Share

BAB 3

Dua jam berlalu, presentasi telah selesai. Semua tamu yang hadir dalam rapat telah pergi. "Kiara, kamu siapkan semua bahan ini untuk perencanaan proyek kita dalam bentuk proposal karena nanti akan kita serahkan pada perusahaan tuan Peter agar tuan Peter bisa memberikan persetujuan kerjasama antara perusahaan kita dan perusahaannya nanti," jelas sang atasan pada Kiara.

Gadis itu menganggukkan kepala mantap. Dia sangat mengerti akan tugasnya.

***

Ivander kembali teringat pada CCTV yang dia minta pada security. Dia benar-benar penasaran siapa yang berani mengotori mobilnya?

"Pak kirimkan hasil rekaman CCTVnya ke ruanga saya sekarang juga," titah lelaki muda itu pada security.

Tidak butuh waktu lama, security datang dan membawakan hasil rekaman CCTV. "Maaf tuan, saya datang mau mengantarkan hasil rekaman CCTV yang anda minta," tukas security itu sambil menunjukkan hasil rekaman.

"Taruh di meja dulu pak, saya masih ada pekerjaan, terimakasih sudah mengantarkannya," ujar Ivander sambil tetap sibuk dengan laptopnya. Kemudian security meletakkan pesanan Irvandi dimeja dan dia segera pamit untuk keluar dari ruangan itu.

Satu jam telah berlalu, Ivander baru selesai mengoreksi hasil kerjanya. Dia hampir saja melupakan hasil rekaman CCTV yang dimintanya tadi. Ivander segera membuka kamera yang menunjukkan hasil rekaman CCTV dan saat melihat bagian diparkiran yang menunjukkan pelaku yang mengotori mobilnya. Wajahnya merah padam dan tangannya mengepal dengan keras. 

"Kurang ajar beraninya kau!" gerutunya dalam hatinya.

Bertepatan dengan itu pula, Kiara muncul dihadapannya. "Pak ini hasil presentasi tadi sudah saya rangkum dan proposal yang akan diajukan juga telah saya buat," Kiara memberikan laporan mengenai tugasnya sebagai sekretaris.

"Siapa yang menyuruhmu masuk?!" hardik Ivander pada gadis itu sehingga membuat Kiara terkesiap.

"Maaf pak, tadi nona Zascy meminta saya untuk menemui anda karena anda yang meminta saya untuk menyerahkan hasil laporan rapat pada anda," Kiara mencoba menetralkan diri sambil menunjukkan hasil laporan yang telah dia buat, karena memang benar Zascy yang menyuruhnya ke ruangan sang CEO atas permintaan CEO itu sendiri.

Namun, Ivander tiba-tiba saja berubah pikiran setelah melihat hasil rekaman CCTV yang baru diserahkan security padanya.

"Ya benar, aku memang menyuruhmu memberikan hasil laporan presentasi tapi apa kamu bisa menjelaskan terlebih dahulu padaku tentang ini?" Ivander menunjukkan hasil rekaman CCTV yang memperlihatkan Kiara sedang mengotori mobil mewahnya dengan lumpur. Sungguh membuatnya sangat murka.

"Astaga, jadi pemilik mobil itu adalah atasanku sendiri? Sialnya aku. Bagaimana kalau dia memecatku saat ini," monolog Kiara dengan hatinya sendiri. Dia tak sanggup menatap atasannya yang sedang murka itu dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Angkat kepalamu! Aku sedang bicara padamu! Katakan apa maksudmu mengotori mobilku , hah?" Ivander menatap dengan penuh intimidasi pada Kiara.

"Maaf saya tidak tahu ka ... kalau itu mobil anda. Saya melakukannya karena saya kesal seseorang mengotori baju saya dan orang itu tidak meminta maaf," jelas Kiara sambil terbata tapi mengungkapkan detail apa yang dia rasakan saat ini.

Ivander tercengang melihat keberanian gadis muda itu. Meskipun yang dikatakan gadis itu benar, tapi Ivander sebenarnya juga merasa bersalah karena secara tak sengaja telah mengotori baju Kiara dihari pertama dia bekerja. Namun, bukan Ivander namanya jika dia akan meminta maaf pada seseorang. Apalagi pada bawahannya.

Merasa egonya tersentil, Ivander mencoba mengintimidasi Kiara.

"Hmm baiklah aku yang salah waktu itu, tapi aku tidak tahu kalau aku mengotori bajumu. Lagi pula apa hakmu mengotori mobilku? Apa kau tahu, harga mobilku itu sangat mahal. Bahkan seumur hidup pun kau bekerja disini takkan mungkin bisa membeli mobilku," lelaki itu berdecih dengan menunjukkan arogansinya.

Bukannya meminta maaf, dia malah mencoba menekan Kiara dengan menunjukkan taringnya sebagai seorang atasan. Benar-benar lelaki egois!

"Saya tahu pak, maafkan saya atas perbuatan saya, apa yang harus saya lakukan untuk membayar kesalahan saya?" tidak ingin memperpanjang perdebatan dan memutuskan untuk mengalah.

Senyum smirk terlihat diwajah Ivander, dia menatap Kiara dari ujung rambut sampai ujung kaki sambil berputar pelan mengelilingi Kiara yang berdiri dihadapannya, membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

"Kau harus mengganti rugi!" tegas lelaki itu dengan penuh penekanan.

"Hah ganti rugi? Yang benar saja pak. Mobil anda tidak rusak hanya kotor dan telah dibersihkan. Mengapa harus ganti rugi?"

"Aku sudah bilang mobilku ini mobil mahal dan perawatannya juga mahal. Apa kau pikir setelah kau mengotorinya lalu dicuci kembali permasalahannya selesai begitu saja? kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu!" sang atasan tidak mau mengalah sama sekali.

"Baiklah, kalau memang harus begitu berapa kerugian yang harus saya ganti?" Kiara menghembuskan nafas berat.

"Kau yakin mau menggantinya?" lelaki itu mencondongkan wajahnya ke wajah Kiara, sehingga membuat gadis itu merasa gugup.

"Tentu pak, saya harus mempertanggungjawabkan perbuatan saya," tegas gadis itu dengan penuh keyakinan.

Ivander merasa tertantang dengan gadis itu, ternyata gadis itu besar juga nyalinya. "Baik, kalau begitu ganti satu milyar untuk mobilku,"

"What the hell?" umpatnya dalam hatinya.

"Apa? Satu milyar? Bagaimana saya bisa mengganti sebesar itu? Saya baru saja mulai bekerja pak, yang benar saja?" protes gadis itu sambil menatap netra kecoklatan milik sang atasannya. Pria itu memang tampan tapi sayang arogan dan egois.

"Putuskan sekarang juga kamu mau mengganti perawatan mobilku atau kamu bisa melakukan opsi kedua?"

Ivander bukan tipe orang yang suka menunggu. Melihat Kiara berpikir keras dia sengaja semakin mengintimidasi gadis itu dan mencoba bernegosiasi.

"Opsi kedua?" tanya Kiara semakin bingung.

"Hmm aku tahu kamu tidak akan mungkin mengganti uang sebanyak itu tapi sebagai atasan yang baik aku akan memberimu opsi kedua," jelas lelaki itu sambil menunjukkan sikap menjaga image pada bawahannya.

"Bagaimana kalau kamu berkencan denganku?" lanjut Ivander sambil berbisik ditelinga Kiara. Membuat hangar nafas pria itu begitu terasa ditelinga Kiara dan berhasil membuat bulu kuduk Kiara meremang.

"Tidak! itu tidak mungkin," Kiara dengan tegas menolak opsi kedua dari atasannya itu.

"Oh jadi, kamu mau mengganti uangku?"

"Iya pak, dari pada berkencan dengan anda lebih baik saya mengganti uang anda saja, tapi beri saya waktu untuk melunasinya. Bagaimana kalau anda memotong dari gaji saya saja," pinta gadis itu dengan wajah menghiba.

Ternyata kamu keras kepala juga. Aku ingin melihat seberapa kuat kamu mampu bertahan, gumam Ivander dalam hati. Ia cukup tertantang dengan sifat gadis ini. Sebelumnya tidak ada yang menolak ajakannya untuk berkencan tapi Kiara benar-benar berbeda.

Akankah Kiara mampu memecahkan masalah yang ia hadapi atau haruskah ia menyerah dan melanggar prinsip hidupnya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status