Share

BAB 2

"Eh, ini...." 

Sepasang mata Kiara membelalak saat melihat mobil hitam metallic mewah di area parkir gedung. Ia berniat untuk segera pulang ke kontrakan sebelum kemudian melihat mobil yang membuat bajunya kotor di hadapan.

"Ck. Gara-gara mobil sialan ini wawancaraku tidak maksimal," gerutu Kiara. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di kepalanya, membuatnya menjentikkan jari. "Ah, ide bagus!"

Setelah memastikan tidak ada saksi mata di sekitar, gadis itu mulai melancarkan aksinya. Diambilnya lumpur di area parkir, kemudian ia oleskan ke mobil itu hingga nyaris tidak ada celah  yang terlihat bersih. 

"Sempurna, akhirnya tugasku selesai. Rasakan kau orang angkuh. Bukannya meminta maaf setelah berbuat salah malah pergi begitu saja," Kiara tersenyum penuh kepuasan, setelah mengotori mobil itu. Kemudian dia membersihkan tangannya dari lumpur, kenudian kembali pulang dan tanpa dia sadari aksinya terlihat di CCTV.

Tidak berapa lama setelah Kiara pergi dari sana, sang pemilik mobilpun datang dan betapa terkejutnya dia ketika melihat mobilnya begitu kotor.

"SIALAN SIAPA YANG BERANI MENGOTORI MOBILKU!"  Teriak lelaki itu sehingga semua orang yang berada diparkiran memperhatikannya.

Selama ini tidak ada yang berani untuk mengusiknya apalagi sampai mengotori mobilnya seperti ini. Para karyawan yang berada disana saling bertanya-tanya siapa yang berani melakukan hal seperti itu pada seorang CEO dingin dan galak seperti Ivander.

Irvanda memperhatikan sekelilingnya, para karyawan tahu pria itu akan murka hal itu dapat dilihat dari wajahnya yang mulai memerah dan rahangnya mengeras. Sorot matanya begitu tajam seakan ingin menghabisi siapapun yang menatapnya. Para karyawan tidak berani menatapnya hanya bisa menundukkan kepala meskipun sekarang jam pulang, mereka tidak berani beranjak begitu saja karena mereka tidak ingin sang CEO bertambah marah.

"Security!" Teriaknya dengan lantang. Security yang mengantuk dipos jaga langsung tersentak kaget dan segera menghampirinya.

"Kamu ini bagaimana sich? Lihat mobil saya saya jadi kotor begini! Siapa yang berani melakukan ini pada mobilku?" Geramnya Pada security yang terlihat seperti orang baru bangun tidur.

"Maaf tuan, saya ketiduran dan saya tidak lihat siapapun disini tadi," ucapnya Jujur pada lelaki itu.

"Kau ini! Aku mempekerjakanmu untuk berjaga-jaga disini. Bukan untuk tidur! Mau aku potong gajimu?" ancamnya pada security itu sehingga membuat sang security menciut.

"Maafkan saya tuan. Saya mohon jangan potong gaji saya," ucapnya dengan nada memelas.

"Cepat lacak CCTV dan temukan siapa pelakunya!" titahnya dengan nada meninggi kemudian Irvanda meminta office boy untuk membersihkan mobilnya, Irvanda tidak mau pulang dengan mobil kotor, pastinya itu membuat dia tak nyaman dan setelah mobil itu selesai dibersihkan dia kembali pulang.

"Awas saja nanti aku akan memberikan pelajaran pada orang yang telah mengotori mobilku!! Gerutunya sambil menyalakan mesin mobil kemudian pergi dari kantornya.

***

Keesokan harinya, seperti yang telah dikatakan oleh Zascy perusahaan tempat Kiara bekerja akan mengadakan pertemuan. Tepat jam tujuh pagi Kiara telah sampai di kantornya dan mempersiapkan segala kebutuhan sang CEO, yaitu file-file rapat, laptop, infocus, dan segala keperluan untuk meeting telah dipersiapkan gadis muda itu. Dia sungguh-sungguh menikmati pekerjaannya.

Jam delapan pagi para karyawan telah berkumpul karena memang jam masuk kerja adalah jam delapan pagi. Begitu juga dengan Irvanda, pria muda itu baru saja masuk ke dalam kantor megah itu dengan stelan jas hitam dan celana panjang hitam. Ditambah dengan kaca mata hitam yang bertengger dihidungnya membuat aura ketampanannya muncul didalam dirinya.

Tidak bisa dipungkiri para karyawan begitu menghormati dirinya. Baru saja dia melangkahkan kakinya di kantor, semua karyawan menyapanya dengan sangat ramah sembari membungkukkan kepala mereka. Ivander memberikan senyum tipisnya untuk membalas sapaan mereka. Bagaimana tidak terpesona, wajahnya yang begitu rupawan membuat para karyawannya begitu mengaguminya tak luput karyawatinya, begitu melihatnya mata mereka tidak akan berkedip sedikitpun dan menampilkan wajah memuja padanya. Sungguh pria yang luar biasa.

"Hei kamu, ya kamu anak baru," tunjuknya pada Kiara sambil membuka kaca matanya. Gadis itu terlihat biasa saja saat menyambutnya. Kiara hanya menyapanya dengan senyum kecil, dia tidak begitu pandai untuk menggoda seperti teman-temannya.

"Ya pak, ada yang bisa saya bantu?" gadis itu menghampirinya. Membuat karyawati yang lain saling menatap dan mencibir satu sama lain.

Bagaimana tidak? Perempuan yang terlihat sederhana dan biasa saja malah dipanggil oleh atasan mereka. "Kenapa tuch anak baru?" celetuk Shaly salah satu karyawati yang suka mendekati Irvanda tapi sayang pria itu terlalu dingin dan tidak pernah memperdulikannya.

"Palingan dia kena tegur. Lihat saja, dengan penampilannya yang seperti itu, mana mungkin tuan Irvanda akan menyukainya," Cara yang berada didekat Shaly menjawab asal. Merekapun tersenyum mencibir Kiara.

"Cepatlah ke ruangan ku sekarang juga! Kamu harus menyiapkan keperluanku," titah lelaki itu. Dia mengira Kiara masih belum paham akan tugasnya sebagai sekretaris pribadinya.

Kiara hanya mengikutinya dan betapa terkejutnya Irvanda ketika masuk ke ruangannya. Ruangan itu begitu tertata rapi, dimejanya sudah ada file-file yang dibutuhkannya untuk meeting. Di tengah meja itu ada secangkir kopi panas dan roti panggang yang begitu menggiurkan. Ivander tertegun, dia belum pernah diperlakukan seistimewa itu sebelumnya. 

Meskipun seluruh karyawatinya akan bertekuk lutut dihadapannya dengan gaya menggoda tapi perlakuan manis dan hangat seperti saat ini belum pernah dia dapatkan. "Siapa yang mempersiapkan semua ini?" Irvanda mengeluarkan sebuah pertanyaan. Dia menatap kagum setiap sisi ruangannya.

"Saya tuan. Pagi-pagi sekali saya datang dan menyiapkan semuanya, karena nona Zascy telah memberitahu saya kalau hari ini anda ada meeting dengan pemegang saham terbesar di kota ini dan tidak boleh terlambat makanya saya siapkan semuanya," tutur gadis itu dengan penuh kejujuran dan kepolosan.

Ada perasaan menghangat yang menyelimuti hatinya saat ini. Ivander menatap gadis muda yang berada dihadapannya dengan intens. Bukan karena pikiran kotornya tapi kali ini dia memandang seorang wanita dengan pandangan terkesan akan sikap manis gadis itu padanya. Ada bibir yang berbentuk bulan sabit kini terbit diwajah tampan itu.

"Tuan, apa ada yang perlu saya bantu lagi?" Kiara memecahkan keheningan diantara mereka. Meskipun sebenarnya dia agak gugup karena tatapan atasannya itu, tapi Kiara tidak ingin menunjukkan sikap kikuk padanya.

"Ahm, sepertinya kamu lebih cocok jadi pendampingku dibanding menjadi sekretaris pribadi," gumam Ivander sambil berbisik. Meskipun begitu kata-katanya dapat didengar jelas oleh Kiara.

"Apa tuan mengatakan sesuatu?" Kiara merasa ada sesuatu yang dia dengar dari mulut atasannya.

"Ah tidak, jam berapa tamu itu akan datang?" lelaki muda itu berdehem kecil sambil merapikan dasinya yang seakan membuat tenggorokannya tercekat. Bukan karena dasinya lebih tepatnya tapi dia mulai salting karena sikap manis Kiara.

"Satu jam lagi mereka datang pak, karena berdasarkan perjanjian yang saya kirimkan di email kata mereka mereka akan datang setengah jam lebih awal," jelas Kiara pada atasannya, lelaki itu manggut-manggut paham. Dia senang sekali sekretaris pribadinya itu sangat profesional dan bisa diandalkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status