Share

Kecelakaan

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-06-18 12:24:37

"Menikahlah denganku." Dirga menatap Febby dengan sorot mata bersungguh-sungguh.

Mendengar ajakan itu rona merah terlihat jelas di kedua pipi Febby yang tersipu malu. Biasanya kan Dirga mengatakan itu saat sedang di awang-awang kenikmatan bercinta. Namun sekarang, ucapan itu keluar disaat mereka bersantai.

Tangan kekar sang Dokter meraih jemari lentik Febby, menggenggam erat. "Bercerailah dari Andi, hem." Ia tatap wanitanya lekat.

Febby menghela napas dalam, "Ngga semudah itu, Mas."

"Apanya yang ngga mudah? Banyak kekurangan Andi yang membuatmu tidak bahagia, bukan? Lalu, untuk apa kamu bertahan?"

Febby terdiam. Yang dikatakan Dirga benar, tetapi tetap saja semua tidak semudah itu, karena pernikahan mereka mengikat dua keluarga besar.

"Bercerailah dengan Andi." Dirga mengulang permintaannya sambil mengecup lembut punggung tangan Febby, menundukkan kepala.

Kembali menghela napas panjang, Febby mengatakan, "Apa kamu juga akan menceraikan Mbak Anggun?"

Dirga mendongak, tersenyum tipis la
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Kejahatan Sisca

    ~Paginya~ Hatchi! Hatchi! Febby terbangun dari tidur dengan keadaan kurang enak badan. Ia membuka mata, melihat Sisca ada di samping. Tubuh sepupunya itu terbungkus selimut tebal. "Sis, kamu yang naikin suhu AC ya?" tanya Febby pada sepupunya itu. "Kamu kenapa tidur di sini? Ngga pulang ke rumah?" "Hmm, berisik Teh. Aku kurang tidur semalam," sahut Sisca jengkel. Bukannya bangun, wanita muda itu merapatkan selimutnya. "Aku kedinginan Sis. Kamu naikin suhu AC 'kan?" "Apaan sih Teh, berisik banget. Udah tidur lagi. Masih pagi buta juga." Febby mendengus kesal, "Kamu ngapain atuh tidur di sini, bukannya pulang ke rumah. Kamu 'kan dicariin sama Abah Agung." Sisca berdecak, "Teteh ngusir aku? Iya?" Menghela napas panjang, Febby hanya diam. Sisca memutar tubuhnya, menatap Febby dan membuka selimut. "Ngga boleh aku tidur di sini?"

  • Ah! Enak Mas Dokter   Susu Ibu Hamil

    Kabar tentang lamaran Dirga membuat Febby menangis haru. Akhirnya semua kerumitan kisah cinta mereka berakhir. Sebentar lagi dia akan menyandang status sebagai seorang istri untuk kedua kalinya. Istri dari cinta pertama yang akhirnya dipertemukan kembali. "Aku bahagia mendengar kamu akan melamarku, Mas," ucap Febby di dalam telepon. Setelah berbicara panjang lebar tentang lamaran. Malam harinya Febby dan Dirga kembali melanjutkan pembicaraan tentang pernikahan mereka. "Aku juga bahagia, karena semuanya sudah berakhir. Kamu dan aku akan secepatnya bersatu." Febby tersenyum simpul. Rona merah terlihat jelas di kedua pipi. Tak sabar ingin secepatnya menjadi istri Dirga Dewanto_pria pujaan hati. "Bagaimana keadaan kandunganmu, hem?" tanya Dirga disela lamunan Febby yang membayangkan akan segera menjadi istri Dokter Kandungan itu. "Baik. Anak kita sehat." Lamunannya buyar, ia kembali fokus pada pemb

  • Ah! Enak Mas Dokter   Aku Bukan Anak Papi?

    Dirga mengusap kepala anak perempuan itu, "Papi dan Mami sudah bercerai. Kami berdua sudah berpisah dan tidak akan bisa dipersatukan, karena Papi ingin membangun rumah tangga dengan wanita lain.""Mas!" teriak Anggun menahan tangis. Tak terima mendengar Dirga menjelaskan apa yang terjadi pada hubungan mereka. "Tolong jaga perasaan Lilian, Mas!"Dirga melirik emosi, "Sudah waktunya dia tahu hubungan kita yang sebenarnya. Aku tidak rela anak sekecil ini dicuci otaknya oleh Ibu sepertimu!"Lilian menatap Dirga lirih, beralih pada Anggun. Masih belum paham dengan penjelasan itu."Tapi jangan menyakiti hati Lilian, Mas!" isak Anggun menahan tangis.Dirga bergeming, kembali mengusap kepala Lilian lembut, "Papi yakin kamu pasti mengerti apa maksud Papi.Gadis itu menggeleng, "Maksudnya apa Pi?" tanya Lilian dengan wajah sendu."Papi dan Mami sudah berpisah. Kami bukan suami-istri lagi. Dan kamu ... kamu bukan anak kandung Papi,

  • Ah! Enak Mas Dokter   Papi

    "Ini baksonya." Lima bungkus bakso diberikan pada Anggun dan dibayar cash oleh Dokter Kecantikan itu. Tanpa mengucapkan terima kasih, Anggun dan Lilian melangkah terburu-buru kembali ke mobil dan masuk. "Cepat Mi, kita ke rumah Opa dan Oma." Lilian menarik lengan Anggun yang tengah memakaikan sabuk pengaman di pinggang. "Sabar Sayang, kita udah deket rumah Opa dan Oma kamu. Sebentar lagi kita ke sana." Anggun tersenyum simpul, mencubit hidung mungil anaknya. Wajah Lilian berseri, sangat berbeda dengan yang biasa dilihat setiap hari. Kini, Anggun benar-benar sadar Dirga membawa pengaruh baik untuk anak semata wayang. Saat masih menjadi suami-istri, Dirga memang selalu mengutamakan Lilian dalam hal apapun. Bahkan rela pulang kerja lebih awal demi bisa bermain dengan anak perempuannya. Wajar jika Lilian sangat kehilangan sosok Dirga di rumah, dan membuat gadis kecil itu sedih setiap

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menyusul ke Bogor

    Dirga baru saja menyelesaikan persyaratan menikah dengan Febby. Semua berkas dan alasan untuk secepatnya menikahi Febby, sudah selesai dilengkapi.Pernikahan akan dilangsungkan secepatnya sesuai ketentuan dari pihak terkait.Selesai dengan urusan yang sedikit rumit, Dirga melajukan mobilnya menuju rumah.Di tengah perjalanan, ponselnya berdering. Ia menatap ke atas benda pipih di jok samping, telepon masuk dari ibunya.Dengan cepat ia menerima telepon itu dan berbicara, "Ada apa, Ma? Aku lagi di jalan.""Tolong beliin Mama bakso langganan kita dong. Mama pengen makan bakso.""Oh, oke. Kebetulan aku mau lewat sana. Ada lagi?""Ngga ada, cuma itu aja. Makasih ya.""Iya, Ma.""Gimana urusan pernikahan? Udah selesai?""Sudah, Ma. Meskipun awalnya agak rumit, tapi akhirnya selesai juga.""Jadi kapan kamu dan Febby bisa menikah?""Secepatnya Ma, karena anak di kandungan Febby anakku

  • Ah! Enak Mas Dokter   Mendapat Ijin

    Setelah mendapat ijin dari kedua uwaknya, Sisca melangkah keluar dari rumah mewah Fandi. Ojek online yang dia pesan sudah menunggu di depan pintu pagar rumah mewah itu. "Neng Sisca?" tanya tukang ojek yang dijawab anggukan kepala oleh gadis itu. "Stasiun ya, Mang." Sisca naik ke atas motor matic putih sambil memakai helm. "Siap, Neng." Tukang ojek melajukan roda duanya menuju stasiun. Dalam waktu beberapa menit, ojek yang ditumpangi Sisca tiba di depan stasiun yang cukup ramai. Wanita itu turun dan membayar jasa ojek online tersebut. Kebetulan kereta cepat menuju Jakarta sudah tiba, buru-buru ia masuk dan duduk di kursi dekat jendela. "Sebentar lagi kita ketemu, A," gumamnya sambil menatap pemandangan di luar kaca jendela. Sepanjang jalan ia terus memikirkan nasib Andi_laki-laki yang beberapa bulan ini mengisi hatinya. Perasaan itu tidak datang begitu saja, awalnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status