แชร์

Titik Terang

ผู้เขียน: Dita SY
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-12-16 10:18:27

"Mana Mas, aku mau lihat." Nila merengek seperti anak kecil. Tangannya berusaha menarik sarung yang dikenakan Andi, tetapi pria itu terus menghindar.

"Mas lihat."

"Malu Yang."

Kedua pipi Andi memerah seperti udang rebus. Ada malu yang menyelimuti hati, dan perasaan takut semua usaha gagal.

"Mas .... " Nila masih merengek. Menatap Andi sambil mengerutkan alis.

"Jangan dilihat sekarang, nanti aja kalau udah malam pertama kita." Dengan cepat Andi merapikan sarungnya lalu masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi.

Nila mendengus, kecewa, harusnya ia sudah bisa melihat hasil Kakek Subur sekarang. Padahal sejak semalam ia dihantui rasa penasaran.

Namun, karena Andi menolak, terpaksa ia menunggu sampai saatnya tiba. Toh beberapa hari lagi mereka menikah.

Ia melangkah memasuki ruang tamu dan duduk berhadapan dengan Andi.

"Kamu udah buang air kecil 'kan Mas? Kamu udah lihat dong ukurannya?" Nila menatap penasaran.

"Iya udah, tapi bagi aku nggak ada yang berubah, mungkin karena belum bangun."

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (12)
goodnovel comment avatar
Dwi Indrawati
iyakak msk langsung 20 th kemudian,gek critanya g ketemu dia jadi pengedar narkoba duh sedih banget
goodnovel comment avatar
Anis Nisa
mmg lebih nyambung kak, Soalnya pas baca tbtb 20 tahun kemudian agak kaget...
goodnovel comment avatar
Ayu Aqilla
gini kan seru ceritany thor. thor uda lama dirga ma febby gak mesraan lagi.
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Ah! Enak Mas Dokter   Harapan Besar

    Dirga terdiam. Matanya mengembun, menahan gejolak kesedihan dan kerinduan.Kabar terbaru kali ini seolah menumbuhkan harapan baru yang sangat besar baginya."Beruntung Andi dan Nila memiliki banyak koneksi di sosial media. Mereka berdua memang bisa diandalkan," tambah Bramanto.Dirga menarik sudut bibir. Genggaman tangan semakin erat, memegang ponsel hingga menimbulkan cahaya putih berbentuk garis pada layar."Ga, kamu dengar ucapan Paman tadi?" tanya Bramanto. "Halo, Ga, kamu masih ada di sana?" Sepersekian detik diam, Dirga membuka mulut. Berusaha menggerakkan bibir yang terasa berat."A-apa ... benar yang Anda katakan tadi?" tanyanya dengan suara bergetar."Benar Ga, bahkan laki-laki itu berjanji akan menunjukkan foto Dylan. Kemungkinan besok malam Prams akan kembali ke Bar, dan dia selalu membawa anak laki-laki yang mirip dengan Dylan. Nama anak itu Regan. Sepertinya Prams memang ingin menjadikan anakmu salah satu dari mereka."Dirga menghela napas sesak. Ada ketakutan yang menye

  • Ah! Enak Mas Dokter   Titik Terang

    "Mana Mas, aku mau lihat." Nila merengek seperti anak kecil. Tangannya berusaha menarik sarung yang dikenakan Andi, tetapi pria itu terus menghindar."Mas lihat.""Malu Yang."Kedua pipi Andi memerah seperti udang rebus. Ada malu yang menyelimuti hati, dan perasaan takut semua usaha gagal."Mas .... " Nila masih merengek. Menatap Andi sambil mengerutkan alis."Jangan dilihat sekarang, nanti aja kalau udah malam pertama kita." Dengan cepat Andi merapikan sarungnya lalu masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi. Nila mendengus, kecewa, harusnya ia sudah bisa melihat hasil Kakek Subur sekarang. Padahal sejak semalam ia dihantui rasa penasaran. Namun, karena Andi menolak, terpaksa ia menunggu sampai saatnya tiba. Toh beberapa hari lagi mereka menikah.Ia melangkah memasuki ruang tamu dan duduk berhadapan dengan Andi. "Kamu udah buang air kecil 'kan Mas? Kamu udah lihat dong ukurannya?" Nila menatap penasaran."Iya udah, tapi bagi aku nggak ada yang berubah, mungkin karena belum bangun."

  • Ah! Enak Mas Dokter   Bumbu Pernikahan

    Note Penulis: Bab Sebelumnya Aku Ubah. Silakan baca ulang biar nyambung ke cerita ini.Setelah resmi menjadi suami-istri, Juan tinggal di rumah peninggalan kedua orang tua Sasa.Kehidupan rumah tangga baru mereka jalani beberapa minggu. Namun, Juan sudah menunjukkan kasih sayang tulus pada anak bawaan Sasa yang bernama Aurora.Sejak pertama bertemu dengan Juan, Aurora langsung menyukai pria itu. Apalagi pembawaan Juan yang hangat, dan penyayang, membuat gadis kecil itu merasa nyaman. "Papi .... " Aurora berlari kecil menghampiri Juan yang baru pulang dari kebun.Pada pukul lima sore, Juan mengakhiri aktivitas di kebun milik mendiang kedua orang tua Sasa. Sejak menikah, ia yang belum mendapatkan pekerjaan, berusaha mencari cara untuk menghidupi kedua orang Tersayang.Langkah kaki Juan terhenti di ambang pintu rumah. Wajahnya berseri saat melihat putri sambungnya menghampiri."Aurora." Juan menyambut pelukan gadis berusia empat tahun itu. "Kamu nunggu Papi?"Aurora menganggukkan kepal

  • Ah! Enak Mas Dokter   Gimana Mas?

    Hampir tiga jam Andi berada di dalam rumah reyot Kakek Subur. Selama tiga jam ... Andi terus berteriak kesakitan, bahkan menangis. Nila sudah tidak menunggu di dalam rumah itu lagi. Setelah tadi kakeknya meminta dia untuk menunggu di luar. Ia duduk di kursi panjang yang terbuat dari bambu. Matanya tak lepas memandang pintu rumah Kakek Subur, menunggu proses pengobatan sang kekasih selesai. Sesekali ia menggigit bibir bawah, menahan getaran dari kecemasan hatinya. "Aargggghhh!" "Sakit Kek!" "Abis punya saya!" "Kek, udah! Sakit!" "Masa depan saya Kek. Saya mau nikah sama Cucu Kakek! Jangan dipotong!" Nila menyempitkan mata sambil merapatkan gigi setiap kali mendengar suara teriakan Andi dari dalam rumah reyot itu. Kedua tangan saling menggenggam di atas pangkuan. Meremas kuat-kuat untuk meredakan kecemasan. "Kok lama .... " Nila menatap jam di ponselnya. Sudah lewat dari tiga jam pengobatan itu belum juga selesai. Hingga akhirnya penantian itu berakhir Andi keluar dari ruma

  • Ah! Enak Mas Dokter   Jangan Dipotong, Kek!

    Seperti yang dikatakan Nila tadi, sang Kakek sudah tahu kedatangan mereka ke rumah reyot itu. Belum sempat mengucap salam, Andi dan Nila sudah disambut oleh laki-laki tua berjenggot putih dengan senyuman ramah. "Silakan masuk." Sang Kakek mengajak Nila dan Andi masuk ke dalam rumah yang minim penerangan. Sambil berjalan perlahan menggunakan tongkat kepala Banteng, laki-laki tua itu mengarahkan Andi dan Nila ke tempat duduk di tengah ruangan. Satu meja panjang yang tidak terlalu tinggi, menjadi tempat sang Kakek meletakkan beberapa ramuan dan juga peralatan pengobatan. "Silakan duduk." Kakek itu menunjuk tikar di depan meja. "Kalian berdua sudah lama Kakek tunggu-tunggu." Nila tersenyum. Sementara di sampingnya, Andi terlihat kebingungan. Sejak tadi ia hanya diam sambil celingak-celinguk mengamati sekitar rumah itu. Bangunan dari anyaman bambu yang terlihat reyot dari depan, ternyata bagian dalamnya tampak sangat kokoh. Kayu-kayu jati menjadi penyangga rumah itu, dan

  • Ah! Enak Mas Dokter   Mencoba Pengobatan

    Pernikahan sakral yang diimpikan oleh Sasa akhirnya terwujud. Sejak seminggu yang lalu ia resmi dipersunting oleh Juan_mantan anak buah Marco.Setelah menikah keduanya memilih pindah ke kampung halaman Sasa di Sukabumi.Sementara kisah cinta Andi baru saja dimulai, ia dibawa oleh Nila ke kampung halamannya. Mereka akan meresmikan pernikahan di sana.Namun, sebelum pernikahan itu dilangsungkan, Andi dan Nila memutuskan untuk menjalani pengobatan alternatif untuk membuat Andi menjadi Perkasa.Kik Subur, yang tak lain kakek Nila adalah Dukun paling terkenal di Desa Ciperas.Saat ini Andi dan Nila tengah mengunjungi sang Kakek yang tinggal di bukit terpencil yang jauh dari pemukiman warga."Kamu yakin Kakek kamu sakti, Yang?" Andi menoleh ke samping, menatap calon istrinya sesaat lalu kembali menatap jalanan di depan.Yang ditanya hanya diam, malah sibuk berbicara dengan para followersnya. Nila tengah melakukan siaran langsung di akun sosial media Sejuta Umat.Sejak menjalin asmara dengan

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status