Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda

Maid Pemuas Obsesi Tuan Muda

last updateLast Updated : 2025-11-17
By:  ruruwoppyUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
9views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Arabella tak menyangka, keputusannya untuk bekerja menjadi maid akan menjadi mimpi buruk untuknya saat Davin terus menerus menggodanya. "Kau milikku, Arabella. Semuanya milikku, kau harus patuh atau kau kehilangan semuanya." Ardavin Suseno. "Ya, aku akan patuh padamu, Tuan. Asal kau jamin kehidupanku dan ibuku." "Tentu, selama jatahku berjalan lancar, dengan senang hati aku akan membiayai hidupmu juga ibumu."

View More

Chapter 1

Bab 1

"Tolong.."

"Tolong, Pak. Ibu jatuh di kamar mandi.." ucapnya dengan derai air mata, dia tak bisa menahan rasa khawatir dan paniknya, dia takut. 

Beberapa orang masuk ke dalam rumah sederhana itu dan akhirnya membawa Ratih ke klinik terdekat. Namun, sepertinya benturan di kepala membuat Ratih kritis. Ara shock, dia menjerit histeris. Mau tak mau, Ratih harus dirujuk ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang lebih intensif.  

Tangisannya terdengar pilu, dia menangis di ruang tunggu, bajunya bergetar menahan tangisan. Sampai akhirnya, pundaknya di tepuk pelan. Ara mendongak, dia mendapati Ratna ada disana. 

"Bibi, Ibu bi.." 

"Iya, bibi tahu.." Ratna memeluk tubuh lemah itu, mengusap punggungnya, menenangkan gadis yang tengah berduka dengan keadaan sang ibu saat ini.

"Bi, kalau ibu gak ada, Ara sama siapa?"

"Jangan bicara seperti itu, Ibumu pasti sembuh, Ara. Doakan dia agar bisa melewati semuanya." 

"Bi, di rumah itu ada lowongan jadi maid nggak?" tanya Ara pelan. “Ara bingung harus bagaimana. Ibu sakit, sedangkan Ara masih kuliah. Terus, siapa yang nanti biayain Ibu, sedangkan selama ini, ibu jualan demi Ara aja. Ara harus gimana, Bi!”

Melihat Ara yang menangis kebingungan, tanpa pikir panjang, Bibi kemudian menceritakan pekerjaannya di kota.

Bekerja menjadi maid?

Tak pernah ada dalam bayangannya, tapi untuk saat ini keadaannya sangat mendesak dan seakan tak ada pilihan lain.

Lagipula, apa yang salah dengan maid?

...

Ini adalah hari pertama Ara menjadi Maid di rumah seorang miliarder kaya dengan anak laki-laki tunggalnya yang sering disebut sebagai Tuan Muda.

"Jangan bengong. Ayo masuk.." ajak Ratna, bibi Ara, yang kemudian mereka disambut oleh maid lain di rumah itu. Wanita paruh baya itu memperkenalkan Ara, lalu maid senior memberinya seragam dan langsung memberinya tugas di dapur. 

Beberapa orang menatapnya kurang bersahabat, tapi tidak ada. Masalah semacam hal ini sudah biasa terjadi di dunia kerja, kan? Ara hanya perlu menguatkan mentalnya.

Hari pertama kerja berjalan dengan lancar, penghuni rumah itu makan dengan tenang dan kata maid senior, itu bagus. Minimal, penataan makanan, cara Ara melayani majikannya sudah benar padahal masih baru dalam hal beginian. Ara juga telah diperkenalkan oleh Ratna pada majikan mereka. 

Rumah ini dihuni oleh beberapa orang, pasangan suami istri dan seorang pria tua yang seringkali dipanggil Tuan besar. Dia terlihat tenang dan tidak bawel seperti biasanya pagi ini, berhubung Ara baru hari pertama bekerja, dia tidak tahu siapa saja majikannya di rumah ini. Tapi, katanya ada satu orang lagi tapi kebetulan saat ini sedang berada di luar negeri.

"Ara, ayo istirahat makan siang.." Ratna menarik pelan tangan Ara ke belakang, khusus tempat para maid makan siang. Ratna dan Ara memisahkan diri karena ingin bicara serius dengan Ara. 

"Ara.." 

"Iya, Bibi. Kenapa?"

"Kinerja mu di hari pertama ini sangat bagus, pertahankan itu yaa?"

"Iya, Bi.." dengan senyuman manisnya, Ara menanggapi ucapan sang bibi. 

"Yang tadi itu majikan utama kamu, yang sudah tua itu mertuanya Ibu, Juragan Patra. Tinggal satu, soalnya istri beliau sudah wafat beberapa tahun yang lalu dan sejak itu, tuan besar sering sakit-sakitan. Mungkin karena faktor usia dan pikiran."

"Iya, Bi. Lalu yang dua?"

"Ibu Lucyana Suseno, Arman Suseno. Ada satu orang lagi yang tinggal di rumah ini, tapi beliau sedang berada di luar negeri sekarang. Namanya Davin, rencana dia hari ini atau besok pulang.”

Tepat jam makan malam, Ara membantu Sintia menghidangkan makanan diatas meja, ketika semuanya telah datang ke ruang makan, mereka siap dengan posisi masing-masing. Ara melayani majikannya dengan telaten, namun tetap dengan pandangan yang menunduk. 

"Ara.."

"Saya, Nyonya.."

"Malam nanti kamu yang bertugas kan?"

"Maaf, Nyonya. Saya belum tahu.."

"Harusnya malam ini tugas piket maid lama, tapi berhubung kamu menggantikannya, jadi kamu yang bertugas malam ini."

"Baik, Nyonya."

"Kamarnya ada di belakang, malam ini putra saya pulang, mungkin sekitar pukul sebelas atau satu dini hari, bukakan pintu untuknya." Pinta Lucyana. Ara menganggukan kepalanya mengerti dengan perintah yang diberikan Lucy. Malam ini, dia tidur di kamar belakang, khusus kamar untuk maid yang bertugas jaga malam. 

Setelah menerima perintah, Ara pun mundur ke belakang dan berbincang dengan maid yang kebetulan ada di dapur mengenai tugas barunya. Dia tidak tahu apa yang boleh atau tidak boleh dilakukannya selama berjaga malam. 

"Kamu boleh tidur kok, tapi yaa gitu harus bukain pintu kalau Tuan muda pulang."

"Itu saja?"

"Paling siapin makan atau yang lain. Kamu bisa tidur lagi kalau semisal Tuan Muda sudah selesai dengan kebutuhannya."

"Oke. Tak ada pantangan apapun, kan?"

"Tidak ada, Ara. Hanya itu saja, selamat bertugas yaa. Aku bisa menemanimu sampai jam sepuluh, setelah itu harus kembali ke belakang."

"Iya, gapapa. Terima kasih.." Ara tersenyum kecil, secepat itu keduanya akrab, obrolan mereka cukup nyambung juga.

Ara sendirian setelah maid tadi pamit ke belakang untuk beristirahat. Mengusir kebosanan, Ara membersihkan dapur dan sesekali melirik jam di pergelangan tangannya, masih pukul sebelas malam tapi belum ada tanda-tanda Tuan muda itu akan datang. 

Gadis itu pergi ke kamar, karena merasa gerah dia membersihkan diri, rasanya tak nyaman kalau tidur dengan keadaan lengket karena keringat. 

Namun, saat Ara tengah sibuk mengenakan pakaian, dia mendengar suara mobil dari depan. Dia bergegas pergi ke depan, memutar kunci pintu utama dan membukanya sedikit, sebelum akhirnya dia membuka pintunya lebar setelah yakin kalau itu tuan muda yang ditunggunya.

"Siapa kau?" Tanya nya, suaranya berat dan maskulin. Aroma parfumnya tercium samar, wanginya lembut pertanda parfum mahal. Keningnya berkerut saat melihat gadis asing yang membukakannya pintu. 

"Maid baru, Tuan muda."

"Tegakkan kepalamu saat bicara!" Tegasnya, membuat Ara terkejut. Dia mendongak dan tatapan keduanya bertemu. Mata bulat nan polos seperti anak kucing itu bersitatap dengan tatapan tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status