Share

Pernikahan Kedua

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-14 08:00:34

Hari-hari berlalu berlalu dengan cepat. Kini, keluarga besar Febby dan Dirga tidak pernah mendapatkan ancaman lagi.

Semenjak Yuliana ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, kehidupan mereka aman sentosa.

Meskipun kabar Anggun belum didengar, tetapi mereka meyakini wanita itu juga sudah tewas dalam kecelakaan.

Setelah semua selesai, hari yang ditunggu oleh Barta akhirnya tiba. Ia yang telah menemukan pujaan hati, langsung meresmikan Sisca menjadi istrinya.

Selesai mengucapkan ijab kabul di kantor agama, keduanya melakukan resepsi cukup mewah di Kampung Halaman.

"Aku gugup, Mas," bisik Sisca pada Barta yang berdiri di sampingnya.

"Aku juga, By, rasanya seperti mimpi." Barta menggenggam jemari lentik Sisca erat-erat.

Keduanya menatap ke depan. Tersenyum ramah pada para tamu undangan yang hadir.

Beberapa tamu undangan sudah hadir dan memenuhi gedung. Memeriahkan pesta dan memberi ucapan selamat pada kedua mempelai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Sikapnya Berubah

    Saat Sisca kembali berbicara di dalam telepon, Febby dikejutkan oleh kedatangan anak pertamanya yang tiba-tiba berada di samping dan memegang lengan. "Sisca, sudah dulu ya." Dengan cepat ia meletakkan ponsel ke atas meja setelah mengakhiri telepon dengan sepupunya itu. "Mommy, aku udah mandi sama Daddy." Dylan menatap Febby dengan wajah ceria. "Aku udah wangi dan ganteng 'kan Mom?" Febby tersenyum, kembali menguatkan hati dan berusaha menutupi kesedihannya di depan sang anak. "Pintar anak Mommy." Ia mengusap puncak kepala Dylan dengan lembut. Matanya melirik ke samping, melihat bayangan Dirga mulai mendekat. Ia menarik napas panjang, berusaha bersikap biasa saja, tetapi sulit. "Mommy aku juga udah mandi sama Daddy." Farah turun dari gendongan sang ayah, kemudian berlari menghampiri ibunya dan memeluk manja. "Farah juga pintar. Anak-anak Mommy pintar." Kecupan lembut mendarat di

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Kabar dari Sisca

    Pagi harinya setelah semalaman Febby dan Dirga tidur di kamar anak-anak. Saat Farah terbangun, ia terkejut mendapati ayahnya tidur di samping sambil memeluk erat. "Daddy .... " Farah membulatkan kedua mata sipitnya, dan langsung mengubah posisi menjadi duduk. "Daddy ada di cini?"Tangan mungilnya mengusap-ngusap kedua mata yang masih terasa sepet. Memastikan dengan mata melebar, bahwa benar sang ayah ada di kamarnya. Perlahan Dirga membuka mata, melihat Malaikat Kecil itu sedang mencubit hidung mancungnya berkali-kali. "Daddy ada di cini? Daddy bobok cama aku?" tanya Farah dengan suara manja. Dirga mengangguk pelan sambil tersenyum manis. "Iya Sayang, Daddy bobok sama kamu dan Kak Dylan." Ia menoleh ke samping, melihat anak laki-lakinya masih tertidur lelap. Mendengar jawaban itu, Farah berdiri dan melompat-lompat kegirangan. Suara ceria gadis kecil itu mengusik tidur nyenyak Dylan.Anak laki-laki Dirga membuka mata

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Kali Ini Selamat

    Suara deringan ponsel dari dalam kamar, terus saja terdengar. Lama-lama Febby terpancing juga. Ia langsung melempar serbet yang berada di tangannya ke atas meja. "Biar aku ambilin hape kamu, Mas," kata Febby, melangkah menuju pintu dapur. Namun, langkah kaki itu langsung dihentikan oleh Dirga, dengan wajah terlihat panik. Bahkan keringat di kening sang Dokter kembali mengucur keluar. "Kenapa?" Febby menatap suaminya lekat. Dalam hati menyimpan kecurigaan besar, tetapi sekuat mungkin ia menahan keinginan untuk menghujani suaminya dengan ribuan pertanyaan.Sebelum semua bukti-bukti tentang perselingkuhan terkumpul, ia berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja. "Kamu takut aku .... " Bibir Febby disentuh oleh jari telunjuk Dirga. Wanita cantik itu pun berhenti mengucapkan kata-kata.Dirga tersenyum canggung, "Takut apa Baby? Aku ... aku nggak takut apapun. Aku hanya ingin mengatakan kalau kamu boleh menerima telepon itu dan k

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Insting Seorang Istri

    Dirga hanya diam saat mendengar pertanyaan istrinya tentang Klinik.Kedua matanya bergerak ke sana-kemari dengan wajah gelisah.Di depannya, Febby menatap tanpa berkedip, membuat Dirga semakin gugup.Butiran keringat sebesar biji jagung keluar dari pori-pori kening sang Dokter. Padahal udara di dalam rumah itu cukup sejuk.Saat hati dan pikirannya sedang bergelut sengit, tiba-tiba Febby tersenyum lalu mengatakan, "Kamu bau keringat. Mandi dulu gih sana."Dirga menatap sang Istri yang tidak menunjukkan wajah curiga. Ia pun tersenyum simpul, "Um, aku mandi, tapi nanti temani aku makan ya."Kening Febby berkerut, "Kamu belum makan? Jam segini?" Matanya menatap jam dinding. "Udah malam lho Mas. Kamu ngapain aja? Sibuk banget ya di Klinik?" Lagi-lagi pertanyaan itu keluar dari mulut Febby, yang akhirnya dijawab oleh Dirga, "Iya ... tadi banyak pasien yang datang ke Klinik. Aku benar-benar sibuk hari ini, tapi aku pastikan be

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Bunuh Diri

    Saat udara malam semakin terasa dingin, Dirga memaksa Tania kembali ke dalam mobil. Namun, wanita itu terus saja menolak, hingga membuat Dirga terpaksa menggendongnya dan memasukan ke mobil yang terparkir di ujung jembatan. Di dalam mobil, Tania masih menangis tersedu-sedu sambil memanggil nama adiknya. Satu tangannya berusaha membuka pintu, tetapi dikunci oleh Dirga. "Saya ingin mencari Adik saya Dok!" teriak Tania dengan suara parau. Dirga menghela napas panjang. Menahan emosi yang ingin meledak. "Jangan nekat! Adikmu belum tentu bunuh diri. Mungkin dia sudah berada di rumah. Sebaiknya kita ke rumah Adikmu. Atau ... kalian tinggal di rumah yang sama? Di mana rumahmu?" Mesin mobil dihidupkan oleh Dokter Tampan itu. "Jelita tinggal di apartemen Dok," jawab Tania masih menangis. "Dia tinggal di apartemen Gradien." "Oke, kita ke sana." Dirga melajukan mobilnya menuju apartemen

  • Ah! Enak Mas Dokter   S2: Sudahi Semua!

    Sebelumnya ... pada jam lima sore saat Dirga bersiap pulang ke rumah setelah menutup kliniknya. Tanpa memberitahu lebih dulu, Tania sudah menunggu sang Dokter di parkiran Klinik D-&-F itu. "Dok." Dirga terhenyak kaget melihat Tania berdiri di depan mobil mewah berwarna merah. Malas meladeni wanita itu, Dirga mengabaikan, ia membuka pintu mobilnya kemudian masuk. "Dokter Dirga tunggu sebentar!" Tania berlari mendekati mobil BMW hitam milik sang Dokter, kemudian mengetuk kaca jendela. "Dok, tolong keluar sebentar. Saya ingin bicara, Dok." Melihat wanita itu terus mengetuk kaca jendela mobilnya, mau tak mau Dirga membuka jendela sedikit. "Maaf, saya tidak bisa membantu Anda. Tolong jangan bawa-bawa saya ke dalam masalah Anda dan adik Anda!" ucapnya dengan wajah dingin. Tania mem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status