuk menemui anda karena anda yang meminta saya untuk menyerahkan hasil laporan rapat pada anda," Kiara mencoba menetralkan diri sambil menunjukkan hasil laporan yang telah dia buat, karena memang benar Zascy yang menyuruhnya ke ruangan sang CEO atas permintaan CEO itu sendiri.

Namun, Ivander tiba-tiba saja berubah pikiran setelah melihat hasil rekaman CCTV yang baru diserahkan security padanya.

"Ya benar, aku memang menyuruhmu memberikan hasil laporan presentasi tapi apa kamu bisa menjelaskan terlebih dahulu padaku tentang ini?" Ivander menunjukkan hasil rekaman CCTV yang memperlihatkan Kiara sedang mengotori mobil mewahnya dengan lumpur. Sungguh membuatnya sangat murka.

"Astaga, jadi pemilik mobil itu adalah atasanku sendiri? Sialnya aku. Bagaimana kalau dia memecatku saat ini," monolog Kiara dengan hatinya sendiri. Dia tak sanggup menatap atasannya yang sedang murka itu dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Angkat kepalamu! Aku sedang bicara padamu! Katakan apa maksudmu mengotori mobilku , hah?" Ivander menatap dengan penuh intimidasi pada Kiara.

"Maaf saya tidak tahu ka ... kalau itu mobil anda. Saya melakukannya karena saya kesal seseorang mengotori baju saya dan orang itu tidak meminta maaf," jelas Kiara sambil terbata tapi mengungkapkan detail apa yang dia rasakan saat ini.

Ivander tercengang melihat keberanian gadis muda itu. Meskipun yang dikatakan gadis itu benar, tapi Ivander sebenarnya juga merasa bersalah karena secara tak sengaja telah mengotori baju Kiara dihari pertama dia bekerja. Namun, bukan Ivander namanya jika dia akan meminta maaf pada seseorang. Apalagi pada bawahannya.

Merasa egonya tersentil, Ivander mencoba mengintimidasi Kiara.

"Hmm baiklah aku yang salah waktu itu, tapi aku tidak tahu kalau aku mengotori bajumu. Lagi pula apa hakmu mengotori mobilku? Apa kau tahu, harga mobilku itu sangat mahal. Bahkan seumur hidup pun kau bekerja disini takkan mungkin bisa membeli mobilku," lelaki itu berdecih dengan menunjukkan arogansinya.

Bukannya meminta maaf, dia malah mencoba menekan Kiara dengan menunjukkan taringnya sebagai seorang atasan. Benar-benar lelaki egois!

"Saya tahu pak, maafkan saya atas perbuatan saya, apa yang harus saya lakukan untuk membayar kesalahan saya?" tidak ingin memperpanjang perdebatan dan memutuskan untuk mengalah.

Senyum smirk terlihat diwajah Ivander, dia menatap Kiara dari ujung rambut sampai ujung kaki sambil berputar pelan mengelilingi Kiara yang berdiri dihadapannya, membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

"Kau harus mengganti rugi!" tegas lelaki itu dengan penuh penekanan.

"Hah ganti rugi? Yang benar saja pak. Mobil anda tidak rusak hanya kotor dan telah dibersihkan. Mengapa harus ganti rugi?"

"Aku sudah bilang mobilku ini mobil mahal dan perawatannya juga mahal. Apa kau pikir setelah kau mengotorinya lalu dicuci kembali permasalahannya selesai begitu saja? kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu!" sang atasan tidak mau mengalah sama sekali.

"Baiklah, kalau memang harus begitu berapa kerugian yang harus saya ganti?" Kiara menghembuskan nafas berat.

"Kau yakin mau menggantinya?" lelaki itu mencondongkan wajahnya ke wajah Kiara, sehingga membuat gadis itu merasa gugup.

"Tentu pak, saya harus mempertanggungjawabkan perbuatan saya," tegas gadis itu dengan penuh keyakinan.

Ivander merasa tertantang dengan gadis itu, ternyata gadis itu besar juga nyalinya. "Baik, kalau begitu ganti satu milyar untuk mobilku,"

"What the hell?" umpatnya dalam hatinya.

"Apa? Satu milyar? Bagaimana saya bisa mengganti sebesar itu? Saya baru saja mulai bekerja pak, yang benar saja?" protes gadis itu sambil menatap netra kecoklatan milik sang atasannya. Pria itu memang tampan tapi sayang arogan dan egois.

"Putuskan sekarang juga kamu mau mengganti perawatan mobilku atau kamu bisa melakukan opsi kedua?"

Ivander bukan tipe orang yang suka menunggu. Melihat Kiara berpikir keras dia sengaja semakin mengintimidasi gadis itu dan mencoba bernegosiasi.

"Opsi kedua?" tanya Kiara semakin bingung.

"Hmm aku tahu kamu tidak akan mungkin mengganti uang sebanyak itu tapi sebagai atasan yang baik aku akan memberimu opsi kedua," jelas lelaki itu sambil menunjukkan sikap menjaga image pada bawahannya.

"Bagaimana kalau kamu berkencan denganku?" lanjut Ivander sambil berbisik ditelinga Kiara. Membuat hangar nafas pria itu begitu terasa ditelinga Kiara dan berhasil membuat bulu kuduk Kiara meremang.

"Tidak! itu tidak mungkin," Kiara dengan tegas menolak opsi kedua dari atasannya itu.

"Oh jadi, kamu mau mengganti uangku?"

"Iya pak, dari pada berkencan dengan anda lebih baik saya mengganti uang anda saja, tapi beri saya waktu untuk melunasinya. Bagaimana kalau anda memotong dari gaji saya saja," pinta gadis itu dengan wajah menghiba.

Ternyata kamu keras kepala juga. Aku ingin melihat seberapa kuat kamu mampu bertahan, gumam Ivander dalam hati. Ia cukup tertantang dengan sifat gadis ini. Sebelumnya tidak ada yang menolak ajakannya untuk berkencan tapi Kiara benar-benar berbeda.

Akankah Kiara mampu memecahkan masalah yang ia hadapi atau haruskah ia menyerah dan melanggar prinsip hidupnya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aini Aisyah
serrrrrrrrrrruuuuuuu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Affair Project    Bab 57

    Seorang wanita tengah duduk di sofa kesayangannya, ia masih kesal dengan apa yang terjadi di pesta tadi.'Gue akan buat perhitungan sama cewek sialan itu, gue pasti akan menyingkirkan cewek rendahan seperti itu!' gerutu gadis itu dalam hatinya.Bergegas ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang."Halo Robert, aku punya tugas untukmu!" titah wanita itu pada seorang pria di seberang sana."Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Bos?""Aku akan mengirimkanmu foto seorang wanita dan kau harus membawa wanita itu ke tempat yang aku tentukan. Jangan sampai kau dan teman-temanmu gagal mendapatkannya!" titahnya lagi pada orang yang bernama Robert itu."Baiklah, Nona. Aku akan segera menyuruh anak buahku untuk menangkap wanita itu!"Selanjutnya, pembicaraan diantara mereka berakhir dan tidak berapa lama kemudian, bunyi notifikasi masuk terdengar. Robert segera membuka layar ponselnya dan terlihat dengan jelas wajah Sheila di sana. Lelaki itu segera memanggil para anak buahnya."Hei, kalian!

  • Affair Project    BAB 56

    'Sial, kenapa juga si Daniel pake acara membela dia di hadapan semua orang? gue jadi malu gara-gara tu cewe,' kesal Vania sambil mengepalkan tangannya. Ia tidak terima dengan sikap Daniel yang membentaknya dihadapan orang ramai."Gimana rasanya hmm? Lo pikir kakak gue mau sama orang kayak Lo? Asal Lo tahu, cewek yang baru saja Lo coba permalukan tadi itu adalah calon kakak ipar gue. So... ga usah cari masalah sama dia!" sekonyong-konyong Cheryl datang memberikan peringatan pada Vania."Lo siapa hah?" tanya Vania sambil menatap tak suka pada Cheryl."Gue adiknya Daniel!" bentak Cheryl pada gadis itu hingga membuatnya terdiam. Semua orang memperhatikan Vania karena keributan kecil yang ia perbuat barusan.Merasa kesal Vania menghentakkan kakinya kemudian melangkah keluar dari acara itu. Ia merasa malu karena sikap Cheryl padanya."Waw, untuk pertama kalinya ku lihat kau berbuat baik," ucap seorang pria sambil bertepuk tangan. Sontak saja hal itu membuat Cheryl menoleh ke arah sumber sua

  • Affair Project    BAB 55

    Daniel membawa Sheila ke tengah-tengah pesta yang begitu mewah dan megah, Sheila merasa sedikit canggung dan gugup saat mengikuti pesta."Sheila, ayo sini. Kenapa kamu malah bengong seperti itu?" panggil Daniel pada karyawannya itu."Pak, apa saya ga salah tempat? saya merasa tidak pantas di acara ini," ucap Sheila merasa gugup berada dikeramaian."Acara ini dibolehkan untuk siapa saja. Termasuk kamu Sheila. Saya sengaja mengajak kamu ke sini untuk mengenalkan kamu pada relasi bisnis saya. Supaya mereka tahu, ada karyawan saya yang bisa saya andalkan dalam proyek saya nanti," jelas Daniel pada Sheila.Daniel sangat mengerti, sebagai orang baru Sheila pasti merasa gugup bertemu dengan para tamu yang elegan dan super mewah, tapi Daniel selalu memberikan semangat pada Sheila untuk mempercayakan dirinya akan tetap menjaga Sheila di acara itu."Tapi pak...""Sudah, jangan membantah. Ikuti saja perkataan saya," tegas Daniel yang tidak ingin mendengar alasan dari Sheila lagi.Acara syukuran

  • Affair Project    BAB 54

    Hari pertama bekerja, Sheila begitu bersemangat. Ia datang lebih awal dan telah mempersiapkan semuanya."Sheila, kamu sudah datang?" sapa Daniel pada gadis muda yang berada di ruang kerjanya."Ah iya pak, kebetulan saya tidak banyak kegiatan di rumah. Jadinya saya berinisiatif untuk datang lebih awal," jawab Sheila dengan santainya."Oh baiklah. Bagaimana keadaan ibumu, bukankah kemarin kamu bilang ibumu harus dirawat di rumah sakit?" tanya Daniel kembali. Ia masih ingat ketika beberapa hari yang lalu Sheila pernah mengatakan kalau ia butuh biaya untuk pengobatan ibunya."Ibu saya, sudah lebih baik pak. Kemarin selesai mendapatkan kabar kalau saya akan bekerja di sini dan berada lebih dekat dengan beliau, keadaannya menjadi lebih baik dari sebelumnya," tukas wanita muda itu pada atasannya."Syukurlah, senang mendengar keadaan ibumu baik-baik saja," ujar Daniel padanya."Terimakasih pak. Saya juga mau berterimakasih karena anda telah bersedia mengizinkan saya bekerja di perusahaan anda

  • Affair Project    BAB 53

    Daniel baru saja tiba di depan perusahaannya dan memarkirkan mobilnya. Ia bergegas menuju ke ruangannya. Di sana telah hadir Sheila yang duduk di sofa tamu bersama sang asisten. "Apa aku terlambat?" tanya Daniel pada Yudistira sambil melirik ke arah Sheila dan menyapanya dengan senyuman. Gadis itu juga membalas tersenyum padanya. "Sedikit bos, pihak investor hampir saja membatalkan kerja sama karena anda belum datang juga sedari tadi," jelas Yudistira kembali. Daniel hanya menghela nafas berat sambil menggaruk alisnya yang tidak gatal. Daniel tahu ini memang sebuah kesalahan yang hampir saja menggagalkan proyek besarnya. "Maafkan saya tuan-tuan, karena kecerobohan saya pekerjaan anda jadi terganggu," sesal Sheila yang di sambut dengan tangan yang terangkat dari Daniel memberi kode untuk Sheila tidak memberikan tanggapan. "Ini masih belum terlambat, aku masih bisa ikut dalam pertemuan itu, dan nona terimakasih sudah bersedia datang ke sini. Ini ponselmu," ujar Daniel sambil memberik

  • Affair Project    BAB 52

    Gery yang didesak oleh Ivander, akhirnya mengantarkan Ivander ke tempat orang yang dimaksud. Dalam perjalanan, tidak begitu banyak pembicaraan di antara keduanya, hanya Gery merasa sedikit gugup. Sesekali ia menoleh pada Ivander yang tampak tenang didekatnya. "Ada apa Ger, kok lo kayaknya mencemaskan sesuatu?" tanya Ivander heran memperhatikan sikap sahabatnya. "Ah, tidak. Gue ga kenapa-napa," jawab Gery mencoba tenang. "Gery, kok kayaknya gue tahu ni jalan yang kita lewati?" Ivander semakin mengetahui arah tujuan mereka saat ini. "Tenang Van, sebentar lagi Lo bakalan tahu siapa penolong perusahaan kita, dan gue yakin Lo bakal kaget kalau udah ketemu orang itu," pungkas Gery sambil mengarahkan mobilnya ke suatu parkiran yang terletak tak jauh dari halaman depan kantor yang mereka tuju. Ivander semakin yakin, sepertinya ia tahu kantor siapa yang sedang dituju Gery, tapi untuk menghilangkan rasa penasarannya ia tetap mengikuti arahan Gery. Betapa terkejutnya Ivander saat ia sampai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status